Mereka lulus pada periode sistem yang pertama. Keduanya sangat bangga dengan perjuangan mereka. Setidaknya, mereka memang bertekad dengan tujuan mereka.
Yacht dan Sammy menyelemati mereka dan kemudian membawa mereka kepada Perth dan Por, petugas yang akan mengarahkan mereka untuk periode kedua.
Untuk periode kedua, mereka harus cuti dari kuliah mereka sebab mereka akan sering melakukan perjalanan dan mereka jelas sudah mengurusnya dari sejak jauh-jauh hari. Univeristas dengan mudah memberi mereka izin sebab hal ini sudah sangat biasa bagi mereka yang mengambil sistem ini. Ini sama seperti ketika orang Korea Selatan meminta izin untuk wajib militer meski periode cuti mereka lebih panjang, yaitu dua tahun.
Perjalanan sembilan bulan pertama adalah perjalanan petualangan atau adventure. Mean dan Plan berpikir bahwa ini adalah perjalanan menjelajah hutan dan pantai, menaiki gunung, menuruni lembah, mirip dengan tema lagu Ninja Hattori itu. Namun, kenyataannya bukanlah seperti yang mereka bayangkan.
Por menjelaskan bahwa mereka akan tinggal bersama di sebuah pulau terpencil di Pulau Krabi selama sembilan bulan. Yang paling mengagetkan adalah Neena ikut dalam perjalanan mereka. Artinya selama sembilan bulan, Mean akan tinggal dengan Neena dan Plan di sebuah Pulau terpencil di tengah lautan dan mereka akan diuji ketahanan mereka dalam menjalani kehidupan seadanya.
Persediaan makanan dan lainnya disediakan hanya untuk tiga bulan selama mereka beradaptasi dan selanjutnya mereka harus bertahan hidup sendiri. Selama menjalani itu, mereka dipantau oleh Perth dan Por, tapi ketiganya tak tahu bagaimana mereka memantau kegiatan sehari-hari.
Mereka akan diberikan kesempatan sebanyak satu kali untuk menghubungi Por dan Perth untuk membatalkan di tengah jalan jika salah satu dari mereka tak bisa bertahan.
Mereka diturunkan di pesisir pantai dan Perth, Por serta beberapa petugas lainnya menemani mereka ke sebuah rumah sederhana ala rumah Thailand zaman dulu. Neena melongo. Ia tak yakin bahwa ia bisa hidup di sana. Mereka diajak berkeliling mengenali pulau dan mereka juga diperkenalkan dengan semua yang ada di sana dengan tujuan untuk memudahkan hidup mereka di sana.
Hanya ada satu kamar di dalam rumah itu. Neena langsung mengambil kamar itu. Plan tak mau satu kamar dengannya. Ia membuat tempat tidur dari ayunan pantai yang ada di sana dan Perth dan Por langsung tersenyum. Mean tidur dengan Neena. Ia dipakssa Neena untuk tidur bersamanya karena ia takut dan tak mau tidur sendirian.
Plan tak keberatan.
Bukankah memang seharusnya begitu?
Perth dan Por beserta petugas lainnya meninggalkan mereka pada keesokan harinya. Mereka pulang menggunakan helikopter dan meninggalkan mereka dengan santainya.
Pada bulan pertama, Neena masih bisa bertahan. Ini seperti fase bulan madu pada sebuah pengalaman gegar budaya. Mean dan Neena selalu bersama, seia sekata. Plan seperti nyamuk bagi mereka. Namun, Plan tak peduli. Ia punya cara sendiri untuk menikmati kehidupannya sendiri.
Mereka lebih brutal ketika bercinta. Neena benar-benar ingin menegaskan bahwa Mean adalah miliknya. Lagi-lagi Plan tak peduli. Itu hidup mereka. Mereka boleh melakukan seks setiap hati sampai mereka yak bisa lagi berdiri, Plan sungguh-sungguh tak peduli.
Namun, tidak demikian dengan Mean. Pikiran dan tubuhnya sama sekali tak sinkron. Ia boleh jadi menindih Neena tapi pikirannya sudah mulai bercabang. Ia terlalu sering membayangkan tubuh Plan yang ia tindih.
Ini tidak hanya dipicu oleh kejadian pada malam di rumah Plan saat Mean melihat Plan bercinta dengan Antoine, tetapi juga karena ia sering juga secara tak sengaja melihat Plan mandi di dekat air terjun di dalam hutan dan kadang-kadang berenang di dekat laut dan berjemur. Kulit pucatnya seringkali menjadi merah dan menjadi agak gelap. Namun, itu tak mengurangi kecantikannya. Oleh karena itu, meskipun Neena berteriak kencang karena rasa puasnya bercinta dengan Mean, Mean menikmati percintaannya karena ia membayangkan tubuh orang lain ada di bawahnya.
