Prolog

571 32 5
                                    


"Jeongsan!" Teriak Nora dengan suara melengking sampai urat di lehernya terlihat jelas. Hyerim yang baru saja turun dari tangga membulatkan matanya terkejut lalu mendelik tajam kearah Nora.

"Nora, kenapa berteriak seperti itu? Kau pikir rumahku ini hutan?" Nora menoleh kearah Hyerim dan melangkah mendekati wanita itu dengan nafas memburu.

"Kemana pria tua kembaran mu itu?" Tanya Nora membuat Hyerim membulatkan matanya tak terima.

"Jika kau mengatakan Jeongsan seperti itu, itu sama saja kau mengatai aku tua juga! Kami kembar!" Pekik Hyerim tidak terima membuat Nora menghentikan langkahnya dan mengerjap panik.

"B-bukan seperti itu. Aku hanya—"

"Ada apa, Nora?" Sela Jeongsan yang tiba-tiba saja muncul dari arah dapur dengan secangkir teh di tangannya.

Nora menoleh kearah pemilik suara yang ia cari dan berlari mendekati Jeongsan. Ia pun tak segan memukul perut Jeongsan dengan kuat ketika sampai di hadapan pria itu, Jeongsan menangkup perutnya yang terasa ngilu akibat pukulan Nora dan meringis kesakitan.

"Kenapa kau selalu mengganggu acara kencan ku?! Apa kau ingin aku jadi perawan tua?!"

"Jangan berlebihan, kau tidak akan perawan lagi setelah menikah nanti." Balas Jeongsan dengan suara yang masih kesakitan. Pukulan Nora benar-benar tepat dan sukses membuatnya keringat dingin.

"Dan kalau kau terus mengganggu acara kencan ku, bagaimana aku bisa menikah dan melepas keperawanan ku!" Ucap Nora masih dengan nada tingginya.

"Kau masih kecil untuk menikah, Nora." Sahut Hyerim dan Nora merenggut tak suka.

"Karena aku masih kecil aku harus menikah di umurku sekarang, aku tidak mau jadi bujang lapuk seperti Jeongsan." Tunjuk Nora pada Jeongsan yang hanya santai menanggapi ucapan wanita itu.

"Aku belum menikah dan kau ingin menikah sekarang. Apa kau ingin menikah denganku saja?" Nora membulatkan matanya terkejut ketika mendengar ucapan gila yang Jeongsan lontarkan padanya. Pria itu terlihat santai dan tersenyum dengan ekspresi menyebalkan nya.

"Dasar bedebah gila!"

"Terima lamaran itu, Nora!" Sahut Hyerim lalu berteriak antusias bahkan bertepuk tangan kegirangan.

"Aku tidak mau." Hyerim mengernyitkan dahinya dan menatap Nora bingung.

"Kenapa? Bukankah kau sejak kecil menyukai Jeongsan?" Nora terkesiap pelan dan melirik kearah Jeongsan yang tengah menatapnya dengan tatapan menggoda.

"Itu dulu, jelas saja berbeda dengan sekarang." Elak Nora dengan kegugupan yang ditutup-tutupi.

"Jika Jeongsan menikah dengan wanita lain, kau akan menyesal dan menangis dipojokkan." Balas Hyerim yang di balas gelengan kepala tegas dari Nora.

Dengan ekspresi angkuh dan sombong, Nora berkata. "Ada paman Jungkook yang akan menjadi suamiku nanti dan kalian akan menjadi anak-anakku." Ucap nya dengan percaya diri, Hyerim pun tertawa terbahak-bahak dan Jeongsan menatap Nora seakan wanita itu gila.

"Bocah ini, aku baru sampai dia sudah mencari masalah denganku." Semua yang ada di ruangan pun menoleh kearah suara yang terdengar kesal dari arah pintu. Terlihat disana Yeri masuk kedalam rumah bersama sang suami.

Nora melebarkan senyumannya saat melihat Jungkook. "Oh, calon suamiku sudah pulang." Ucap nya lalu berlari kearah Jungkook, memeluk pria yang sudah berusia empat puluh lima tahun itu dengan erat tanpa memikirkan wanita yang ada di samping pria itu.

Yeri yang melihat aksi nekad Nora pun mulai bergerak untuk perang melawan gadis muda yang memeluk erat suaminya.

"Aku akan hitung dari satu sampai tiga. Jika kau tidak melepaskan pelukanmu dari suamiku, kau akan mati mengenaskan di tanganku." Ucap Yeri memberikan peringatan pada Nora yang masih bermanja-manja di dada suaminya.

"Satu!" Yeri pun mulai menghitung membuat semuanya jadi panik, kecuali Nora.

"Nora, jangan bermain api dengan mama! Lepaskan pelukanmu!" Teriak Hyerim dengan tatapan ngeri kearah Ibunya.

"Dua!" Jungkook berusaha melepaskan pelukan Nora yang semakin erat dan tampak tidak peduli dengan tatapan membunuh Yeri.

"Jeongsan! Lakukan sesuatu!" Teriak Hyerim pada kembaran nya yang menghela nafas kasar lalu mendekati Nora dan Ibunya.

"Tiga! Jangan pernah main-main dengan wanita tua berjiwa muda sepertiku, Min Nora." Ucap Yeri lalu menjambak rambut Nora dan menariknya dengan kuat hingga Nora jatuh terjengkang ke belakang dan berakhir mengenaskan di lantai. Semua yang ada di sana pun berteriak secara bersamaan.

"Nora!"

"Mama!"

Oh shit.



TBC

Cerita ini akan di mulai hari ini, mau di lanjut?? Kalo mau, aku akan update di setiap hari rabu.

Dan mau bilang kalo alur cerita baru ini akan sedikit berbeda dari 'In The End'.

Semoga kalian suka.

Jangan lupa vote dan komen.

Annyeong 💜

ONE DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang