Chapter 2

172 22 1
                                    


Nora memelankan langkahnya saat menuruni anak tangga, tatapannya tertuju pada Jeongsan yang ada di meja makan bersama keluarganya. Ia melanjutkan langkah dan menyapa orangtuanya yang sedang sarapan.

"Kenapa kau ada disini? Apa kau tiba-tiba jatuh miskin sampai menumpang sarapan di rumahku?" Ucap Nora sembari menarik kursi di samping Jeongsan lalu duduk disana.

"Perlu kau koreksi, ini rumah orangtuamu bukan rumahmu." Balas Jeongsan membuat Nora mendelik tajam kearahnya.

"Jeongsan akan menjagamu selama Papa dan Mama pergi."

"Apa?! Tidak mau!" Tolak Nora mentah-mentah lalu menatap tajam Jeongsan. "Kau benar-benar jatuh miskin?" Pekik Nora tak percaya. Jeongsan mengabaikan Nora tanpa berniat menjawabnya.

"Hanya Jeongsan yang Papa percaya dan hanya Jeongsan yang bisa mengaturmu." Ucap Suga membuat Nora menoleh kearah Ayahnya dan memberikan tatapan terkejut.

"Aku bisa menjaga diriku sendiri, Papa." Bantah Nora yang dibalas gelengan kepala dari Suga.

Suga menatap tajam putrinya sebelum berbicara, "Untuk kali ini saja menurut pada Papa, Papa akan pergi jauh dan jadilah anak yang baik. Apa bisa?" Ucap nya dengan nada tegas, Nora menghela nafas panjang saat melihat tatapan mata ayahnya yang menyuruhnya untuk menurut.

"Baiklah..." Ucap Nora dengan nada pasrah.

.
.
.

"Aku tidak mengerti kenapa kau bisa menerima permintaan Papa seperti ini." Ucap Nora sembari masuk kedalam mobil dengan gerakan kasar. Jeongsan melirik kearah Nora yang tengah memakai seatbelt disampingnya.

"Apa kau keberatan?"

Nora mendelik tajam kearah Jeongsan, "Tentu saja! Kau memiliki banyak pekerjaan, kau pria sibuk, bagaimana bisa kau menerima hal kecil dan membuang waktu seperti ini?" Sewot Nora lalu memalingkan wajahnya kearah jendela.

Jeongsan menjalani mobilnya setelah melihat Nora sudah siap ditempatnya, "Keselamatanmu itu hal yang besar dan penting untukku, Nora." Gumam Jeongsan yang tidak terdengar Nora.

"Apa? Kau bicara apa?"

"Tidak ada." Nora memberikan tatapan curiga pada Jeongsan yang fokus melihat jalan di depan.

"Papa membayarmu berapa? Aku bisa memberikannya dua atau tiga kali lipat dari Papa." Ucap Nora dengan angkuh.

Jeongsan tersenyum miring, "Kau yakin? Papa mu memberikan semua aset-asetnya padaku." Balas Jeongsan membuat Nora membulatkan matanya terkejut.

"Really?! Tidak mungkin!" Protes Nora tak terima.

Nora tidak percaya Ayahnya berani berbuat nekad seperti itu, bahkan ia belum tahu semua aset yang Ayahnya miliki, hanya beberapa, itupun atas namanya yang ia ketahui. Tapi Jeongsan? Jeongsan itu orang lain di keluarga kami, walaupun orangtua kami berteman baik layaknya saudara. Kenapa ia lebih tahu daripada aku yang notabene anaknya.

"Kenyataannya seperti itu." Balas Jeongsan dengan datar.

"Ini gila! Dan kau yang paling gila!" Pekik Nora yang diabaikan Jeongsan. "Lalu kau akan menginap di rumah selama orangtuaku pergi? Kita hanya berdua disana?" Nora bergidik ngeri saat membayangkan hal itu terjadi dan ia jadi berpikir apa yang akan ia lakukan bersama Jeongsan selama tinggal bersama? Berdua?

"Ada Hyun. Kau melupakan adikmu." Dan Nora melupakan hal itu. Ia masih memiliki adik laki-laki yang umurnya lima tahun dibawah nya.

"Bocah itu bahkan tidak tahu arah jalan pulang." Ketus Nora membuat Jeongsan tersenyum geli.

"Hyun lelah memiliki kakak yang berisik sepertimu, maka dari itu ia memilih rumah Paman Jaemin sebagai tempat tinggalnya." Ucap Jeongsan membuat Nora mendelik tajam kearah pria itu.

"Bukan itu! Tapi ia menyukai adik Jaehyun oppa."

Jeongsan mengernyitkan dahinya, "Minjeong?"

"Memang siapa lagi?"

"Sepertinya akan ada cinta segitiga diantara adik kita bertiga." Ucap Jeongsan yang dibalas Nora dengan reaksi terkejutnya.

"Hyesan menyukai Minjeong juga?" Nora menutup mulutnya tak percaya saat melihat Jeongsan menganggukkan kepalanya.

"Apa itu artinya keluarga kita akan perang?" Jeongsan mengernyitkan dahinya saat mendengar ucapan konyol Nora.

"Apa maksudmu?"

"Hyesan dan Hyun menyukai Minjeong, itu artinya mereka akan merebut Minjeong untuk jadi— aw, sakit!" Ucapan Nora terhenti saat merasakan sentilan yang lumayan kencang di keningnya.

"Singkirkan pikiran konyol dan jelek mu itu."

"Kau bisa mengatakannya tanpa memberikan sentilan padaku. Ini sakit." Keluh Nora sembari mengusap keningnya yang sakit. Matanya berlinang saat merasakan perih dan pusing di kepalanya.

Nora menoleh kearah Jeongsan saat tangan pria itu menarik tangannya yang sedang mengusap keningnya yang sakit. Nora melihat Jeongsan mendekati jarak tubuh mereka dengan tatapan datar pria itu.

Lalu tak lama ia merasakan usapan lembut di atas keningnya dan kecupan singkat disana. Nora mengerjapkan matanya dan terkesiap pelan saat mendapatkan perlakuan seperti itu dari Jeongsan, untuk pertama kalinya.

"Maafkan aku."




TBC

Hi, kembali update cerita ini lagi.
Maaf update nya kelamaan:D

Semoga kalian suka.

Jangan lupa vote dan komen, ok?

Stay safe.

Annyeong 💜

ONE DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang