Bab 1: Manusia

40 3 0
                                    

'Dateng ngga yaa' Kata nada dalam hati. Rasa malas mendadak mengusai pikiran wanita berusia 23 tahun itu. Ia berdiri dipinggir jalan lebih dari satu jam. Jika di lihat dari sini, beberapa meter didepan sedang ada yang mengadakan pesta pernikahan. Wanita itu diam disamping pohon sambil bersembunyi ketika ada mobil yang lewat.

"Kenapa ngumpet disini? " Suara yang sudah sangat nada hafal tiba-tiba mengejutkannya.
Nada yang kaget dengan suara itu hanya bisa mendengus kesal. Ia hanya menggeleng kemudian pergi meninggalkan tempat persembunyiannya, menjauh dari tempat pesta pernikahan.

"Kalo ngga mau dateng tuh, diam-diam aja dirumah, ngga usah nyari tempat sembunyi terus." Kata angkasa, laki-laki yang membuat nada memutuskan untuk meninggalkan tempat persembunyiannya.
Angkasa mengikuti nada yang tidak bicara sedari tadi, wanita itu hanya sibuk melihat jalan seperti seorang pencuri sambil menutupi wajahnya dengan tas yang ia bawa.
Angkasa hanya tersenyum melihat kelakukan wanita aneh itu.

"Kamu kok disini sih?" Tanya nada setelah menemukan tempat yang aman dan jauh dari tempat tadi.

"Kalo saya diundang saya pasti datang. Saya bukan kamu" nada tahu angkasa sedang mengejeknya.

"Yang ngundang siapanya kamu? "

"Teman SMA , mempelai laki-lakinya, kamu?"

"Teman SMP, mempelai wanitanya.. Saya ngga mau jawab ya kalo kamu nanya kenapa saya ngga kesana. Kamu pasti sudah tahu jawabannya"

Angkasa mencerna ucapan nada, ia diam beberapa saat. Sampai akhirnya angkasa tersenyum dan mengajak nada pergi dari tempat itu.

"Kamu ngga kesana?" kata nada heran.

"Kan udah saya bilang, saya itu bukan kamu.. Tugas saya sebagai tamu udah selesai, sekarang mau jalanin tugas yang lain. Ayo cepat"
Bagi nada, angkasa itu orang aneh. Sesering apapun dia bilang untuk jangan sembunyi, sesering itu juga dia bantu nada untuk tetap pada persembunyiannya.

Nada POV

Angkasa membawa saya ke apartemennya. Sebenarnya saya tidak kaget dia membawa saya kemari, tapi sepertinya beberapa terakhir ini dia lebih suka membawa saya kesini ketimbang berjalan diluar. Biasanya, angkasa adalah orang yang paling tahu tempat menyenangkan.

"Diluar panas" seperti mempunyai indra keenam, angkasa menjawab pertanyaan saya dalam hati 'kenapa kesini lagi?'

"AC mobil mu tidak rusak"

"Satu jam berada dimobil apa tidak bosan?" angkasa menunggu jawaban yang dia sudah tahu jawabannya. Menyebalkan.

"Cepat buka pintunya" kataku kesal.

"Saya ingin pulang kerumah saja" Kata angkasa sambil membuka pintu apartemennya.

"Apartemen bukan rumah"

"Sama saja.. "
Pintu apartemen itu terbuka. Saya heran dengan manusia satu ini, dia ini pemalas nomor dua setelah saya. Tapi apartemennya selalu rapi dan bersih. Kalau ditanya sewa pembantu atau ngga, bilangnya ngga. Apa dia punya alat pembersih ajaib?

"Saya sudah stock es krim untuk kamu, kalo kamu mau masak, masak saja. Kalo ngga, tunggu saya"
Saya mengangguk paham. Saya pergi ke dapurnya dan melihat kawan dingin saya disana. Es krim rasa coklat kacang, tidak ada tandingannya. Kulkas angkasa sangat penuh, tidak seperti biasanya. Sebenarnya ingin memasak tapi tidak dengan baju seperti ini, ini amat sangat tidak nyaman.

RangkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang