Bab 6: Semu

31 2 0
                                    

Tiba-tiba dering ponsel berbunyi..
Angkasa membuka matanya dengan cepat, menjauhkan tubuhnya dan beranjak ke dapur.
Saya mencari sumber bunyi yang menghanguskan niatan angkasa itu, kali ini saya berhutang budi pada si penelepon itu..
Tenyata dino..

"Halo"

"Halo ka"

"Kenapa?"

"Aku menginap dirumah aldin yaa, tugas nya belum selesai.. Ngga ada angkutan umum juga jam segini.. Lagian besok kan hari minggu"

"Serius?"

"Mau video call? "

"Yasudah"

"Yaudah hati-hati dirumah yaa" kata dino memutuskan obrolan kami di ponsel.

"Siapa?" tanya angkasa.

"Dino"

"Kenapa?"

"Mau menginap dirumah aldin katanya"

Angkasa mengambil jaketnya dan mengajak saya untuk makan diluar, sedang malas masak katanya. Sikap angkasa sudah seperti biasanya, sepertinya dia juga ingin saya melupakan kejadian tadi. Angkasa bahkan tidak membahasnya sedari tadi, saya pun begitu. Kami pun pergi untuk mencari makan diluar, angkasa mengajak saya makan mie ayam langganan kami.

Sudah lama kami tidak makan mie ayam pinggir jalan yang sering kami kunjungi waktu kuliah dulu. Mudah-mudahan rasanya masih sama.. enak dengan porsi yang cukup banyak dari mie ayam lainnya. Dan kali ini masih sama.. Saya kesini masih dengan angkasa.. Sepertinya saya juga tidak punya niatan untuk mengajak orang lain kesini selain bersama angkasa. Tidak tahu kenapa..

"Ngga usah terlalu banyak sambal nya, nanti sakit perut"

"Ini sedikit" kata saya sambil menuangkan sambal favorit ke dalam mangkuk berisi mie ayam itu.

"Memangnya pencinta manis juga suka pedas?" pertanyaan yang selalu angkasa lontarkan disetiap makan makanan pedas.

"Memangnya harus memilih salah satu?"

"Dua es krim yang kamu makan tadi pasti akan berkelahi dengan sambal mie ayam ini diperut mu nanti"

"Ngga akan" sambil menyuapkan mie kedalam mulut. Ahh rasanya tidak pernah berubah, benar-benar enak.

"Besok saya jemput jam 4 kalau ngga telat, ada yang mau saya urus dulu"

Ah saya lupa.. Amira besok menikah. Saya mengangguk mengerti.

Setelah selesai makan, angkasa mengantar saya pulang.. Tadinya ia berencana untuk langsung pulang setelah mengantar saya.. Tapi sepertinya akan turun hujan malam ini, gemuruh petir mulai terdengar. Angkasa mengurungkan niat nya dan malah masuk kerumah dengan paksa.

"Ngga apa-apa, nanti saya telepon kamu kalau saya merasa takut, lagi pula sudah makan mie ayam tadi jadi tenang saja"

"Saya juga ngga akan melakukan apapun tenang saja"

"Kamu bilang besok ada hal yang mesti kamu urus, jadi pulang.. Istirahatlah" sambil menarik tangannya untuk keluar.

"Saya ngga mau menyesal kayak dulu nad, saya ngga mau biarin kamu sendirian padahal kamu dan saya tahu kalau kamu ngga bisa sendiri, jadi jangan buat saya merasa bersalah lagi"

"Iya tapi situasi nya beda angkasa, saya ngga papa kali ini"

Saya hanya ngga ingin saya terus bergantung ke kamu saat saya ngga punya siapa-siapa, angkasa. Saya mau meyakinkan diri saya sendiri kalau saya mampu walaupun tanpa kamu.

RangkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang