17

51 9 10
                                    

~Markochang~

[20.14]

Mon |

[21.22]

Sibuk gak? |

[22.03]

Nite, Komon |
Jan cape2, ntar sakit |
Makan dulu sblm ngorok |

[23.42]

| sori br balik rapat
| knape?

[01.03]

| dah tidur lu?
| besok deh gw tlp
| nice dream buluk

***

Jinee tanpa sadar mengamati - lagi - layar pipih yang masih menyala. Matanya memancarkan sebuah pengharapan, namun sayangnya tak ada apapun di sana. Bahkan hingga matahari kini tengah di puncak, benda pipih itu tak juga memberikan tanda-tanda "kehidupan". Jinee menghela napas entah untuk yang ke berapa kali. Akhirnya ia padamkan - lagi - layar itu.

Menyeruput jus jeruknya tanpa minat, matanya menyapu pemandangan berupa halaman kampus yang terlihat dari kantin tempatnya berdiam diri.

"Berangkat sendiri aja kali yak?" tanyanya pada diri sendiri.

Ah, iya, Jinee memang punya rencana akan mengunjungi makam sang ibu hari ini. Tadi malam juga sebenarnya ingin mengajak Marko, tapi sepertinya anak itu sedang sibuk. Janji mau telepon saja sampai sekarang belum ada. Pasti sibuk sekali kan?

"Tapi kok ya males motoran. Cape nyetir euy ... mana panas jugak," ocehnya lagi. Yang biasa tinggal peluk-peluk dari boncengan Marko doangan mah ya ... begini ini akhirnya.

Sebelah tangan menopang dagu malas-malasan. Ia kembali menarik gelas jusnya mendekat. Bukan untuk menandaskan isinya, tangan lain hanya ia gunakan untuk memainkan sedotan di sana sambil matanya lagi-lagi menatap benda pipih yang masih juga padam. Tanpa sadar, ia mengetuk layar datar itu lagi. Saat menyala, tak ada apapun selain gambar susunan buku bertema monokrom yang terlihat. Kekecewaan kembali menyeruak begitu saja. Namun segera ia tepis jauh dengan menggeleng pelan.

"Apaan sih, udah gila apa?" ujarnya kala mengukir senyum hina.

"Udah ah, berangkat aja gue, dari pada gila beneran lama-lama!" Gadis itu segera menyedot tandas isi gelasnya, lalu bergegas menarik tas dan berlalu dari sana.

***

Kedua mata lelahnya melirik deretan angka di pojok layar ponsel. Terlihat angka-angka berikut: 19.47. Sayangnya, otaknya tak menangkap sama sekali maksudnya. Kepalanya kosong. Matanya mengerjap linglung. Dan tepat saat itu, sebuah kejadian ganjil terjadi begitu saja.

Sebuah motor berhenti tepat di depannya. Pengendaranya turun dan menghampiri gadis yang masih terdiam dengan ponsel di tangan itu. Tanpa aba-aba, tangan kasarnya menyentak kuat lengan si gadis, membuatnya terdongak kaget.

"Ayo pulang, aku cariin dari tadi taunya kamu di sini," ujar laki-laki itu.

Karena masih dalam keadaan kaget, si gadis tak merespon banyak. Ia hanya menatap bingung ke arah laki-laki yang berdiri menjulang di depannya.

Chit-chattingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang