18

55 10 1
                                    

"Minum dulu." Segelas teh hangat tersodor di depannya.

Jinee mendongak dan mendapati senyum menenangkan Deffo di sana. "Thanks." Ia kemudian menarik gelas kaca itu. Menyesap isinya sedikit, lalu setelahnya, kedua tangannya bertahan menyelimuti gelas. Berusaha mendapat kehangatan dari sana. Dan isi kepalanya kembali berkelana, mencari-cari ketenangan lewat segala hal dalam ingatannya yang dapat membantu.

"Udah enakan?" Suara Deffo kembali menarik atensinya. Jinee hanya mengangguk.

"Gak ada yang sakit, bener?"

Kali ini, Jinee menggeleng sambil mengukir senyum. "Gak ada, tenang aja. Masih gak percaya aja gue, bisa-bisanya ketimpa kejadian kayak tadi."

"Nah itu, lo ngapain di sana sendirian gitu?"

"Tadi gue dari pinggiran kota sana. Pulang udah sore banget kan, nyari angkot yang ke arah rumah jam segitu susah. Untung tadi ada satu tuh yang lewat. Gak narik sih, udah mau pulang bapaknya, tapi karena lewat daerah sini ya udah gue ikut aja, soalnya udah lumayan deket rumah. Nah, diturunin dah tuh di jalan tadi sama bapak angkotnya gue. Ya, gitu deh terus." Jinee tak meneruskan ceritanya karena dirasa Deffo sudah tahu kelanjutannya.

"Jadi, abis turun dari angkot, tu orang gila tadi langsung nyamber narik-narik elo gitu?"

"Eh, enggak langsung gitu sih ...."

Mendengar kalimat ringisan Jinee, pemuda di depannya menaikkan alis.

"Turun dari angkot gue diem dulu tadi, deket-deket pedagang kaki limaan itu deh. Niatnya mau pesen ojol, tapi tau malah bengong gitu, soalnya gue juga ngantuk sih tadi. Terus gitu deh tiba-tiba ...." Kembali gadis itu meringis malu.

Deffo menarik napas, meyangkan akan sikap kurang waspada Jinee. Padahal, jika saja dia lebih berhati-hati, tidak melamun di pinggiran jalan begitu, kemungkinan kejadian tadi tidak akan menimpanya. "Lain kali hati-hati. Untung tadi gue beli makan deket sini, kalo enggak? Udah ilang kali lo."

Ah iya, omong-omong mereka sedang di salah satu warung makan di sekitar tempat kejadian tadi. Lokasinya masih sekitaran kampus yang memang dekat dengan kos-kosan, termasuk kosan Deffo. Itulah sebabnya dia tadi bisa kebetulan ada di sana.

Dan Jinee hanya bisa kembali meringis malu. "Sorry," lirihnya kemudian. Sadar betul bahwa kejadian tadi, sedikit banyak karena sikapnya yang kurang berhati-hati.

"Lo nggak ada yang bisa buat jemput emang?"

"Ngg ... Itu, lagi sibuk kayanya."

"Mm ..." Deffo mengangguk-angguk paham. "Ya udah, gue anter aja kalo gitu."

"Eh, nggak usah, Deff. Gak perlu, gue pesen ojol aja," katanya sambil mengangkat handphone. Meyakinkan si pemuda jika dia bisa mengurusnya sendiri setelah ini.

Sayangnya, ekspresi Deffo menunjukkan ketidak setujuannya seketika. Tangannya bahkan telah menurunkan tangan Jinee yang masih menggantung itu. "Gak tenang gue kalo liat lo belom nyampe rumah baik-baik aja. Gue anter aja ya?"

Meski tak enak, tapi akhirnya Jinee mengangguk pasrah. Bersyukur juga diam-diam, karena sebenarnya dia juga masih sedikit takut. Takut sisa hari ini ternyata masih akan semakin buruk jika dia belum sampai rumah.

***

Deru motor Deffo perlahan memelan, lalu mati ketika ia sampai di depan salah satu rumah berpagar kayu tinggi. Gadis di boncengannya melompat turun. Deffo mengedarkan pandangan ke sekitar. Sangat sepi, well namanya juga perumahan - elit pula. Mengangguk sekali, Deffo merasa telah melakukan hal yang benar dengan mengantarkan Jinee sampai di depan gerbangnya.

"Helm lo. Thanks banget." Jinee mengulurkan benda hampir bundar itu ke depan Deffo yang memilih bertahan di atas motor.

Tangan Deffo mengambilnya, lalu menggantung di gantungan yang ada di antara pijakan kakinya.

"Mo mampir dulu gak?"

Berbarengan dengan itu, suara berisik gerbang yang membuka di belakangnya terdengar. Otomatis dua orang di sana menoleh kaget.

Muncullah sosok manusia yang Jinee pikir sangat - sangat-sangat-sangat - sibuk belakangan. Menatap penuh keduanya dengan sambil berkacak pinggang, orang itu berseru marah, "Dari mana lo? Jam segini baru nyampe rumah!"

Mampus, ngapa bisa di mari sih, Si Monyet?

▫▪◼▪▫

~TahuBaCem~

)()()(

Chit-chattingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang