Part 4: Buku.

1.2K 21 0
                                    


"bantuin aku dong" Sinka meminta tolong padaku, wajahnya benar-benar serius.

"eh... bantu apa?" tanyaku sambil menutup buku yang kubaca.

"kamu kan pinter, bantuin aku ngerjain tugas dong!" Sinka nyengir padaku.

"loh tapi kan kita beda jurusan" balasku kebingungan.

Sinka terdiam, wajahnya nampak bingung. Ia masih menatapku namun pandangannya terlihat kosong. Dia terdiam beberapa detik lalu tertawa tanpa suara.

"iya juga ya ini kan bukan kyak di SMA hahaha" Sinka menertawai dirinya sendiri, namun ia berusaha menahan agar suaranya tidak keluar.

Aku bengong melihat tingkahnya itu. Ia sepertinya seorang gadis yang lola, alias loading lama. Memang Tuhan itu adil, seorang cewek supel, cantik, ramah, baik dan lucu, hampir sempurna sekali sehingga diberikan kekurangan dibagian otaknya. Melihatnya yang masih nyengir-nyengir geli membuatku berdebar, manis sekali gadis didepanku ini.

"hmm aku kok masuk sastra jepang ya?" tanyanya tiba-tiba.

"loh mana aku tau..." balasku.

"emang deh wibu, dipikir suka nonton anime langsung jago bahasa jepang ya. Tulisannya keriting keriting huft" Ia mendengus kesal, namun wajahnya yang kesal itu begitu lucu.

Gadis imut ini menggembungkan pipinya dengan raut wajah yang kesal namun ia memanyunkan bibirnya. Aku bengong melihat dia yang seperti itu, kelucuannya sangat melewati batas. Mungkin kalau sekarang aku berada di dunia kartun, pasti hidungku sudah mimisan melihat tingkahnya ini. Aku sudah hilang fokus untuk belajar dan membaca, melihat tingkahnya saat belajar membuatku berharap akan menunggu kelas siangku lebih lama.

"oi oi, bengong dia! Kenapa? Aku aneh ya?" Ia menatapku heran.

"ah gak kok. Cuma gak biasa ketemu cewek unik kyak kamu. Lucu" balasku padanya.

"eehhh...." Sinka terkejut dan wajahnya bersemu.

Aku sadar bahwa mulutku keceplosan, malu sekali rasanya, aku berpura pura kembali membaca bukuku akibat malu yang kurasakan. Kami berdua kembali terdiam, canggung, sehingga kami kembali fokus pada apa yg tadi sedang di lakukan.

"Niel..." Sinka memanggilku.

Aku menoleh karena panggilannya itu. Namun Sinka malah sibuk mencoret-coret sesuatu diatas kertas, membuatku penasaran. Ia sepertinya serius lpsekali, lucu sekali melihat dia yang sedang serius ini. Ekspresi serius sangat tidak cocok di wajahnya, ia mengeluarkan sedikit lidahnya di tepi bibirnya ketika sedang fokus, unik sekali. Tak berapa lama kemudian ia telah selesai dengan apa yang di buat lalu memperlihatkannya padaku.

"wah bagus banget! Apa ini Sin?" balasku penasaran dengan gambar yang ia buat.

"ini kamu! Kalau yang ini aku!" jelasnya sambil menunjuk gambar itu.

Aku melihat gambarnya dengan seksama, ia dapat menggambar character 2D ini dengan sangat cepat. Ia menggambarkan character ku sedang memegang sebuah buku sedangkan character nya sendiri ia gambarkan sedang memegang sebuah boneka babi.

"wah kamu jago gambar ya. Keren!" puji ku padanya, ia nyengir menerima pujian dariku, gingsulnya yang terlihat membuatnya tampak sangat manis.

"hehe iseng aja kok! Tapi aku emang dari dulu mau jadi mangaka" balasnya dengan mata berbinar.

"nah kenapa kamu gak jadi mangaka aja setelah lulus?" tanyaku padanya.

Sinka menunduk dan terdiam, sepertinya aku salah bertanya.

"Sin maaf" aku meminta maaf padanya.

"ah gomen, kalo ngomongin mangaka aku jadi kepikiran aja sama ide ideku buat manga yang aku buat haha" Sinka tertawa kecil.

Keep It As A Secret!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang