Part 10 : Merah.

1.6K 18 0
                                    

"Daniel, sini nak!" Om Ichwan memanggilku yang sedang membantu Eve belajar.

"Iya sebentar Om" jawabku, aku meninggalkan Eve yang tetap melanjutkan tugasnya menuju ke ruang tamu.

Aku menuruni tangga menuju ruang keluarga dan mendapati Om Ichwan sedang duduk di sofa single sedangkan Ariel duduk di sofa panjang. Jantungku berdegup kencang melihat pemandangan ini.

"Duh kenapa nih? Masa ketauan?" Pikirku, tanganku mulai bergetar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Duh kenapa nih? Masa ketauan?" Pikirku, tanganku mulai bergetar.

Aku duduk di sofa di sebelah Ariel yang memperhatikanku, mata Om Ichwan juga terus mengikuti pergerakanku. Ia tersenyum tipis saat aku telah duduk di sofa dan menatap kearahnya.

"Daniel..." Om Ichwan memanggil namaku.

"I.. iya om" balasku grogi.

"Loh kenapa? Santai aja Niel" Om Ichwan menepuk lututku.

"Jadi gini..." Om Ichwan membuka pembicaraan.

Ia menyeruput kopi susu hangat yang sejak tadi berada di meja. Kata-katanya yang terhenti itu membuatku penasaran dan bertanya-tanya apa kelanjutannya.

"Kamu kan berangkat selalu sama Ariel, kamu juga pulang selalu sama Ariel. Kamu keberatan gak?" Tanya Om Ichwan padaku.

"Gak om!" Jawabku cepat, bagaimana mungkin aku keberatan bisa selalu bersama kekasihku seperti itu.

"Hahaha cepet banget kamu jawab ya..." Om Ichwan tertawa akibat jawabanku, Ariel menyenggol lenganku agar bersikap biasa.

"Om cuma gak enak liat kamu di rumah terus karena harus nganter jemput Ariel dan bantuin Eve belajar. Jadinya kamu gak punya waktu untuk main sama teman-teman" Om Ichwan menjelaskan maksudnya.

"Dia mah gak punya temen Pi, gapapa" tambah Ariel meledek.

"Hahaha Iya om saya gak masalah, toh temen saya juga gak nongkrong Om. Jadi saya gak pernah pulang malam kyak Ariel" balasku pada ledekan Ariel.

Ariel mencubit lenganku karena kata-kataku barusan. Om Ichwan tertawa melihat kami berdua yang jadi berdebat.

"Om sebenernya mau minta tolong kamu lagi, cuma Om gak enak sama kamu" Om Ichwan berdehem sebelum melanjutkan kata-katanya, "kamu mau anter Ariel juga kalau ada kegiatan JKT48? Karena kalau Om jemput Ariel lalu jemput Eve sering buat mereka telat. Maksud Om biar lebih mudah aja kalau Om antar Eve lalu kamu antar Ariel"

Aku melirik kearah Ariel yang sedang tersenyum lebar, ia mengangguk sedikit kearahku memberi kode. Aku tak bisa menahan senyum senangku karena aku menjadi dapat waktu lebih banyak bersama Ariel.

"Boleh Om gak masalah kok. Saya gak sibuk juga" balasku mengiyakan.

"Nanti kamu Om tambahin uang jajan kamu buat ongkos. Karena antar Ariel kegiatan JKT48 itu cukup lama jadi kamu bisa ngapain dulu gitu." Tambah Om Ichwan sambil menepuk lututku kembali.

Keep It As A Secret!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang