Bag 4

517 49 2
                                    

Usia kandungan Seokjin kini sudah memasuki angka 4 bulan. Dimana lingkar perutnya mulai berbeda dan terasa kencang di beberapa bagian.

Untuk mengetahui apa jenis kelaminnya masih belum bisa di pastikan karena janinnya masih ingin merahasiakan dari ibunya.

Suatu hari entah kenapa Seokjin sangat ingin membuatkan bekal makan siang untuk suaminya. Sedangkan ia tahu kalau suaminya terbiasa makan siang bersama para petinggi perusahaan di restoran atau memesan makanan dan di bawa ke kantor tempatnya bekerja.

Tapi janin dalam kandungannya itu terus membisikkan agar Seokjin membuatkan kudapan lezat lalu mengantarnya ke kantor Namjoon yang berada di pusat ibu kota. Tidak bisa menolak, Seokjin membuatkan makanan itu dan langsung bersiap-siap.

Setelah kurang lebih setengah jam, akhirnya Seokjin tiba di sebuah gedung yang tidak begitu besar seperti gedung tinggi di sampingnya, tapi bangunannya terlihat sederhana namun elegan. Ini adalah pertama kalinya ia datang ke tempat perusahaan milik suaminya.

Tubuhnya sedikit berkeringat karena perasaan gugup menyelimuti dan di salah satu lantai gedung ini menjadi kantor pusat perusahaan milik keluarga Namjoon berada. Dan katanya di dalam gedung mewah ini, saham terbesar di miliki oleh keluarga besar Namjoon.

Ketika Seokjin pertama kali memasuki gedung, Seokjin langsung menjadi pusat perhatian karyawan kantoran disana. Baik tatapan iri dari karyawan wanita sampai mengagumi bagi karwayan laki-laki. Namun Seokjin sendiri merasa risih karena ia merasa tidak memakai pakaian mencolok atau seksi. Dan ia juga sedang hamil meski perutnya belum membuncit secara sempurna. Tapi mengapa mereka menatapnya seperti itu? Seolah-olah ada makhluk unik yang baru dilihat pertama kali.

Seokjin langsung menuju bagian resepsionis. Dan resepsionis itu menyapanya begitu ramah.

"Ada yang bisa kami bantu, nyonya?"

Seokjin merapat ke meja resepsionis dengan sesekali melihat ke arah sekeliling,

"bolehkah aku tahu dimana ruang kerja Namjoon?"

"Ruang kerja Tn. Kim Namjoon ada di lantai 7" jawab resepsionis itu.

"bisakah kau mengantarku kesana?" Pinta Seokjin. Ia mengeratkan kotak berisi bekal makan siang yang ada di tangannya.

"tentu nyonya. Tapi saat ini tuan Kim sedang makan siang"

"makan siang?" Seokjin mengulang ucapan resepsionis itu.

"Ya nyonya, dia akan kembali setengah jam lagi. Tapi jika anda punya urusan penting, Anda bisa menunggunya di lobby, mari saya antar" resepsionis itu hendak keluar dari area kerjanya.

Tapi Seokjin segera mencegah resepsionis itu beranjak. "Tidak perlu, aku tidak lama disini."

Dan resepsionis itu hanya mengangguk mengerti dan tetap berada di tempatnya.

"Aku permisi"

"Eeee tunggu nyonya!" Resepsionis itu kembali memanggil Seokjin dan Seokjin berbalik badan, "Kalau boleh saya tahu, dengan saya berhadapan?"

Sebuah perasaan mengganjal tiba-tiba muncul. Namun Seokjin menunjukkan senyum manisnya.

"Saya dokter Kim" sahut Seokjin. "Tapi kau tidak perlu mengatakan ada yang mencarinya, saya hanya menyempatkan mampir kesini"

Resepsionis itu kembali mengangguk dan akhirnya mempersilahkan Seokjin untuk pergi.

Ada rasa kecewa saat Seokjin berjalan menuju pintu masuk/keluar gedung. Ia ternyata terlambat karena Namjoon sedang makan siang. Wanita itu hanya melirik ke bawah dimana di tangannya masih tersimpan rapih kotak bekal makan siang yang sudah ia siapkan. Mungkin ini berkah untuk bayinya karena jujur saja Seokjin belum makan siang.

What Is True Love? (NamJin GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang