Bag 2

666 52 18
                                    

Lamaran itu akhirnya terlaksana. untuk pertama kalinya, Seokjin bertemu dengan pria yang akan menikahinya. Dia pria bertubuh tinggi, dengan tubuh yang cukup atletis dan lesung pipi menghiasi wajah manisnya. Namun tetap saja hal tersebut tidak membuat Seokjin tertarik.

Ya, Seokjin menerima lamaran semata-mata karena tidak tega dengan kondisi ayahnya. Bukan karena cinta. Sedikit pun tidak.

Ia melihat jari manisnya dimana disana terlingkar sebuah cincin dengan berlian yang sangat indah. Tapi ia justru menatapnya dengan ekspresi jijik. Dia berharap bisa melemparkan dan membuang cincin ini jauh-jauh. Lalu pergi dari acara lamaran meninggalkan calon suami hanya karena  ingin kembali dengan kekasihnya.

Tapi sekali lagi, demi reputasi sebagai putri kebanggaan kedua orang tuanya, Jin harus menunda niatan buruknya itu. Atau mungkin membuangnya jika ia berubah pikiran. 'jika'.

***

Semenjak pertunangan itu di gelar, hubungannya dengan Jaehwan kini ikut merenggang. Walau Seokjin tidak memberitahu, pasti orang-orang sekitar akan menyebarkan berita lamaran itu. Dan akhirnya Seokjin ikut memilih untuk tidak langsung menghubungi kekasihnya itu. Setidaknya ia harus mencari alasan dan waktu yang pas.

Dan tak menunggu berbulan-bulan, pernikahan itu di gelar. Tidak begitu mewah, namun menyimpan banyak kesan bagi para tamu dan pengantin pria. Terkecuali Seokjin. Dalam sehari penuh, ia harus memasang senyum palsu guna menyapa para tamu undangan yang di dominasi oleh kenalan dari orang tuanya ketimbang kerabat pengantin.

Dan setelah acara usai, Seokjin segera menuju toliet dan menumpahkan segala beban dengan tangisnya disana. Menganggap dirinya adalah wanita paling sengsara  yang tidak memilki arti dalam pernikahannya.
Pernikahan yang berlandaskan pemaksaan dan kebohongan. Siapa wanita yang bisa menikmagi moment berharga dalam pernikahan ini?

Setelah perasaannya terasa lega karena semua beban keluar, Seokjin segera membersihkan wajahnya yang di penuhi oleh make up yang sudah luntur karena banyaknya air mata yang keluar. Dan ia hanya menggunakan pakaian santai dan make up tipis agar orang sekitar tidak menatapnya curiga.

***

Di hari pertamanya bersama suami, ayah mertua memberikaannya sebuah apartemen mewah di bilangan ibukota. Apartemen dengan desain yang klasik namun tetap meninggalkan kesan elegan yang mampu memanjakan mata sang pemilik. Seokjin tidak dapat membantah. Ia sangat menikmati setiap ruangan dalam apartemen itu. Dan ia langsung memilih salah satu ruangan yang menurutnya nyaman. Hanya untuknya.

Ya dia memilih untuk tidur sendiri. Lagipula suaminya itu tidak protes dan tidak pula bertanya, justru membiarkannya.

***

Lima bulan berlalu. Tidak ada sesuatu yang terjadi pada pasangan muda ini. Seokjin sibuk dengan urusannya sebagai seorang mahasiswi fakuktas kedokteran sedangkan suaminya, Kim Namjoon sibuk dengan bisnis properti nya. Mereka sibuk dengan urusan masing-masing.

Oh. Mengenai rumah sakit milik keluarga besar Kim Seokjin, perlahan mulai menunjukkan peningkatan dan perkembangan setelah hampir menyentuh masa terpuruk. Beberapa dokter dan apoteker ahli mulai bekerja di rumah sakit itu. Dan yang lebih penting adalah pasien mulai meyakini kualitas akan fasilitas dan keahlian para dokter yang berada di rumah sakit tersebut.

1 tahun berlalu...

Seokjin berjalan memasuki sebuah minimarket yang tidak jauh dari pintu masuk universitas. Ia mengambil beberapa roti dan minuman untuk mengganjal perutnya setelah sibuk berkutat dengan benda-benda di ruang lab.

Begitu akan menuju kasir, tak sengaja ia menabrak seseorang hingga belanjaannya terjatuh. Wanita itu sempat menggerutu ketika mengambil kembali belanjaannya sampai sebuah suara menghentikan pergerakannya.

What Is True Love? (NamJin GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang