Bab 11

459 35 7
                                    

Malamnya Yixing langsung menceritakan kepada Junmyeon tentang kejadian tadi siang tepatnya saat Seokjin menghubunginya. Junmyeon sendiri merasa sedikit bingung mendengar apa yang dikatakan Yixing tentang adik sepupunya itu.

"Apa mungkin dia mengalami trauma sampai-sampai dia meninggalkan Kookie dan pergi?" tanya Yixing sedikit berasumsi di akhir cerita.

Junmyeon mengedikan bahunya,

"mungkin saja. Tapi bukankah itu cukup terlambat? Sebelumnya dia sangat menjaga dan merawat Kookie seperti biasa, kan?"

"Mungkin terlambat karena kita baru tahu kalau ternyata ini adalah kasus pembunuhan, bukan murni kecelakaan. Apalagi Kookie lahir setelah Namjoon pergi. Mungkin itu yang membuat Jinnie sulit menerimanya, iya kan?"

Junmyeon merenung, apa yang di katakan istrinya ada benarnya. Tapi jika kenyataannya seperti itu dan sekarang justru berimbas kepada Jungkook bukankah itu sedikit berlebihan? Seperti menganggap kematian Namjoon dan kelahiran Jungkook saling berkaitan sehingga Seokjin sampai hati menghindari Jungkook karena takut mengingat tentang kematian suaminya, bukankah begitu?

Entahlah, memikirkan masalah sepupunya justru membuat Junmyeon merasa pusing sendiri. Pria itu memejamkan matanya sambil memijat pangkal hidungnya, lalu ia mengalihkan perhatiannya pada bayi yang sedang tertidur pulas di antara mereka.

Sejak Seokjin pergi, mereka lah yang mengasuh dan merawat Jungkook. Meskipun mereka bisa menyewa jasa pengasuh tapi mereka tetap memilih merawat bayi itu dan enggan menyerahkan Jungkook untuk di asuh orang lain meski pengasuhnya adalah orang yang paling profesional sekalipun. Karena mereka tidak ingin Jungkook menjadi lebih dekat dengan orang lain ketimbang keluarga sendiri. Untuk itulah Yixing tetap merawat Jungkook sendiri meski ia memiliki jadwal yang sangat padat.

Dan soal Seokjin yang mengatakan akan segera pulang itu adalah sebuah kabar yang bagus. Seokjin adalah ibu kandungnya dan Jungkook harus bertemu dengannya walau perkataan terakhir Seokjin sebelumnya di telepon sedikit terasa janggal.

"Sudah malam, tidur lah. Besok ada jadwal meeting rumah sakit kan?"

Junmyeon menoleh ke istrinya dan ia mengangguk pelan. Lalu pria itu dengan gerakan pelan dan hati-hati mulai membaringkan tubuhnya agar Jungkook tidak terbangun. Setelah kepalanya sudah bersandar pas di atas bantal yang empuk, ia menarik selimut sampai menutupi sampai bawah dagu Jungkook.

Yixing pun membaringkan setengah tubuhnya dan ia mengelus rambut Jungkook yang mulai memanjang.

"Mimpi yang indah Kookie, sebentar lagi ibumu akan kembali."

•••

Keesokan harinya, Yixing sedang bersiap-siap untuk berangkat ke klinik. Di sampingnya ada maid yang sedang mempersiapkan segala kebutuhan untuk Jungkook. Dan Junmyeon juga sedang bersiap-siap di ruang tamu.

Lalu tak lama terdengar suara bel berbunyi, seorang maid langsung berjalan menuju pintu masuk yang berukuran besar itu untuk mengetahui siapa yang datang.

"Oppa." panggil seseorang dari arah pintu ketika pintu besar itu sudah terbuka.

Junmyeon menoleh dan matanya membulat penuh ketika melihat seseorang yang sangat ia kenal.

Pria itu lantas berjalan cepat ke arah pintu. Sesaat, ia memandang sosok itu sebentar dan ia pun langsung memeluk orang yang datang itu. Wajahnya pun tampak sumringah seakan satu bebannya telah berkurang.

"Astaga... Jinnie, kau membuat kami semua khawatir." ucap Junmyeon sembari mengelus rambut hitam yang panjang itu. Pria itu mulai merasa tampak lega dan beban pada ekspresi wajahnya pun perlahan mulai berkurang. Kemudian Junmyeon melepaskan pelukan itu dan menatap adik sepupunya. "Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau tiba-tiba menghilang?"

What Is True Love? (NamJin GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang