Bag 9

529 40 8
                                    

Cepat seperti kilat yang menyambar, mobil mewah itu sudah menabrak mobil di depannya dan menyeretnya sampai beberapa puluh meter.

Beberapa mobil di sekitarnya terhenti agar terhindar dari tabrakan tersebut. Karena tabrakan itu cukup kencang sehingga menghancurkan pembatas jalan dan juga bagian depan dan juga pinggir mobil.

Beberapa pengemudi kembali melajukan kendaraannya, dan ada juga pengemudi yang keluar, termasuk 2 pemuda yang mengendarai mobil milik atasannya. Kedua pria itu langsung berlari menghampiri mobil yang sebelumnya ada di depannya. Mobil yang tampak mewah kini berubah hampir seperti rongsokan bahkan hancur di bagian kiri. Seluruh bagian kaca pecah dan mereka melihat darah keluar di antara kaca itu.

Baik Jiho maupun Chanyeol lantas segera mengeluarkan dan menyelamatkan atasan kerja mereka. Naas Jackson sudah terhimpit di bagian depan, sulit untuk segera diselamatkan. Namun disana mata Chanyeol juga menangkap pergerakan dari dalam. Ia dan Jiho langsung mendekat dan melihat keadaan di dalam.

Seorang wanita dengan sebagian wajah hampir di penuhi darah menatap memohon pertolongan kepada mereka.

Tanpa berpikir panjang, Jiho mengangkat besi yang sudah tidak berbentuk dan Chanyeol langsung mengeluarkan wanita yang tengah berbadan dua itu dari dalam mobil. Beberapa orang juga ikut membantu mengeluarkannya dengan hati-hati agar baik ibu dan anak di dalam kandungannya bisa selamat.

Namun ketika mereka akan menyelamatkan seorang pria di dalamnya, pria malang itu terjepit di dalam dan kondisinya sudah tidak ada pergerakan bahkan ketika mereka mencoba memeriksa nadi di pergelangan tangannya. Chanyeol pun langsung membopong wanita itu ke sisi jalan dan membaringkannya disana.

"Tto-tolo...ng, ss—se la...mattkan.... an—nak..ku." tangannya yang lemah, bergetar dan penuh darah meremat kemeja Chanyeol.

Chanyeol yang melihat itu sebenarnya tampak bergidik ngeri karena ia cukup takut dengan darah. Namun perasaan iba nya lebih mendominasi, ia singkirkan ketakutannya itu dan berusaha bersikap tenang.

"Kami akan coba selamatkan kalian, Bertahanlah."

•••

Yixing berlari cepat dari pintu masuk UGD. Wanita itu langsung keluar dari klinik tempatnya bekerja menuju rumah sakit yang menghubunginya. Bahkan ia lupa untuk mengganti pakaiannya. Setibanya disana sudah ada suaminya yang sedang duduk di depan ruang operasi dengan wajah cemas.

"Bagaimana kabar Jinnie?"

"Kritis, jadi dokter disini terpaksa mengoperasi Jinnie agar dia dan bayinya selamat."

"Lalu? Bagaimana dengan suaminya?"

Junmyeon tampak murung, ia menatap istrinya dengan ekspresi tidak tertebak.

"Dia... tidak selamat."

Yixing langsung duduk di atas kursi panjang sambil menutup mulutnya karena terkejut, kakinya terasa lemas, napasnya pun sedikit sesak namun Junmyeon langsung menggenggam tangan istrinya untuk menenangkannya.

"Bagaimana... kalau Jinnie tahu Namjoon telah pergi?" tanya Yixing tampak khawatir.

Junmyeon hanya mendesah pasrah, ia tidak bisa berkata apa-apa. Kejadian ini terlalu mendadak dan tiba-tiba. Untuk mengetahui kondisi adik sepupunya yang selamat saja ia bisa merasa sedikit lebih tenang. Junmyeon belum sanggup untuk berpikir ke hal yang lain.

"semoga dia bisa di kuatkan." ucapnya dan hal itu di sahut dengan anggukan Yixing.

•••

Rasa pegal di seluruh tubuh dan pusing yang cukup menyakitkan adalah hal pertama yang dirasakan Seokjin saat ia membuka matanya. Ia melihat keadaan sekitar ruangan yang di dominasi oleh warna putih dan cukup sepi, lalu disusularoma alkohol dan antiseptic yang perlahan mulai terasa di indra penciumannnya.

What Is True Love? (NamJin GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang