"Pipipipip... Beban keluarga baru bangun!" sindir mama saat Mew melangkah menuju meja makan. Mew heran mendengar ucapan mamanya.
Mew : "Beban keluarga? Siapa yang mama maksud?"
Mama : "Kamu, lah. Siapa lagi?"
Mew : "Kenapa mama bilang begitu?"
Mama : "Sadar, dong. Kamu itu udah 23 tahun, laki-laki, masa' jadi pengangguran kayak gini? Lihat tuh anak tetangga sebelah yang namanya Gulf Kanawut! Dia aktor terkenal, sibuk syuting drama series! Nggak kayak kamu! Bisanya cuma ngabisin beras!"
Mew menyantap sarapan sambil menahan perasaannya. "Mama selalu membandingkan aku dengan Gulf."
Mama : "Memangnya kenapa? Mama tau, Gulf pacar kamu. Bahkan kamu nggak rela dibandingkan dengan pacarmu sendiri? Kamu pikir mama rela kamu pacaran dengan Gulf yang sesama lelaki?"
Mew : "Ma, coba mama pikir lagi. Siapa yang pagi ini menyiapkan sarapan? Yang menyetrika seragam mama?"
Mama termenung. Ia tau, walaupun Mew tidak bekerja, tapi Mew bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan. Mew juga yang mencuci dan menyetrika pakaian mama. Sehingga pagi ini, juga pagi-pagi sebelumnya, mama bangun tidur bisa langsung mandi, memakai seragam kerjanya, dan sarapan. Tanpa perlu repot-repot.
Mama : "Tapi kamu laki-laki, Mew! Kamu mau jadi 'bapak rumah tangga'? Itu sama saja pengangguran! Beban keluarga!"
Mew : "Ma... Apakah mama masih punya ingatan? Masih bisa melihat dan mendengar? Kalau iya, mama pasti tau perjuangan aku mendapatkan pekerjaan seperti apa."
Mama mengambil kotak bekal tupperware, lalu memasukkan hidangan sarapan ke dalam kotak. Ia tidak selera sarapan bersama Mew, dan ingin memakannya di tempat kerja. "Kamu bisanya cuma membantah. Sudah! Mama mau berangkat."
Nggak lama kemudian, mama telah berangkat kerja. Meninggalkan Mew sendiri di rumah.
Selesai sarapan, seperti biasa Mew melakukan segala pekerjaan rumah tangga. Semua itu baru selesai pada sore hari. Kemudian ia mengambil gitar, sebuah kotak, lalu keluar rumah.
Lalu sampailah ia di pinggir jalan kota Bangkok. Mew berdiri di pinggir jalan dengan gitar yang ia mainkan, dan kotak sumbangan di depan kakinya.
Saat ini, hanya itulah yang mampu ia lakukan. Mencari uang dengan menjadi musisi jalanan. Mew memainkan gitarnya sambil menyanyikan lagu-lagu dari Stamp Apiwat, penyanyi idolanya.
Walaupun Mew bernyanyi dengan vokal dan petikan gitar yang indah, tapi orang-orang yang lalu-lalang di depannya tidak peduli. Hanya segelintir orang yang menyumbangkan kepingan receh kedalam kotak sumbangan Mew.
Tiba-tiba, Gulf Kanawut yang melewati jalan itu menghampiri Mew. Gulf tersenyum. "Hai, P'Mew!"
Mew : "Hai, nong. Baru pulang syuting?"
Gulf mengangguk. "Ini sudah menjelang malam. Phi udah makan, belum?"
"Udah. Tenang aja," jawab Mew. Sayangnya, terdengar suara perut Mew dari balik gitar yang menutupinya.
"Jangan bohong. Ayo ikut aku!" kata Gulf sambil menarik tangan Mew dan mengajaknya pergi.
Sekarang, Mew dan Gulf sudah duduk berdua di sebuah bangku taman. Mew menyantap burger yang dibelikan oleh Gulf.
Gulf : "P'Mew, kenapa kau selalu menolak uang yang aku kasih ke kamu?"
Mew : "Kau pikir aku pengemis?"
Gulf : "Bukan begitu! Dengan uang yang aku kasih ke kamu, jadi kamu bisa buka usaha. Daripada kamu harus jadi musisi jalanan kayak gitu. Aku kasihan ngeliat kamu."
Mew : "Tapi aku pantang menerima belas kasihan, walaupun kamu adalah pacarku sendiri. Kalau kamu mau bantu aku, carikan aku pekerjaan."
Gulf menghela napas. "P'Mew tau sendiri. Selama ini kita berjuang sama-sama. Melamar kerja bersama, audisi bersama, tapi sayangnya cuma aku yang beruntung dan kamu tidak..."
"...tapi tenang. Aku akan berusaha mencarikan pekerjaan buat kamu."
Mew mengangguk. "By the way, aku baru aja bikin lagu. Judulnya Nan Na. Mau dengar?"
Lalu Mew mengambil gitarnya dan mulai melantunkan lagu ciptaannya sendiri.
Gulf terkagum usai mendengar lagu ciptaan Mew. "Bagus banget, Phi! Coba besok kau pergi ke label rekaman dan tawarkan lagu ciptaanmu. Pasti kau akan terkenal!"
Mew : "Aku nggak yakin. Menurutku, lagunya P'Stamp jauh lebih bagus."
Gulf : "Tapi lagumu juga bagus! Pokoknya besok aku akan mengantarmu ke label rekaman. Kau pasti berhasil!"
Mew tersenyum dan mengangguk. Untuk memberi semangat kepada pacarnya, Gulf memberikan ciuman termanis ke bibir Mew.