Langit dan Bumi

502 58 18
                                    

Mama Kirigun bekerja sebagai petugas kebersihan di SJS Tower. Yaitu sebuah gedung pencakar langit yang dimiliki oleh agensi hiburan terbesar di Thailand, Suppasit Jongcheevevat Studio.

Sang CEO yaitu Khun Suppasit baru saja memasuki gedung miliknya tersebut. Kharisma sang pangeran selalu terpancar setiap kali ia datang. Dengan tuxedo mewah dan perhiasan Bulgari berharga fantastis yang ia kenakan.

Suppasit terus melangkah hingga tiba pada sebuah ruangan, lalu memasukinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suppasit terus melangkah hingga tiba pada sebuah ruangan, lalu memasukinya. Yaitu sebuah ruang kantor yang mewah, khusus untuk CEO. Kemudian, ia duduk dibelakang meja kerjanya dan memanggil seseorang melalui telepon.

Lalu masuklah orang tersebut, yaitu Nong Stu. Dia adalah agen pencari bakat untuk agensi hiburan SJS. Kini, Nong Stu telah duduk berhadapan dengan Suppasit.

"Ada yang bisa saya bantu, Khun?" tanya Nong Stu.

Kemudian, Suppasit meletakkan sejumlah Compact Disc (CD) diatas meja. "Aku sudah mendengarkan semua demo lagu dari sejumlah CD ini."

"Lalu bagaimana, Khun? Apakah ada yang membuat anda tertarik?"

"Tertarik?" Suppasit menampakkan wajah garang. Mendadak ia melemparkan benda-benda itu hingga terbanting ke lantai. "Ini semua sampah! Enggak ada satupun lagu yang bagus disitu!..."

"...Nong Stu, kita udah lama banget enggak mengorbitkan artis baru! Apa yang mau kita 'jual' kalau kita enggak menemukan artis berbakat?! Kamu yang bertugas mencari bakat, becus atau enggak sih kerjanya?!"

Nong Stu hanya bisa bersabar mendengar omelan sang CEO. "Maafkan saya, Khun. Saya akan berusaha lebih baik lagi dalam mencari bakat."

Suppasit : "Sudahlah! Lebih baik kau keluar dari ruanganku sekarang!"

Nong Stu pun meninggalkan ruangan tersebut. Nggak lama kemudian, terdengar seseorang mengetuk pintu. Lalu masuklah mama Kirigun yang membawa nampan dengan secangkir teh diatasnya.

"Permisi, Khun. Ini teh pesanan anda," ujar mama, lalu meletakkan teh diatas meja Suppasit. Ketika melihat sejumlah CD yang berserakan di lantai, mama pun mengambilnya. "Maaf, Khun. Apakah sejumlah CD ini milik anda?"

Suppasit : "Ya, tapi buang aja. Aku sudah tidak membutuhkannya."

"Baik, Khun," jawab mama, lalu keluar ruangan sambil membawa benda-benda itu.

Mama Kirigun ingin menangis melihat Suppasit. Bagaimana bisa, CEO tersebut berwajah sangat mirip dengan anaknya? Tapi nasibnya bagai langit dan bumi. Mama membayangkan, seandainya pria dengan tuxedo mewah itu adalah anaknya sendiri, Mew Kirigun.

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****


Sementara itu, Mew Kirigun berada di dalam mobil milik Gulf Kanawut. Kekasihnya itu mengendarai mobil bersama Mew yang duduk disampingnya.

Mew : "Nong Gulf, kita pulang aja. Aku nggak yakin kalau lagu ciptaanku akan diterima oleh label rekaman."

Gulf : "Ini yang bikin kamu susah untuk berhasil. Kamu selalu pesimis dan nggak yakin sama dirimu sendiri..."

"...berhasil atau nggak, yang penting kita udah berusaha. Kamu mau terus-terusan dikatain 'beban keluarga' sama mama kamu?"

Mew tertunduk sedih. "Enggak."

Satu tangan Gulf menggenggam tangan Mew. "Lagu ciptaanmu bagus, P'Mew. Kelak kau akan jadi penyanyi terkenal."

Kemudian, mobil yang dikendarai Gulf tiba di sebuah kantor label rekaman. Mew dan Gulf turun dari mobil dan memasuki kantor tersebut.

Di dalam kantor, Mew tertunduk malu sambil bersembunyi di balik punggung Gulf. Sedangkan, Gulf yang berbicara kepada pihak label dan memberikan sebuah Compact Disc (CD). Yang berisi demo dari lagu ciptaan Mew yang berjudul Nan Na.

Seseorang dari pihak label yang bernama Boss, melirik kearah Mew. "Itukah yang bernama Mew? Orang yang membuat lagu?"

"Benar, Khun," jawab Gulf. Lalu ia meminta Mew memperkenalkan diri pada Khun Boss. Usai berkenalan, Boss memperhatikan penampilan Mew.

Boss : "Nong Mew, kau sangat tampan dan memiliki aura bintang. Nanti aku akan mendengarkan demo dari lagu yang kau ciptakan. Besok aku akan memberi kabar, apakah lagumu kami loloskan atau tidak."

Mew tersenyum dengan sejuta harapan. "Terima kasih, Khun. Saya harap, anda menyukai lagu saya."

Bukan hanya satu kantor label rekaman yang mereka tawarkan demo lagu, melainkan juga banyak label lainnya. Gulf sangat yakin bahwa lagu yang diciptakan oleh Mew akan disukai banyak orang.

Menjelang malam. Setelah diantarkan oleh Gulf, akhirnya Mew tiba di rumahnya. Di ruang tamu, terlihat mama yang tertidur di sofa. Mama masih mengenakan seragam kerjanya sebagai petugas kebersihan.

Mew tersenyum dan ikut duduk di sofa. Ia mengangkat kedua kaki mama dan meletakkan diatas pangkuannya. Lalu tangan Mew memijat kaki mama.

Mew : "Mama pasti capek sepulang kerja."

Perlahan sepasang mata mama membuka. Ia melihat Mew yang sedang memijat kakinya. Membuat hati mama tersentuh.

Mama : "Kamu dari mana? Jalan-jalan sama Gulf?"

Mew : "Bukan sekedar jalan-jalan, ma. Aku diantar oleh Gulf mengunjungi beberapa label rekaman. Untuk menawarkan demo dari lagu yang aku ciptakan..."

"...oiya, ma. Aku baru aja bikin lagu baru, judulnya Season of You. Aku ingin mama jadi orang pertama yang mendengarnya."

Lalu, Mew mengambil gitarnya dan memainkan lagu Season of You.

Setelah selesai memainkan lagunya, Mew memandang mama. "Gimana, ma? Laguku bagus, kan?"

Mama menghela nafas, lalu beranjak menuju kamar. "Lagu bagus kalau tidak menghasilkan uang, apa gunanya?"

Senyuman Mew pudar usai mendengarnya. Lagi-lagi Mew harus menahan sedih karena ucapan mama.





Beban KeluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang