Yeay, akhirnya bisa update lageeeee
Selamat membaca🙂🙂🙂Sorry for typo's
_______
“Aaaaaa.” teriakku
“Astagaaa.”
Aku menghela nafas menenangkan jantungku. Hampir aja aku menabrak orang.
“Maaf mas, maaf nggak lihat.” kataku masih diatas motor karena kakiku gemetaran. Untung tadi waktu muter motor nggak langsung gas kenceng. Coba kalau kenceng nggak tahu deh nasib mas-mas nya.
“Nggak papa mba. Tadi saya juga main handphone. Nggak liat ada orang yang mau puter balik.” jawab masnya ngeliatin aku. Mungkin heran ngeliat orang gemetaran.
“Mba nya turun dulu mba. Saya beliin minum. Gemeter gitu.” ucap Masnya melangkah cepat masuk Indomaret.
Nggak tau kenapa nih. Aku masih gemetaran aja, padahal biasanya kalau hampir nabrak orang biasa aja. Tapi kalau dilihat-lihat Masnya ganteng juga. Dilihat dari outfitnya dia tergolong orang berduit deh. Kayanya.
Haduhh, mataku tidak bisa berhenti memindai ketampanan seseorang.
Sekarang pertanyaannya dia kerja apa minta orang tua. Kalau minta orang tua sia-sia dong.
“Ini mbak. Sekali lagi maaf ya mba.”
Aku langsung minum air yang disodorkannya. Tentunya dengan tutup yang sudah dibuka.
Dia melihatku minum dengan seksama, mungkin heran kenapa ada cewek minum bisa secantik aku. Hahahaha.
“Awan.” katanya dengan menyodorkan tangan.
Kusambut tangan itu. Siapa tahu jodoh.
Jangan heran, pikiranku memang tidak bisa jauh-jauh dari kata ‘Jodoh’.
“Salam kenal Wawan.” lanjutku dengan senyum yang ku manis-maniskan. Tapi emang aku manis sih.
Ehm.
Dia berdeham, ganteng sekali. Haduuuhh. Gila aku lama-lama berhadapan sama cowok ganteng.
Dia menyengir dan menggaruk jidatnya, “Maaf mba, nama saya Awan bukan Wawan.” serunya menekankan namanya.
Senyumku luntur seketika senyumku hilang.
“Eh, maaf ya mas. Salah denger saya.”
Aku berdiri canggung. Dia hanya melihatku tidak berkata apapun, mungkin mulutnya sariawan mendadak.
“Eeee kalau gitu saya balik dulu ya mas Wawan.” pamitku karena malu salah sebut nama.
“Awanmaksudsaya.” koreksiku cepat.
Dia terkekeh dan menyambut uluran pamit dari tanganku.
“Hati-hati mbak, rumahnya mana mba?” tanyanya tiba-tiba. Boleh nggak sih aku kePD an? Kalau suatu saat dia pengen main?.
“Di Semarang mas.” celetukku polos.
Seakan tersadar, “Ehh, maksud saya di Kedung mundu mas.”
“Ohh rumah saya di deket Sampokong.”
“Iya. heheheh.”
Awan dari tadi ngeliatin Aku mulu. Kan salah tingkah akunya, dia diam saja lagi. Aku jadi canggung mau ngapa-ngapain tapi masa diam-diam saja. Lama-lama capek juga berdiri dari tadi.
Ah mending aku pulang, orangnya nggak asik. Tapi ganteng. Enak dilihat.
“Emm, mas saya pulang dulu ya.” Aku berjalan menuju motorku dan Awan masih diam saja. Dia mendadak bisu apa ya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Need a Partner
ChickLitSeumur hidup Alira sampai usianya 25 tahun belum pernah merasakan yang namanya pacaran. Bukan tidak laku, hanya saja dia tidak tertarik. DULU. "Lo nggak bosen hidup sendiri?" pertanyaan itu yang sering terlontar ketika dia kemana-mana sendiri. Baga...