🌼

3.8K 534 66
                                    

Seorang gadis berjalan pelan menyusuri halaman sekolah yang masih amat sepi. Belum ada pukul 6 pagi, anak-anak lain mungkin masih di jalan atau malah masih di rumah tengah sarapan. Apa lagi hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, tentulah beberapa masih seperti zombie, berjalan setengah sadar, antara niat dan tidak niat untuk berangkat ke sekolah.

Gadis dengan rambut panjang dikuncir kuda itu baru saja melewati kantor guru dan lalu berhenti. Bibir merah ranum itu melengkung, tersenyum saat tiba di ujung koridor. Mata cokelatnya berkilat, menunjukkan binar kagum, mendapati lobelia, yang ditanam di pinggiran taman, di depan deretan kelas MIPA 1, tengah bermekaran dengan cantik.

 Mata cokelatnya berkilat, menunjukkan binar kagum, mendapati lobelia, yang ditanam di pinggiran taman, di depan deretan kelas MIPA 1, tengah bermekaran dengan cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dengan berlari kecil, gadis itu menghampirinya, lalu berjongkok agar dapat lebih jelas mengamati indahnya. Gadis itu hanya menatap, tapi rasanya cukup untuk membuat hatinya ikut bersemi.

Si gadis menarik napas dalam-dalam. Aroma rumput basah adalah apa yang ia dapatkan. Dia kembali tersenyum tanda menyukainya. Kembali menatapi bunga-bunga mungil itu seolah ingin berteman jika memang bisa.

Setelah memberikan senyuman terakhir, gadis bernama Angel itu bangkit. Sebenarnya sedikit tak rela untuk meninggalkan si lobelia, kala memutuskan untuk masuk ke dalam kelas. Belum sempat melangkah ia sudah terhenti. Terhenti karena melihat seorang anak laki-laki berjalan dari arahnya datang tadi. Anak laki-laki tinggi bertubuh tegap itu berpenampilan rapi dengan kacamata bertengger di wajahnya. Angel mengenalinya, adalah Leon ketua kelasnya.

Leon tersenyum tipis untuk menyapa Angel, sebelum masuk ke kelas XI MIPA 1. Angel mengikutinya, berjalan melewati pintu dan mendapati baru ada Leon saja. Memang masih pagi dan mereka-lah yang pertama.

Langkah Angel meragu, masih menatapi Leon yang baru saja menghempaskan diri di salah satu bangku. Leon tak acuh, mulai sibuk dengan ponselnya. Angel menarik salah satu kursi, kembali menatap Leon setelah ia duduk. Jujur saja, tinggal berdua dengan ketua kelasnya itu membuat atmosfer terasa lain.

Masalahnya adalah, semua anak di kelas mereka juga tahu, bagaimana Leon yang ramah itu kadang bisa begitu menakutkan. Sebagai ketua kelas, Leon adalah pemimpin yang tegas dan terkadang keras. Tidak heran jika guru-guru begitu mengandalkannya. Leon memang ramah dan tidak banyak ulah. Namun, sekali saja kacamata itu ditanggalkan dari wajah tampannya, sebaiknya buru-buru mengambil jarak.

🌼🌼🌼

ChameLeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang