Beginning

184 12 4
                                    

Memories means to live and capture the great moments of our life. Memories help us relieve and remember past events and sometimes make people feel as though they can travel through time into the past.

Make people feel as though they can travel through time into the past; Hal itu benar terjadi pada gadis berambut coklat pirang yang ia biarkan terurai dikedua bahunya. Ia seolah tengah tersedot ke dalam jurang memori dimana semua hal terasa baik - baik saja. Jantungnya sudah berdegup tak karuan begitu pesawat perlahan landing usai hampir seharian mengudara. Sebisa mungkin gadis itu menenangkan diri, kepanikan itu harus bisa hilang selamanya.

Langit sudah berwarna oranye, matahari mulai tak terlihat dengan bulan yang perlahan menampakkan diri. Pramugari kemudian mengumumkan bahwa penumpang sudah boleh keluar dari pesawat, namun gadis itu belum beranjak. Selain karena mengantri dan perlu mengambil barang dikabin pesawat, ia juga perlu menata hati yang sempat berantakan itu. Setelah merasa baik dan keadaan pesawat legang, gadis itu mulai beranjak dari tempatnya dan mengambil barang di kabin. Ia pun perlahan berjalan keluar dari pesawat dengan hati-hati.

Keramaian menyambutnya saat ia mulai memasuki bandara. Suara koper yang ditarik beradu dengan suara percakapan penumpang pesawat. Menurutnya bandara ramai seperti biasanya, tidak ada yang berubah selain infrastrukturnya.

Berjalan hampir dua puluh menit, akhirnya gadis itu sampai ke tempat pengambilan koper di bagasi, disana sudah banyak orang menunggu koper miliknya.

Usai mendapatkan koper besar berwarna abu - abu dengan stiker kartun anjing berwarna coklat, ia langsung pergi ke salah satu coffee shop yang letaknya berada di pinggiran pintu masuk bandara.

Setiap langkahnya perlahan terasa ringan, meskipun begitu perasaannya masih campur aduk. Satu yang pasti, perasaan itu menggambarkan betapa rindunya ia dengan negara kelahirannya itu.

Terhitung sudah empat tahun ia tidak kembali ke Indonesia, selama ini ia berada di Amerika untuk melanjutkan studi S1 yang sempat tertunda. Menurutnya, tak ada yang berubah dari kota Jakarta, masih terasa sibuk sama seperti dulu. Tetapi jika dilihat, saat ini semakin banyak infrastruktur baru dan terlihat indah. It's nice to see that.

Gadis itu saat ini tengah menyeruput Ice Greentea latte yang menjadi favoritenya setiap saat. Sesekali ia tertawa saat melihat ponselnya, sahabat yang ia tunggu tengah mengungkapkan keluh kesah atas keramaian bandara malam ini melalui salah satu aplikasi chat.
Ia pun membalas, meminta sahabatnya untuk santai saja dan tak perlu mengkhawatirkannya, ia kemudian mengkunci ponselnya dan mulai menatap kesembarang arah didepannya.

Pikirannya kembali mengingat suatu momen dibandara ini kala itu. Ia masih ingat momen bahagia dan sedih, senyuman dengan mata yang berkaca-kaca itu, beserta pelukan hangat yang menangkan satu sama lain. Ia tertawa pelan mengingat bagaimana bengkak matanya hari itu yang diiringi tawa orang itu sambil mengusap airmatanya. Ia terlihat seperti orang bodoh, but that smile tell me it was fine. Ah, ia benar-benar merindukannya. Gadis itu tak sabar untuk bertemu dengannya lagi, dikeadaan yang semuanya sudah baik-baik saja.

Suara langkah terburu-buru membuyarkan pikirannya, ia langsung menengok ke arah suara itu. Gadis itu langsung berdiri dan tertawa pelan, ia membuka tangannya yang segera disambut oleh sahabatnya itu dengan pelukan yang sangat erat.

"Omg miss you soooooo much, girl!!" Ucap sahabatnya itu.

"Udah nunggu lama ya, Kath? sorry banget, tadi macet parah nyari parkiran," Katanya lagi, Ia pun mendudukkan dirinya di kursi depanku.

"Ih, santai aja Sel, gue juga gak keberatan nunggu lama soalnya mau regangin badan juga,"

Perempuan itu, Selena—sahabat terbaik Kath yang tau bagaimana roller coaster kehidupannya— merengut tak enak, "Tuh kan, gue tau pasti lo cape banget. yaudah yuk balik sekarang aja, koper lo biar gue yang bawa."

Memories Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang