7

1K 127 7
                                    




Minhee mengunci pintu lalu menuju mobil woobin yang terparkir di sebrang jalan. Persetan dengan yunseong, perasaannya masih tak tenang. Menghabiskan waktu dengan woobin mungkin akan membuat pikirannya agak mendingan.


Woobin tersenyum, tangan mengusap rambut minhee. Terlihat dari wajah cantiknya pun, minhee sedang sebal luar biasa.


"Mau kakak belanjain?"


Tatapan minhee berbinar kepadanya, woobin maju mengecup hidung mungil yang suka mengkerut itu.























Merangkul erat lengan kokoh sang pacar. Minhee bersenandun pelan, woobin benar-benar menuruti semua permintaannya. Apapun dibelikan, jadi terpikir mau minta pulau pribadi.


Mereka akan masuk ke toko perhiasan, minhee sudah ketar ketir sendiri. Namun sebuah suara menginterupsi membuat jantung minhee serasa jatuh ke lambung


"Minhee."


Memejamkan mata sebentar lalu menoleh, menatap yunseong yang terlihat tanpa ekspresi dengan tangan dimasukkan ke kantung celana mahalnya.


Woobin menatap suami istri itu bergantian. "Hee-"


"Ayo pergi kak"

"Minhee, pulang."


Minhee menggeleng saat lengan kanannya diraih yunseong. "Pulang gue bilang."


"Nggak mauuu, nggak mau"


Woobin menggertakkan giginya. "Lo budek? Dia bilang nggak mau"


"Lo nggausah bilang apapun, status gue resmi sama dia."


"Lo sendiri sama aja, jangan terlalu menekan minhee"


Minhee berhasil yunseong tarik hingga condong ke arahnya. Kepala lelaki manis itu menunduk, meremat tali beberapa karton merk pakaian kenamaan yang dibelikan woobin tadi.


Menarik tangan minhee menuju tempat mobilnya setelah sebelumnya memberi peringatan kepada woobin agar tidak menemui istrinya lagi.




.


Perjanjian | Hwangmini✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang