Rumah besar berlantai 2 itu sepi, tak ada orang sama sekali. Asisten rumah tangga tidak tinggal di atap yang sama, namun para asisten rumah tangga itu tinggal di sebuah rumah kecil dibelakang rumah utama, walau terletak dibelakang tempatnya sungguh layak untuk ditinggali. Hanya pada saat jadwal jam-jam kerja saja para asisten tersebut memasuki rumah utama itu. Ini bukan rumah Luna dan ibunya, ini rumah pribadi Hyun yang baru saja dibelinya Minggu lalu. Lokasinya benar-benar asri, belum terganggu oleh komponen-komponen pengrusak lingkungan.
"Kenapa kau membawaku kesini? Tempat ini susah sinyal, aku tidak bisa membuka Instagram 'kan jadinya!" gerutu Luna.
"Sebenarnya aku juga tidak ingin mengajakmu kesini, tapi tiba-tiba aku ingin cepat-cepat kesini, jadi terpaksa aku membawamu kesini."
"Terpaksa?" Luna menggeram sambil melotot, bisa dibayangkan sendiri bagaimana seramnya, hehe.
"Ah... Sensitif sekali. Maksudku terpaksa membawamu ke tempat yang susah sinyal seperti ini." Lelaki itu tersenyum.
Skip---
Hamparan rumput hijau, disinilah mereka berada saat ini. Tempat yang sejuk dan pastinya sangat baik sekali untuk kesehatan tubuh bahkan mental seseorang. Di arah Utara ada sungai kecil yang hanya berjarak 100 meter, suara alirannya terdengar jelas. Suara itu mampu menenangkan jiwa-jiwa yang riuh oleh masalah, apalagi saat bersatu dengan angin, suaranya akan terdengar lebih menenangkan lagi.
Luna maju selangkah dan mendarat di depan posisi Hyun yang sedang berdiri. "Hyun-ah, apakah kita sudah pernah kesini sebelumnya?"
"Belum pernah,"
"Lalu kau mau mengulang kejadian apa jika kita belum pernah kesini?"
"Tidak usah terburu-buru, aku tahu kau lebih butuh ketenangan semacam ini," ucap Hyun dengan tatapan tulusnya.
Luna balas tersenyum.
Ketenangan di pagi menjelang siang saat itu berakhir dengan deringan telepon yang masuk ke ponsel Hyun. Tidak penting, itu hanya staf kantor yang memberi tahu kalau ada meeting mendadak.
"Kenapa menolak?" tanya Luna yang sedari tadi mendengar percakapan Hyun dan staf di telepon.
"Aku ingin terus bersamamu saat ini, menikmati alam yang indah, dan menciptakan kenangan baru yang nantinya bisa kita ceritakan pada bayi lucu kita," kata Hyun seraya mengusap gemas perut Luna.
"Hyun-ah, aku tidak yakin kalau perutku ada bayinya." Luna menatap Hyun polos.
"Hmm... Tunggu sekitar 6 bulan lagi, ya," respon Hyun yang sempat kebingungan mau jawab apa.
"Ahh... Sudahlah, ayo kita masuk ke dalam," timpal Hyun atas perkataannya sendiri.
...
Rumah dengan interior dominan putih itu terlihat sangat kalem, lagi-lagi menenangkan. Didalamnya hanya ada seperangkat sofa cokelat yang sengaja dibiarkan kosong melompong tanpa meja yang mendampinginya. Hanya ada sofa? Ya, benar. Rumah besar itu masih terkesan kosong dan tidak berpenghuni karena memang begitulah kenyataannya, lagipula rumah itu baru dibeli Minggu lalu. Bagi Hyun, tidak terlalu penting untuk mengurus rumah yang notabenenya benda mati, toh mereka juga tidak bisa menangis dan menagih. Haha, kalau begitu yang bisa menangis dan menagih lah yang diurus Hyun, ya benar sekali, itu sudah pasti Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimming Moon || Kim Seokjin x Kim Sojung ✓
FanfictionCOMPLETED [ HANYA FIKSI ] Title : Dimming Moon Genre : Teen Fiction, Romance Main Cast : Kim Sojung x Kim Seokjin Rate : 16+ No Dark... No light... This is Dimming Moon.... Bercerita tentang persahabatan dua sejoli yang te...