Day 9

7 2 0
                                    

"bangun sayang" ucap ka pramada membangunkanku

"Emm bentar 5 menit lagii"
"EH!" aku terkejut karna menyadari ada suara ka pramada di kamar ku

"Lah kaka ngapain disini" aku bertanya padanya tetapi dia hanya tersenyum

"Dih malah senyum"

"Kita kan udah nikah masa aku ga boleh disini. Mana aku di panggil kaka lagi" ucapnya sambil mecubit pipiku

"HAH! NIKAH?! Sejak kapan aku nikah sama kaka?!"

"Masa kamu lupa? Kita udah dua tahun nikah loh" jawab ka pramada

"2 TAHUN?!" Aku terus menerus terkejut karna aku menikah dengan ka pramada.. aishh. Kapan ini terjadi

"Kamu kenapa sih, kaget gitu. Biasa aja kali,  netha bangun tuh" ucapnya menyebut nama itu makin membuatku bingung setengah mati

"Netha? Siapa sih?" Tanyaku benar" tidak tahu

"Dia anak kita. Masa lupa sama anak sendiri. Aneh ih" jawabnya

"HAH? ANAK? APA? KAPAN KITA PUNYA ANAK?! KO AKU GA SADAR!" aku sangat terkejut saat mendengar jawaban ka pramada. Anak? Aku punya anak? Hah!

"Biasa aja ga ush ngegas anak kita udh 2. Jangan bilang lagi kalo lupa."

"DUA?!" Sudah berkali kali aku bilang kalau aku terkejut

"Kamu kenapa sih?" Tanya ka pramada juga ikut kebingungan

"K-kita ko bisa n-nikah?" Tanyaku gugup

"Ya bisa lah. Kenapa sih aneh ni orang" jawabnya membuat ku pingsan

Aku terbaring di atas kasur. Pipi ku di tepuk tepuk untuk menyadarkan ku. Aku membuka mata pelan. Saat aku melihat orang yang ada di depan ku, dia bukan seorang pria. Apa dia menjelma?

"Lo kenapa sih tidur teriak teriak sendiri"
Tanya orang itu menggoyang kan tubuhkan agar aku sadar

"Ha?" Jawabku dengan nada sedikit mengantuk

"Lu kenapa?" Tanya nya lagi.

"Eh naura. Engga tadi.. mimpi? Beneran mimpi?! Untung aja cuma mimpi!" Aku sangat lega karna itu hanya mimpi. Hampir saja jantungku berhenti berdetak.

"Mimpi apaan sih?" Tanya naura kebingungan

"Ga papa ko. Ga penting" jawabku

"Lu ngapain kesini? Dah lama?" Lanjutku dengam pertanyaan

"Mau nginep sini emak bapak gua lagi luar kota" jelas naura

"Rumah lu gimana?" Tanyaku

"Kosong lah. Gua takut sendirian"

"Dih penakut lu?"

"Ya ga juga sih" jawab naura sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal

"Ngapain nginep sini?" Ucapku menggoda naura

"Mak lu ngebolehin loh" naura mem pouth kan bibirnya

"Dih cantik lo?" Ledek ku lagi

"Pergi gue pergi. Sensi banget lu ama gua" oceh naura tapi aku mengabaikannya. Karna tak mungkin juga naura benar benar pergi

Naura pergi keluar dari kamar ku dan terdengar suara langkah kaki turun dari tangga. Aku hanya menunggu dia kembali. Cukup lama tapi ku biarkan.

Blm ada 5 menit pintu kamar terbuka sangat lebar. Siapa lagi kalau bukan naura yang penakut tapi tak mengaku. Jail sekali aku ini tapi tak peduli haha.

Cerita Aqila ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang