[10] Ego

1.2K 178 30
                                    

Ada yang masih hidup kahh? :V udah berdebu banget ini book, btw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ada yang masih hidup kahh? :V udah berdebu banget ini book, btw.

🐰🐰🐰

Hari yang masih dibilang sangat pagi sebenarnya jika sesorang memutuskan untuk berangkat kerja sekarang. Namun, langit mendung yang siap menurunkan rintikan hujan kapan saja membuat gadis mungil ini memutuskan untuk berangkat lebih awal.

Ibu kota Korea selatan--Seoul--memang sudah memasuki musim penghujan sekarang.

Eunha melangkahkan kaki nya menyusuri koridor kantor yang masih sepi. Susana hening membuat suara derap langkah nya terdengar sangat jelas. Hanya ada beberapa karyawan yang baru datang, salah satunya adalah Jung Eunha sendiri.

Setelah menaruh tas nya di atas meja, gadis yang saat ini memakai kemeja berwarna soft pink tersebut memutuskan untuk pergi ke ruangan atasan nya.

Berhubung hari masih cukup pagi dan tidak ada yang harus di kerjakan, sepertinya membersihkan ruangan sang Bos bukan pilihan yang salah.

"Ah, cantiknya," gumam Eunha setelah meletakan beberapa tangkai bunga baby breath yang sempat Eunha minta belikan oleh salah satu office boy di atas meja kerja Jungkook.

Meletakan bunga sebagai penghias bisa membuat mood seseorang menjadi lebih baik dalam bekerja. Itulah yang Eunha baca di salah satu artikel di internet. Oleh karena itu ia berinisiatif meletakan bunga di atas meja kerja atasnya itu supaya Jungkook bekerja dengan mood yang lebih baik.

Menurut Eunha, sejak kamarin Jungkook selalu marah-marah belakang ini. Entah apa yang membuat Bos nya itu sedikit sensitif dari kemarin. Eunha saja sampai bingung sendiri.

Bahkan Jungkook sempat memarahi Eunha hanya karena masalah sepele. Graa-gara terlalu banyak mencampurkan gula kedalam kopi, gaji Eunha hampir saja di potong lima puluh persen.

Ia benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran Jungkook. Untung saja pria itu membatalkan niatnya lantaran Eunha segera membuatkan kopi yang baru.

Eunha hanya berharap semoga hari ini Jungkook tidak segalak dan se-sensitif seperti kemarin-kamarin.

Kedua mata Eunha mengedar ke seluruh sudut ruangan, mencari sesuatu untuk di kerjakan. Lalu matanya melihat jam berbentuk bulat yang tertempel di dinding. Jarum jam tersebut tidak bergerak, berarti jam nya rusak atau mungkin baterai nya habis.

Eunha yang memang berinisiatif membetulkan jam itu, lantas mengambil sebuah bangku dan menaiki nya untuk mengambil jam terebut.

"Astaga sepertinya aku harus rajin berolahraga setelah ini," gerutu nya ketika tangan nya tak berhasil menggapai jam dinding.

"Apa yang kau lakukan?"

"Astaga!"

Jantung Eunha hampir saja merosot ketika dirinya terjatuh dan hampir menyentuh lantai jika sesorang tak menangkap tubuh nya tepat waktu.

Mata Eunha terpejam dengan kedua tangan meremas kuat lengan sesorang yang telah menangkap tubuhnya. Secara perlahan, gadis tersebut membuka mata.

Hal pertama yang di lihat adalah wajah tampan sang Bos. Pahatan wajah yang luar biasa indah dengan mata tajam, hidung bangir, rahang tegas serta bibir tipis di bagian atas namun berisi di bagian bawah. Sungguh Eunha hampir saja tak berkedip jika saja orang tersebut tidak meniup wajahnya.

Eunha segera tersadar, namun tidak berniat untuk turun dari gendongan Jungkook. Posisi yang sudah terlanjur membuat nya nyaman, mungkin?

"Apa yang kau lakukan di ruangan ku pagi-pagi begini?" Tanya Jungkook sembari menelisik wajah Eunha yang entah kenapa terlihat lebih cantik dari bisanya.

"Maaf Bos, tadi aku hanya ingin memperbaiki jam yang rusak."

"Kau bisa menyuruh office boy untuk memperbaiki nya, jadi tidak membahayakan keselamatan mu seperti tadi." Jungkook menurunkan tubuh Eunha. "Lebih baik kau kembali ke meja mu, dan tolong siapkan berkas untuk pertemuan dengan Kim Company nanti jam sepuluh."

"Kim Company? Bukankah itu perusahaan milik tuan Kim Mingyu? Apakah Bos akan bekerja sama dengan perusahaan nya?" Tanya Eunha tanpa sadar menunjukkan ke-antusiasan nya. Sejak pertemuan nya dengan Mingyu kemarin, mereka berdua semakin dekat.

Tapi kali ini, kedekatan keduanya hanya sebatas teman. Lagipula, Mingyu sudah memiliki tunangan. Dan Eunha senang, karena tidak ada rasa canggung padahal mereka berdua pernah menjalin hubungan lebih dari sekedar teman.

Dahi Jungkook berkerut, memincingkan kedua mata, menatap Eunha sedikit heran. "Sepertinya kau dekat dengan pemilik perusahaan itu? Apa aku benar?"

"Em, aku dan tuan Kim Mingyu adalah teman. Kami ... dekat karena dulu kami berada di fakultas yang sama," jawab Eunha menyembunyikan status bahwa Mingyu merupakan mantan kekasih nya waktu jaman kuliah dulu.

Entahlah, Eunha sendiri juga bingung mengapa ia harus menyembunyikan fakta itu dari Jungkook.

Jungkook mengangguk singkat. "Kau boleh pergi," ungkap nya tanpa sadar terdengar ketus.

🐰🐰🐰

Rapat telah selesai sekitar satu setengah jam yang lalu. Di akhiri dengan tanda tangan persetujuan kontrak kerja sama antara JJ Corporation dengan Kim Company. Dua perusahaan besar yang sama-sama bergerak di bidang properti lalu menjalin hubungan kerja sama.

Hal tersebut tentu akan mendatangkan keuntungan bagi kedua belah pihak. Namun, kenapa setelah rapat selesai mood Jungkook justru menjadi buruk?

Sejak awal pertemuan dengan Ceo dari perusahaan Kim tersebut lalu melihat nya dekat dengan Eunha, mood Jungkook memburuk. Ia seakan kehilangan minat untuk menjalin kerja sama.

Entah di sebut apa perasaan ini, yang jelas Jungkook kurang suka melihat Eunha bersikap begitu akrab dengan Mingyu.

Seperti sekarang, dua orang berbeda gender itu tengah mengobrol begitu asik tanpa menyadari tatapan sinis Jeon Jungkook.

"Eunha, ayo kita pergi makan siang bersama." Ajakan Mingyu langsung di balas anggukan antusias dari Eunha. "Ku dengar menu di sana enak-enak. Tenang saja, kali ini aku yang traktir!"

Mendengar kata traktir, tentu saja Eunha senang bukan main. Jika menolak ajakan Mingyu, itu sama saja dengan menolak rejeki bukan?

"Tentu! Ayo pergi"

Baru saja kedua nya akan melangkah pergi, suara bariton yang berasal dari belakang Eunha menginterupsi kedua nya. Mingyu maupun Eunha menoleh, mendapati Jungkook tengah berjalan ke arah mereka.

"Ada apa Bos, ada yang perlu saya bantu?"

Jungkook diam, tak langsung menjawab. Agak merasa kikuk lantaran di tatap oleh Eunha dan Mingyu, namun dengan segera pria itu berusaha mengontrol mimik wajah nya.

"Aku hanya ingin bilang, jangan telat kembali ke kantor jika jam istirahat sudah habis. Banyak pekerjaan yang harus kau selesaikan, sekertaris Jung." Nada bicara Jungkook memang terkesan dingin, di tambah raut wajah nya yang terlihat datar. Tapi siapa yang tau kalau jauh di dalam lubuk hati pria itu, ia merasa kurang suka akan kedekatan Eunha dan Mingyu.

"Hanya itu?" Jungkook mengangguk singkat. "Baik, Bos"

"Jungkook-ssi, apakah anda tidak ingin ikut makan siang dengan kami sekalian?" Tawaran menggiurkan sebenarnya. Terbesit keinginan Jungkoook untuk menerima ajakan Mingyu. Tapi, pria itu terlalu gengsi.

"Tidak," tolak Jungkook lugas, ego nya terlalu tinggi. "Aku sibuk." Tepat setelah berkata seperti itu, Jungkook memutar tubuh. Berjalan menjauhi Mingyu dan Eunha dengan langkah lebar nya.

🐰🐰🐰

a/n ; adahal tinggal bilang kalo cemburu. Ego kok di tinggiin sih mas Jungkook wkwkw 😅

 Contract Lover's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang