pt.36

238 20 24
                                    

[Budayakan vollow,vote dan vomen.]

*****
Muntaz berada, dia terpaksa harus keluar dari rumah sakit ini walaupun faktanya rumah sakit ini milik keluarganya. Tapi, sebenarnya dia tidak ingin meninggalkan Saleha, ya apa boleh buat. Ayah Saleha melarang.

"hft, gw harus gmn?"

"Sabar aja, karena sabar adalah jalan dari semua masalah, lo hrs sabar sama sikap Ayah Saleha, dia juga pasti bakal ngerti."

Ucap seseorang dari belakang Muntaz, sambil memegangi pundak nya.

"ehh, lo berdua ternyata.."

"Haha, iya."

"Btw, lo knp gak pulang dlu tah? Toh, baju lo banyak noda darah nya Saleha."

"tpi, masa iya gw pergi dri sini? gw gak bisa."

"Strong anjr strong!"

"Ya tau, walaupun sebenarnya penyemangat lo gada sih, tpi lo punya ini kan?"

Ucap Saaih sambil menunjuk gelang biru Muntaz, yg diberikan Saleha.

"gelang ini?"

"Iya, itu pemberian Saleha kan? Ywdh, jadiin semangat buat lo, anggep aja Saleha nyemangatin lo lewat gelang itu."

"Nah, gw setuju sama lo ih, tumben amat lo pinter hm?"

"Ye, bego salah pinter pun salah gmn sih mau lo anj-,"

"Bhahaha, canda syg."

"Ywdh,, lo balik aja dlu taz, nanti kalau ada kabar tentang Saleha nanti gw kasih tau sama lo."

"oke, pkoknya harus segera lo ngasih tau gw!"

"Iya syg iya."

"ywdh gw balik dlu. bye."

Disisi lain, seorang gadis harus bertarung nyawa demi diri nya sendiri, keluarganya,sahabatnya dan demi Muntaz.

"Dok, tekanan darah pasien trs saja menurun, kayak nya kita gak bakal bisa ngelakuin lebih."

"Kita gak bisa nyerah kek gitu, kita hrus nyelamatin gadis ini, masa depannya masih panjang."

"Tapi gmn klau takdir mengatakan yg berbeda?"

"Ikuti alurnya nikmati prosesnya."

"Hmm oke."

"Udah, skrng kerja!"

Dengan segera dokter beserta rekannya berusaha dengan kemampuan yg dia miliki untuk menyelamatkan Saleha.

Disisi lain nya, semua orang keluarga, sahabat cemas memikirkan keadaan Saleha. Rasanya hampa bagi shbtnya, tanpa kehadiran Muntaz.

"Sya, lo gak bisa yakinin Ayah Saleha biar bisa ngebawah Muntaz kesini?"

"Nah 2in, serasa gada kehidupan disini tanpa dia."

"Sama hal nya dengan Saleha, pasti dia ngerasain itu. Buktinya aja dokter gada kabar tentang keadaan nya."

"Gw gatau harus gmn, gw blng Qahtan mustahil Ayah nya bakal percaya, soalnya Qahtan udh dianggep anak sendiri oleh Ayah Saleha."

Love Story ||•MunSal•||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang