Hari ini bukan hari yang menyenangkan bagi Jan. Hari ini dia harus bertemu salah satu preanger planter dari perkebunan teh Arjasari untuk membicarakan mengenai rencana ekspor preanger planter tersebut ke eropa di Societet Concordia. Karel tidak bisa menemaninya. Hari ini pria itu mengurusi bulan madu kakak perempuannya. Setelah tragedi perselingkungan mantan tunangannya yang menyakitkan hatinya beserta seluruh keluarganya, Zora menemukan pria yang jauh lebih baik. Seorang pengacara yang bekerja di Amersfoort mempersuntingnya beberapa waktu yang lalu. Untuk memperkenalkannya dengan keluarga di Hindia-Belanda, Zora memiliki ide untuk menikmati bulan madunya di Garut yang terkenal sebagai Swiss van Java. Sebagai adik yang baik, Karel merasa bertanggung jawab untuk mengatur agar bulan madu Zora menjadi berkesan
Pekerjaannya selesai. Saatnya pria itu menikmati hiburan yang ditawarkan societet tersebut. Hari ini pertunjukan seriosa ditampilkan di societ tersebut. Jan menikmati segelas wine sambil menikmati suara seriosa tanpa melihat penyanyinya. Menikmati keindahan musik dan suara indah harus dilakukan sambil menutup mata. Dipertengahan lagu, dia menyadari sesuatu. Tunggu... sepertinya Jan mengenal penyanyi itu
Matanya terbuka lalu penatap penyanyi seriosa yang tampil.
"Malia" ucap Jan tak sadar.
Mendengar sayup-sayup namanya dipanggil, gadis itu mencari-cari siapa gerangan yang memanggilnya. Matanya gadis itu tertuju pada seseorang yang duduk di sudut ruangan. Dia melemparkan senyuman manisnya sebagai penutup dari penampilannya. Bersama dengan lainnya, Malia turun dari panggung.
Malia menghampiri Jan yang ketika itu duduk sambi mengecap segelas wine di ruang santai. "Akhirnya, aku dapat bertemu denganmu lagi, Jan" sapa Malia ramah padanya.
Jan tertegun. Pria itu tahu Malia gadis yang cantik dan menarik. Namun penampilannya malam ini, mmebuat pria itu tak sanggup berkedip. Tak hanya cantik dan menarik yang patut disematkan pada penampilan wanita itu malam ini melainkan seksi.
"Aku akan menraktir kau" ujar wanita itu sambil memesan beberapa makanan. Dengan senang hati Jan menerima tawaran Malia.
Malam itu, Jan mulai mengenal Malia lebih jauh. Banyak hal yang mereka obrolkan. Mulai dari urusan sepele hingga kondisi aktual pemerintahan kerajaan Belanda di Hindia. Malia gadis yang cerdas, setidaknya itu yang ditangkap Jan ketika berbincang dengannya.
Malam semakin larut, obrolan mereka pun semakin panjang. Jan tidak mampu untuk menghentikan obrola di antara mereka. Terlebih saat ini mereka sedang membahas mengenai Sherlock Holmes, tokoh fiksi kesayangan Jan.
"Jadi kau menyukai serial misteri Sherlcok Holmes?" tanya Jan tak percaya. Jarang wanita di Hindia-Belanda yang menyukai cerita tersebut.
"Tentu saja, Jan!" jawab Malia. "Aku menyukai cerita-cerita semacam itu. Aku tak hanya membaca karya yang ditulis oleh Sir Arthur Conan Doyle, aku juga membaca karya Agatha Christie serta beberapa penulis dengan genre yang sama. Bacaanku tak terbatas dengan genre buku ataupun fanatisme terhadap penulis. Aku juga membaca koran berbahasa Belanda, namun kadang juga membaca koran berbahasa Melayu ataupun Inggris. Aku juga membaca penerbit luar ataupun lokal. Selagi bahasanya bisa kupahami, aku akan tetap membacanya. Pada dasarnya aku suka membaca karena hanya buku yang tak pernah mengkhianatiku."
"Kau berbicara seperti sering dikhianati banyak orang saja" ujar Jan sambal tertawa renyah.
"Kan zijn" jawab wanita itu seraya menghidup wangi wine di gelasnya.
Jan menatap Malia intens. "Masalah mengkhianati dan dikhianati bukannya hal yang lumrah dalam hidup, terlebih jika usia telah melewati seperlima abad untuk mengalami peristiwa mengkhianati atau dikhianati. Di Eropa ataupun Hindia-Belanda fenomena itu umum ditemui. Di sini, beberapa pembesar negeri mengkhianati rakyat demi keuntungan pribadi, berpura-pura berpihak pada rakyat namun pada kenyataannya untuk memakmurkan anak turuan. Ada pula yang mengkhianati saudara sendiri demi jabatan yang lebih tinggi yang ditawarkan kompeni. Kau lihat pengkhianat itu ada di mana-mana!" ujar Malia menatap wine yang ada di gelasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/249488621-288-k217075.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zoekopdracht
Historical FictionCerita ini mengangkat latar Kota Bandung pada tahun 1920-an. Setelah terpisah sekian belas tahun akhirnya Jan berhasil kembali ke tanah kelahirannya. Tujuannya hanya satu, yaitu untuk kembali merasakan pelukan hangat seorang wanita. Hanya saja menca...