Hoofdstuk Zeven

3 1 0
                                    

Jan masih berkutat dengan tumpukan kertas di depan meja kerja. Sesegeranya dia harus menyelesaikan pekerjaannya. Hari ini jumat, saatnya dia melepas sedikit kepenakan hidup untuk menikmati hiburan yang terdapat di kota itu.

Malam ini, Jan ingin menonton pertunjukan Batovis yang diselenggarakan Societet Ons Genoegen yang terletak dihadapan Bank Denis. Societet Ons Genoegen merupakan salah satu societet bergengsi di kota itu setelah Societet Concordia. Biasanya Jan mengunjungi societet-societet tersbeut bersama Karel. Namun kali ini Karel berhalangan yang memaksanya untuk bersosialisasi seorang diri dengan penduduk negeri Bandoeng ini.

Kota ini memmiliki beberapa societet yang diperuntukan untuk berbagai kalangan yang menghuni kota tersebut. Setidaknya ada empat societet yang berdiri di kota ini. Tiga societet yang diperuntukan untuk masyarakat umum yang dibagi atas berdasarkan kalangan masyarakat -Societet Concordia yang diperuntukkan untuk kaum elit eropa serta eropa totok, Societet Ons Genoegen untuk kalangan elit terpelajar pribumi serta Societet Mardi Harjo untuk pribumi -dan satu societet untuk kalangan militer.

Societet paling bergengsi adalah Societet Concordia yang terletak di depan toko De Vries, toko serba ada yang termahsyur. Kebanyakan anggota societet ini didominasi oleh kalangan preanger planters, pejabat penting kota madya tersebut. Pertunjukan yang diselenggarakan societet ini pun merupakan petunjukan-petunjukan bergengsi dan beberapa kali societet ini mengundang seniman-seniman terkenal dari luar negeri untuk mengadakan pementasan.

Jan beberapa kali berkunjung ke societet ini. Tentu saja tujuan pria itu tidak semata-mata untuk bersenang-senang. Dia membawa misi untuk mengembangkan usaha ekspor-impor yang ditanganinya bersama Karel.

Walaupun Societet Concordia menawarkan hiburan yang dirindukannya selama tinggal di Hindia-Belanda serta pergaulan dengan elit papan atas di kota ini, namun Jan lebih suka berkunjung ke Ons Genoegen yang didominasi oleh kaum Indo-Eropa, yang menjadi warga kelas dua di kota ini.

Keanggotaan pada societet ini yang lebih cair dibanding Societet Concordia membuatnya cukup popular di kalangan warag kota Bandung. Tak hanya menjaring warga Indo-Eropa sebagai anggota, warga pribumi serta warga ras asia lainnya pun banyak yang menjadi anggota komunitas ini.

Dengan latar belakang anggota yang beragam, menyebabkan pergaulan Jan semakin luas, pandangannya semakin terbuka lebar terhadap isu-isu sensitif jarak dibahas di Eropa seperti isu perbudakan, kolonialisasi dan politik balas budi yang masih mengundang perdebatan di parlemen belanda. Beberapa kenalan Jan pada societet ini merupakan aktivis menginginkan hak asasi manusia yang menginginkan persamaan derajat hidup antara pribumi dan eropa atau asia lainnya. Bahkan beberapa pribumi yang menjadi konco eratnya merupakan anggota pergerakan nasional kemerdekaan untuk wilayah Hindia-Belanda

Obrolan yang bersifat global terjadi antara anggota societet setelah acara pertunjukan selesai. Isu-isu kemanusiaan dibahas dalam kelompok-kelompok kecil. Obrolan yang memuka mata Jan mengenai ketidakadilan yang terjadi di wilayah koloni ini. Di tempat ini membuat wawasan pria itu mengenai Hindia-Belanda serta dunia berkembang dengan pesat. Ini juga mempengaruhi beberapa naskah cerita misteri yang coba dia susun di Bandung.

Naskah-naskah cerita misteri yang selama ini dia tulis berorietasi pada pada kehidupan kaum elit eropa jarang membahas isu terkait sosial masyarakat. Jika boleh dikatakan, tulisannya benar-benar meniru penulisan Sir Arthur Conan Doyle. Namun setelah bersosialisasi lama di Bandoeng terutama di Soecietet Ons Genoegen, penulisan pria itu sediki demi sedikit berubah. Selain misteri, Jan juga menyelipkan isu sosial-politik, antropologi di dalamnya. Tak jarang pria itu juga mengangkat isu-isu yang dia dapati dari obrolan di societet ini.

Tak hanya obrolan yang terjadi di dalam Gedung societet ini, ada pula anggota yang mencari hiburan dengan bermain bilyar, catur, main kartu, atau hanya sekedar makan-minum sambil mendengarkan hiburan musik dari band atau orkes masa itu. Berasa tinggal di surga. Ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kehidupan warga eropa di Hindia-Belanda.

ZoekopdrachtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang