2. Hai, kamu

27 6 0
                                        

Sesampainya dirumah aku sangat bingung karena aku harus menulis cerita apa untuk besok pagi. Jika aku melihat google pasti tidak akan diperbolehkan karena ini harus cerita murni buatan sendiri.

Setelah banyak bingung, aku memutuskan untuk mengirim pesan kepada kakak di sekolah tadi.
Yaa dia adalah kak putra salah satu sekertaris osis di sekolah baruku, dan dia adalah orang yang dari awal aku masuk sekolah baru selalu memperhatikanku.

WhatsApp

Kinan
"Kak ini aku kinan dari kelas C yang tadi disuruh lomba storytelling besok,aku bingung mau bikin cerita kayak gimana"

Kak Putra
"oh kamu kinan,bikin bebas boleh kok aku saranin cerita Malinkundang kamu bisa liat google tapi di bedain sedikit biar ga sama,oiya makai kertas folio ya,janganlupa dikasi nama
Semangat"

Kinan
"okedeh Kak, makasih hehe maaf ganggu"

Kak Putra
"iya sama-sama santai aja"


Setelah mendapat saran darinya, aku langsung membuka google dan mencari cerita Malinkundang lalu ku bedakan sedikit ceritanya.

Menulis segini saja sudah membuatku mengantuk dan ingin tidur.

Dan ya akhirnya aku mulai memejamkan mataku lalu tidur.

_____________________________

Adzan magrib pun berkumandang lalu mamah segera menyuruhku untuk sholat.

Setelah selesai aku kembali memeriksa ceritaku untuk besok pagi. Huhh, rasanya deg-deg an sekali.
Tak terasa malam pun mulai larut dan setelah aku melaksanakan sholat isya mamah menyuruhku untuk tidur cepat agar besok tidak telat datang ke sekolah. Apalagi karena besok aku akan maju lomba.

***

Suara ayam berkokok terdengar jelas,ditambah lagi suara mama yang sedaritadi tak hentu-hentinya memanggil namaku agar aku bangun.

Setelah aku bangun aku melaksanakan rutinitas pagi ku lalu bergegas berangkat ke sekolah

Aku benar-benar dihantui rasa takut dan deg-deg an untuk hari ini. Aku takut salah baca atau salah di pertengahan nanti.
.
.
.

Sesampainya di kelas banyak siswa sudah mulai turun karena upacara akan segera dimulai. Tapi saat aku ingin turun aku mencari pita ku dan aku tidak menemukannya di tas ku.
Seketika aku panik dan aku baru tersadar jika semalam aku membereskan tasku serta mengeluarkan barang-barang di dalamnya, dan yang ku masukaan hanya topi kertas dan alat tulis saja.

"Dyra kamu bawa pita cadangan gak? aku lupa bawa soalnya" cemasku.

"bawa kok nan ni masih ada tinggal kamu gunting terus kamu bentuk aja" jawab Dyra.

"aah makasih banget ya" aku yang akhirnya lega.

"iya sama sama, yuk buruan turun takut telat"

"iya"

Untungnya saja Dyra membawa pita cadangan, jika tidak pasti aku sudah malu dan pasti akan dimarahi jika tidak memakai pita.

Akhirnya aku dan Dyra langsung turun lalu ke aula, saat di aula diberitahukan bahwa satu-satu kelas akan maju untuk menampilkan yel-yel yang kemarin dibuat.

Saat giliran kelas ku datang, tak disangka-sangka dari kejauhan Kak Putra memotret kebersamaan kelasku, dan yang paling membuatku kesal dia memotretku seorang diri.

Aku tak suka dengan tipe orang sepertinya, seakan-akan mengambil fotoku untuk kepentingan pribadinya.
Dia hanya tersenyum menatapku setelah selesai memotretku.

Aku SMP dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang