2. Hukuman

18.7K 1.1K 16
                                    

Sehari tanpa berbuat nakal itu
bagai sayur tanpa garam, Hambar.

~sang pembuat onar.

.
.
.
.
.


Disebuah kamar mewah dengan banyaknya barang berjejer dengan harga fantastis terdapat seorang pemuda yang sedang duduk menatap matahari pagi dari jendela kamarnya sedari 15 menit lalu.

Pemuda tersebut hanya termenung menatap halaman belakang rumahnya yang menampakkan taman yang memiliki kolam ikan ditengah-tengahnya, dirinya memandang tak minat kesekitarnya setelah mengalihkan atensinya kedalam kamarnya sendiri.

"aku kangen pengen berangkat sekolah padahal ini baru hari pertama hukuman, lama banget sih hukumannya kan jadi ga bisa ketemu temen-temen, ga bisa jailin guru-guru dan..... ga bisa makan pedes" ucap zello dengan murung menatap foto masa kecilnya dulu yang tengah menampakkan giginya putihnya sembari menenteng seekor kucing putih kecil.

Ia jadi merindukan si pussy, kucing manisnya yang menghilang setelah kunjungan rutinnya kerumah sakit untuk check up padahal baru beberapa hari ia bisa bermain dengan kucing manis itu.

"makanya kalo ga mau dihukum jangan nakal dengan coba-coba kabur dari mansion, jadi kena hukuman kan?"

Zello yang mendengar suara yang begitu familiar ditelinganya siapa lagi jika bukan kakak pertamanya daska. Zello yang mendengar hanya mampu tertunduk dengan pandangan menghadap lantai, tak mampu meski hanya menatap mata hitam legan dihadapannya bukan hanya itu dirinya juga sedikit menyesali perbuatannya namun juga sedih ketika mengingat kucing kecilnya yang tak pernah pulang hingga sekarang.

Daska Abiyan Gunawan. Seorang CEO diperusahaan perhiasan dan yang paling penting masih single meski diusianya yang sudah matang.

"kenapa diem? Udah sarapan?" usapan lembut diberikan sang kakak di rambut zello yang hitam lebat dan juga sangat lembut itu. Ia bisa melihat tatapan sendu adiknya kearah foto didepannya, bukannya ia tak tau kemana perginya kucing kecil itu namun ada alasan dibalik hilangnya kucing itu.

Hanya gelengan kepala yang diberikan zello karna memang dia belum sarapan dan sekarang jam menunjukkan pukul 08.30 pagi sedangkan dia baru bangun tidur pukul 08.15 karna tak ada yang membangunkannya, Dirinya juga sedang malas untuk turun ke meja makan.

"yaudah nanti biar kakak suruh maid buat anter sarapan buat baby." ucap daska yang setelahnya mengetikkan sesuatu di ponselnya sebentar.

"kak daska ga berangkat ke kantor?"

Pertanyaan yang sedari tadi mengganjal dipikiran zello mulai ditanyakan, mengapa kakak tertuanya itu belum ke kantor padahal biasanya dia berangkat sangat pagi?

"nggak, kakak ambil cuti buat nemenin adik kakak yang imut ini." ucapnya menggoda zello dengan mengecup pipi kirinya yang sangat lembut.

"aish...kakak...zello itu ganteng bukan imut!" rengeknya dengan nada yang membuat daska semakin dibuat gemas dengan tingkah si bungsu, andai ia bisa membawa adiknya kemanapun ia pergi namun secepat kilat ia menghilangkan pemikirannya takut membuat singa di mansion tersebut menerkamnya.

"ga kamu tuh imut liat aja dicermin kamu pasti keliatan imut."

"ga tuh zello malah keliatan ganteng." ucap zello dengan sangat percaya diri, pandangannya tak lepas dari hadapan cermin fullbody yang menampilkan tubuhnya karna tadi setelah sang kakak mengatakan 'cermin' membuat zello bergegas melihat dirinya dipantulan cermin.


Setelah melakukan sarapan pagi yang sedikit terlambat, kini yang dilakukan zello hanya berdiam diri di kamar karna tadi sang kakak tiba-tiba menerima telepon dari sekretarisnya dan bergegas ke kantor padahal tadi bilang sudah mengambil cuti, sungguh kakaknya berhasil membuatnya kesal dan bad mood seketika.

"mau nakal tapi takut dihukum sama daddy tapi kalo diem aja bisa mati bosen gue"

"mau ngapain ya? Gue punya ide!!!"

Kakinya berlarian menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa serta wajah cerah setelah sebuah ide memuncul dibenaknya, tanpa berpikir panjang lagi anak itu segera menjalankan aksinya dibanding rasa bosan terus menhampirinya.

Kini zello sedang berenang di kolam renang dibelakang mansionnya setelah tadi membuat sedikit kekacauan di mansionnya dengan mengerjai para maid dan bodyguardnya yang bekerja.

"huh...huh...huh.." nafasnya ketika baru saja naik kepermukaan kolam renang.

"ekhem.."

Suara deheman seseorang membuat atensi zello menatap sang daddy yang kini memandang dirinya datar, namun jika dilihat lebih teliti lagi akan ada kobaran emosi yang coba ditahannya. Sudah dikatakan bukan? Menghadapi putranya bisa membuat kepalanya berdenyut dikarnakan pusing.

"sudah puas bermain-mainnya?"

Zello yang ditanyai hanya menyengir mendengar pertanyaan sang daddy dan lantas melanjutkan acara berenangnya dengan riang, melanjutkan berenang karna sempat tertunda yang disebabkan kedatangan sang daddy tanpa menyadari sorot tajam yang dilayangkan padanya.

"zello sekarang naik nanti kamu bisa demam jika bermain terlalu lama di air!" meski terlihat datar diwajahnya namun dihatinya ia merasa khawatir jika anak semata wayangnya nanti sakit.

"tidak mau daddy!" sergah zello yang terus menikmati acara renang disiang hari meskipun cuaca sedang panas.

"mau naik sendiri atau dengan paksaan?"

"aish..daddy mah gitu mainnya ngancem terus ga seru." ucap zello dengan bibir mengerucut yang mampu membuat siapapun akan seketika gemas melihatnya.

******

Dimalam harinya sang bungsu terkena demam karna terlalu lama bermain air dan kini terjadi drama karna ia yang tak ingin diinfus sang kakak ke-4.

Darel Putra Gunawan seorang dokter muda yang menjabat sebagai kepala rumah sakit keluarga, memiliki wajah yang rupawan, ramah, dan penyayang namun akan berubah menyeramkan jika marah dan tidak akan bisa dibantah perintahnya.

"zello ga mau diinfus kakak, sakit.." rengeknya.

Darel tak mengindahkan ucapan sang adik dan hanya terfokus menyiapkan alat-alat untuk menginfus anak nakal dihadapannya yang kini telah memasang puppy eyes namun ia harus tahan agar tak menatap mata yang bisa membuatnya luluh dan menghancurkan rencananya menginfus anak nakal itu.

"tidak zello kau demam jadi harus diinfus!" titah sang daddy dengan nada tegas, namun sorot matanya sayu teradapat sorot khawatir disana.

"sini kakak peluk biar ga kerasa sakitnya, matanya ditutup dong." ucap sang kakak ke-5 dengan segera mendekap tubuh kecil sang adik yang bergetar ketakutan sambil menyerahkan tangan kiri zello kepada darel dan membawa kepala anak itu kedalam pelukan hangatnya, membiarkan kaosnya basah karena air mata adik kecilnya.

Gara Samuel Gunawan. Seorang chef yang ahli memasak segala jenis makanan, pemilik restoran bintang lima dibeberapa negara. memiliki wajah yang begitu rupawan dan terkesan cuek, namun akan overprotective jika menyangkut sang adik bungsu.

Setelah selesai diinfus sang bungsu pun tertidur setelah adegan menangis yang mampu membuat keluarganya kelimpungan, sebab anak itu akan sangat rewel ketika sakit dan akan sangat sensitif terhadap sesuatu.

.
.
.
.
.
.
TBC

Jangan lupa vote, comment, and share

Arzello (end) PINDAH KUBACA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang