4. Tawuran

11.2K 927 10
                                    

Tawuran dulu,
Masalah hukuman nanti.
Karna masa muda tak akan terulangi.

~pecinta kerusuhan

.
.
.
.
.


"woy bangs*t emang lu, sini kalo berani maju!!" tantang zello yang menjadi ketua tawuran dari sekolahnya, dia sudah siap untuk memukul lawannya yang tampak siap untuk dihajar dan dibuat babak belur oleh dirinya.

"siapa takut!" sang lawan pun ikut menanggapi dengan amarah yang ikut tersulut melihat wajah babyface yang tampak menyebalkan dipandangannya.

"kalian yakin bisa ngalahin sekolah kita-kita, mending pulang sono cuci muka cuci kaki terus tidur siang daripada kalah lagi kaya yang kemarin." ucap zello dengan nada meremehkan sembari mengingatkan kekalahan dari lawannya beberapa minggu yang lalu.

Untuk saat ini zello yang menjadi ketua sebab ketua yang sebelumnya tengah ada keperluan lain yang mendesak katanya, jadi zello yang diturunkan untuk menggantikannya.

"bac*t emang lu, sekarang kita ga bakalan kalah lagi dari sekolah kalian!" geram sang lawan yang amarhnya sudah berkobar mendengar penuturan lawannya yang tampak meremehkan kekuatan dari sekolah mereka.

"serang...."

"serang...."

Kedua kubu mulai beradu kekuatan, pukulan demi pukulan mereka lakukan untuk mengalahkan lawan mereka, pertarungan sengit terjadi diantara kedua kubu yang tak ada yang ingin kalah. Mereka berpikir jika mereka menang ada sebuah kebanggan tersendiri dihati mereka.

"akhirnya kita ketemu lagi, sekarang gue ga akan kalah lagi dari lu." tunjuk ketua dari musuh zello yang bernama juan, dapat dilihat dari netranya berkibar amarah dan dendam yang begitu besar seolah bukan hanya kekalahan dari tawuran yang membuat dia begitu marah namun juga akan hal lain yang tidak diketahui zello.

"wey bangun lu dah siang ini masih aja ngimpi, hahaha..."

tawa zello semakin membuat amarah juan semakin memuncak, ia merasa dihina oleh zello dan ia merasa dapat mengalahkan tawuran saat ini.

Zello yang melihat lawannya semakin marah merasa senang karna berhasil menyulut api emosi yang menggebu, bukan apa-apa ia merasa kesal setiap kali tawuran melihat wajah songong dari wajah lawannya.

Bugh..

Satu tinjuan mengenai pelipis zello dari juan yang menyerang tanpa aba-aba meninggalkan lebam biru keunguan yang nampak jelas.

"bangs*t!"

Bugh...

Bugh...

Bugh...

Tinjuan dilayangkan oleh zello kepada juan dengan membabi buta tanpa menghiraukan wajah sang lawan yang sudah babak belur dibuatnya itu, ia seolah mengeluarkan semua marah dan kesalnya kepada keluarganya yang telah mengekangnya dalam pukulannya.

Dan pada akhirnya tawuran dimenangkan oleh kubu milik zello diakhir tawuran, meski ada beberapa temannya yang tumbang dikarnakan serangan lawan saat tawuran berlangsung namun dengan segera mereka dibawa ke klinik terdekat untuk mendapatkan pengobatan. Itulah rencana zello karna nyawa lebih penting dibanding kemenangan sesaat.

"risyam muka lu biru-biru anjir tar kalo bokap lu nanya gimana?" tanya bima sambil menunjuk wajah zello yang kini dihiasi lebam kebiruan dengan meringis seolah ikut merasa sakit dari hasil pukulan yang diterimanya tadi.

"aduhh...gimana nih ntar gue kena hukuman ga boleh berangkat sekolah lagi"

Panik zello mengingat keluarganya yang begitu overprotective tak akan membiarkan ia untuk berangkat sekolah dan jangan lupakan hukuman yang siap menanti, dirinya lupa rasa sakit dari pukulan yang diterimanya karena rasa amarah yang menggebu dan kini ia sedikit menyesal karna tak dapat melindungi wajah tampannya.

Arzello (end) PINDAH KUBACA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang