3. Sekolah

15K 942 7
                                    

Biarpun dirumah kaya bayi tapi disekolah gue tetaplah
Sang bad boy sejati.

~bad boy sekolah

.
.
.
.
.

Seorang pemuda berjalan dikoridor kelas seorang diri setelah satu minggu terkurung dalam sangkar emas, dengan menyampirkan tasnya dibahu kanan dengan tangan kiri yang dimasukkan disaku celana membuat dirinya terlihat cool dimata para siswi yang melihatnya. Sang pemuda yang ditatap tersebut hanya bersikap acuh, disekitar koridor sudah lumayan ramai dengan kehadiran beberapa siswa siswi yang tengah mengobrol asik dikursi depan kelas.

Setibanya dikelas sang pemuda, dirinya langsung duduk dibangkunya yang berada ditengah-tengah sahabatnya, sedangkan para sahabatnya kini sedang bermain game online, mereka sangat fokus bahkan tak menyadari kehadiran salah satu sahabat mereka yang baru saja tiba.

"gue kerjain kali ya xixixi..." ucap zello didalam hati dan dengan segera melangkahkan kedua tungkai kakinya dengan sangat pelan menuju sang sahabat yang duduk saling membelakangi dipojok kelas.

"bar, bim guru dah dateng tuh!" teriak heboh zello mengagetkan kedua insan yang sedang terfokus pada game masing-masing membuat keduanya menggeram kesal.

Kedua sahabat zello adalah Abimana Ziona dan Akbaro Poily merupakan teman masa kecil juga teman seperjuangan zello karna keluarga mereka juga overprotective namun lebih amat sangat overprotective keluarga zello yang sudah tak tertolong lagi.

"mana-mana" ucap akbar dan bima bersamaan sambil kepala menoleh kekanan dan kekiri dengan cepat.

"aelah lu mah gitu padahal dikit lagi gue tuh hampir menang." ucap akbar dengan nada merajuk bahkan keduanya mendengus kesal bersamaan.

"iya nih, risyam emang minta disantet deh."

Risyam menjadi panggilan zello ketika berada diluar kawasan mansionnya. Karna nama risyam lebih cool dibanding panggilan zello menurutnya. Padahal menurut mereka yang berada disekolah itu entah nama zello ataupun risyam tak ada yang berbeda sebab wajah babyface pemuda tersebut yang tampak menggemaskan, bahkan terkadang tingkahnya justru mengarah seperti anak TK yang tersesat di SMA.

"bodo!" cuek zello meninggalkan kedua sahabatnya menuju tempat duduknya kembali diikuti kedua pemuda yang tampak masih menggerutu kesal.

Tingkah mereka bertiga sudah menjadi tontonan siswa dikelasnya hampir setiap hari dikarnakan hampir tak pernah ada waktu tanpa bertengkar untuk hal-hal yang orang lain sepele. Ada yang memandang datar karna sudah biasa hal tersebut terjadi, namun ada juga yang tertawa melihat keributan yang disebabkan oleh mereka bertiga.

"oh iya, lu kok ngga masuk sekolah seminggu sih?" tanya akbar kepo walaupun ia sebenarnya memiliki tebakan tersendiri dibenaknya, namun bukankah lebih baik bertanya dibanding suudzon kepada sahabatnya itu?

"iya tuh kemana aja lu padahal entar pulang sekolah ada tawuran antara sekolah kita sama sekolah sebelah!" sambung bima dengan santai tanpa memperhatikan perubahan ekspresi zello yang kini tampak berbinar senang seakan lupa bahwa beberapa waktu lalu mereka terlibat pertengkaran.

" ada tawuran? Dimana tempatnya? Gue ikut dong!" zello tak sabar melatih tendangan dan pukulannya yang sudah lama tak pernah ia gunakan lagi, sekarang ia merasa ototnya kaku dan memerlukan latihan pemanasan seperti tawuran misalnya?

"tapi buat baby tuh ga boleh yang namanya main tawuran mending main robot-robotan aja dirumah sama mommy." ucap bima dengan muka tengilnya yang dihadiahi sebuah tabokan yang cukup keras dibelakang kepalanya oleh sosok zello yang tampak berang.

"enak aja gue tuh bukan bayi ya! Mau ga lu ngrasain pukulan dengan penuh cinta dari gue lagi? gratis deh buat lu doang!" sembari menunjukkan kepalan tangannya dihadapan sahabatnya yang tampak mundur dan memilih bersembunyi dibalik tubuh akbar.

"eits..ampun bosqu bercanda tadi, sensi amat sih lagi PMS ya?"

Zello yang ditanya hanya memandang datar sang sahabat yang sudah sangat menyebalkan dimatanya. Jikalau mampu sudah dibuang tuh dua sahabatnya ke sungai amazon, atau adakah tempat pertukaran sahabat? Karna sahabatnya sekarang lebih dan semakin lebih mengesalkan.

"udah deh cepet kasih tau dimana nanti tawurannya?" kesal zello dengan cemberut, lelah menunggu jawaban pasti dari sahabatnya yang senang mempermainkan dirinya.

"dilapangan deket taman, emang lu dibolehin ikut tawuran nanti malah kaya dulu lagi" ucap bima mengingat-ingat kejadian waktu lalu ketika mereka memaksa ikut tawuran terakhir kali.

Flashback

Disebuah lapangan banyak anak murid laki-laki yang sedang melakukan tawuran, mereka saling memukul untuk mengalahkan lawannya dengan sekuat tenaga demi mempertahankan harga diri mereka dan nama sekolah yang mereka junjung tinggi.

bugh..

Bugh...

Bugh...

Itulah suara yang dihasilkan dari tawuran tersebut tak lama suara tembakan keudara terdengar tak jauh dari tempat tawuran tersebut, sedikit jauh dari posisi mereka tampak beberapa polisi berdatangan menuju tempat kejadian.

Murid yang melihat keberadaan aparat negara tersebut berlari berbondong-bondong menjauh meski ada yang terjatuh dan saling berdesakan dengan kawan maupun lawannya yang terpenting bagi mereka selamat.

"untung aja kita bertiga ga ketangkep ama tuh polisi!" ucap bima yang diangguki akbar dan zello bersamaan.

"jadi....kita mau kemana nih?"

zello yang mulai merasa pernafasannya lebih baik setelah tadi kelelahan berlari pun bertanya pada bima dan akbar.

"gimana kalo kita ke cafe aja?" ajak akbar.

"boleh tuh."

Akhirnya ketiga remaja tersebut pergi menuju cafe tujuan mereka tanpa mereka sadari mereka diikuti oleh para pria berbadan besar dengan pakaian hitamnya.

"kalian mau pesen apa?"

"samain aja deh."

"oke!"

Setelah memakan makanan, mereka mulai berbincang seputar kejadian yang mereka alami dan melupakan luka yang terdapat diwajah mereka yang harus diobati.

"ekhem..."

Zello yang duduk menghadap kedua sahabatnya merasa bingung melihat wajah mereka pucat pasi setelah mendengar deheman seseorang dibelakangnya.

"kalian kenapa sih?"

"hai adik kakak yang nakal, pulang yuk!"

Suara itu apakah zello salah dengar? Setelah menolehkan kepala kebelakang akhirnya ia tau bahwa sosok itu adalah kakaknya Darel Putra Gunawan dengan senyum menawannya yang mampu membuat para kaum hawa menjerit bahagia sedangkan ketiga pemuda tersebut meneguk air liurnya dengan susah payah.

"kalian tadi habis ngapain?"

"tawuran!" jawab bima dan akbar serentak tanpa pikir panjang dan tanpa melihat ekspresi zello yang semakin pucat.

"oh tawuran...SEKARANG KALIAN BERTIGA PULANG!!" setelah dibentak barulah akbar dan bima mengetahui letak kesalahan mereka yang mereka perbuat.

Dan akhirnya kalian pasti dapat menebak apa yang terjadi selanjutnya! Ya..zello dihukum dengan begitu berat

Flashback off

"tenang aja yang penting muka gue ga kena tonjok mah aman terkendali dan yang paling penting! lu berdua harus diem jangan sampe bocor kaya kemarin." peringat zello dengan menatap mereka tajam.

Akbar dan bima yang mendengar hanya cengengesan memperlihatkan gigi putih mereka dengan tangan yang menggaruk tengkuk mereka yang tidak gatal.

.
.
.
.
.
.
.
TBC

Arzello (end) PINDAH KUBACA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang