Ratmi dan Darman merupakan sepasang suami istri, pernikahan mereka bisa dibilang bahagia terlebih saat ini Ratmi tengah mengandung anak dari Darman. Mereka hanya tinggal pada sepetak rumah kecil yang jauh dari keluarga mereka. Bukan tanpa alasan kenapa mereka memilih hal tersebut, tidak lain adalah karena teror dari Ruslan, seorang yang cintanya pernah ditolak oleh Ratmi. Rupanya, Ruslan tidak henti-hentinya melancarkan aksi terornya. Namun Ratmi dan Darman memilih tetap tinggal pada rumahnya karena kondisi kandungan Ratmi yang kian membesar dan sudah memasuki usia persalinan.
Rupanya, beberapa hari ini Ruslan telah mengamati rumah Darman dan Ratmi. Ia terus mengamati Ratmi, baginya Ratmi tetaplah menarik meski dalam keadaan hamil besar. Sayangnya, ia hanya bisa mengamati Ratmi dari jauh. Ia membayangkan jika tubuh indah Ratmi menjadi miliknya. Ya, pikirannya memang sudah gila. Sesekali ia mengintip dari celah rumah kecil itu, dilihatnya Ratmi sedang memegangi perut, meringis kesakitan, sedang Darman belum kunjung pulang padahal hari sudah malam.
"Ssshh"
"Kenapa perutkuh sakit sekali? Apa jangan2 aku mau melahirkan?. Sshh.. ahh.."
"Mas Darman, cepatlah pulanghh. Sshhh.. uuhh"
Melihat Ratmi yang meringis dan mengerang kesakitan, membuat Ruslan semakin bergairah. Kali ini ia benar-benar akan melancarkan aksinya. Baginya, malam itu adalah kesempatan emas untuk menikmati tubuh Ratmi.
Ratmi terduduk pada Kasur sembari memegangi perutnya, berharap suaminya segera pulang.
Tok tok tok
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
"Sshh sebentar Mash.. sshh"
Ratmi tertatih-tatih, membukakan pintu menyambut suaminya. Tapi sialnya..
"Kenapah kamu datang ke sinih? Sshhh.."
"Meski dalam keadaan hamil besar begini, rupanya kau tetap cantik dan menarik, Ratmi"
"Keluar kau dari sini! Keluaaar! Aaawhh"
"Kali ini kau tidak akan bisa lepas dariku! Ayo, bercintalah denganku Ratmi! Aku ingin menikmati tubuh indahmu itu"
"Tidaaak, kauh sudahhh gilaahh.. lepaskan akuhh.. aaaahh"
Ruslan menggendong Ratmi menuju kamar lalu menghempaskan tubuh Ratmi ke kasur.
"Apah yang kau lakukan? Inih tidak benarrhh.. aaahhh.. huuuhh"
"Diam! Lebih baik kau turuti aku atau kau akan kehilangan bayimu"
"Kau benar-benar gilaah.. sshh.. aahhh.. sakkiitttt" Ratmi terus mengerang karena kontraksi yang dialaminya.
Ruslan melihat ada dua selendang di kamar Ratmi. Tentu hal itu tidak akan ia sia-siakan. Ia kemudian mengikat tangan Ratmi di kedua sisi dipan, membiarkannya melenguh kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Giving Birth Stories (Jadul Version)
Cerita PendekKumpulan cerita pendek melahirkan dengan latar jaman dulu. Gasuka skip aja. Open request juga boleh, komen / dm yah 💕