3

1.6K 250 6
                                    

aroma parfum yang wanginya telah terekam di memori billkin menguar. tak dipungkiri selama delapan tahun persahabatan mereka, pp tidak mengganti parfumnya, semuanya terasa familiar.


dulu pp suka sekali memakai parfum milik kak risa yang saat itu beraroma strawberry, pp yang polos tidak tahu bahwa itu parfum untuk perempuan, jadi maminya membelikan dirinya parfum dengan aroma yang berbeda, dan pp menyukai hal itu hingga kini aroma itu terus melekat di tubuhnya.

it smells like coconut kinda mixed with sugar, actually he doesn't really know how to explain but it gives him cozy tropical and fresh vibe. ( he doesn't like coconut as well, but it hit different when pp put on that perfume on his body. )

" kalo dingin, ambil aja jaket aku dibelakang. " tawar billkin

pp menggeleng, ada perasaan aneh yang menyeruak dalam hatinya, walaupun sudah tak terhitung billkin meminjamkan jaket padanya, pp masih merasa spesial.

pp berjalan menunduk, ia mengekor di belakang billkin dengan pelan. melihat pp yang berjalan seperti siput, billkin menariknya.

" jangan jauh-jauh, " bisiknya lantas menggenggam tangan pp.

pp tidak mengerti mengapa billkin melakukan ini kepadanya. apakah yang ia tersadar atas apa yang ia lakukan selama ini? semuanya yang billkin lakukan hanyalah alasan atas pertemanan mereka, tidak lebih.

walaupun pp tidak pernah menyatakannya, ia yakin billkin mengerti, maksudnya-mana ada sih teman yang rela ditelepon pukul dua pagi dan diminta untuk menemani via video call karena pp terjaga karena mimpi buruk? atau yang rela hujan hujanan hanya untuk mengantarkan buku catatan yang terbawa billkin? atau bahkan berburu kelapa muda saat billkin tidak suka buah tersebut? hal-hal itu membuat pp jatuh-sejatuhnya pada sosok yang menggenggam erat tangannya.

ancol tergolong sepi saat itu, lagian siapa yang mengunjungi ancol di hari selasa pukul setengah empat sore?

" ngapain ngajak kesini? " jawab pp clueless, pria dengan kulit pucat itu menatap sekeliling, hingga tatapannya berhenti pada billkin yang menatapnya.

ah, sialan.

billkin tersenyum manis, lalu mengajak pp berjalan menyusuri jembatan kayu. ia menarik tangan pp pelan dan menggenggamnya erat

" aku mau cerita, " ujarnya setelah menyandarkan tubuhnya pada pembatas jembatan kayu, posisinya berlawanan dengan pp yang menatap laut, sedangkan ia membelakanginya.

pp berdehem, " gimana? "

lawan bicaranya terlihat menengadah melihat ke langit yang terlihat bersih nyaris tanpa awan, " kayaknya aku suka sama orang," ujarnya masih dengan mempertahankan senyum.

pp tercekat, ia sempat menahan nafasnya sejenak kemudian tangannya mencengkram erat pegangan kayu tersebut.

" oh ya? sama siapa? kamu belum pernah cerita, " tanyanya terdengar seantusias mungkin, walaupun yang sebenarnya ia rasakan adalah dadanya yang bergemuruh.

billkin masih tersenyum, ia menoleh ke lawan bicaranya " jane ramida, kamu tau gak? i think i have crush on her, aku bakal ngedeketin dia, pi."

pp tersenyum pasrah, " oh, glad to know it. " ujarnya lirih,

even if it breaks his heart, he'll take the hit.

billkin yang mengetahui perubahan raut wajah pp kemudian menyerngit, " kamu kenapa? "

" kaget aja, kamu selama ini hampir gak pernah cerita atau deket sama cewe. " ujar pp jujur

suasana terasa canggung untuk pp saat billkin menceritakan antusiasmenya tentang perempuan tersebut, sebisanya pp menanggapi dengan seadanya. walaupun sesak.

" kin, pulang yuk. udah mau malem,"

ternyata dugaanku salah kin, kamu emang gak ngerti.

🌺

malam itu pp menghabiskan malam dengan menangis. hingga menenggelamkan wajahnya di selimut karena takut isakannya akan mengganggu kamar di sebelahnya.

' someone told me that the way he treats you is how he feels about you, tapi kayaknya itu gak berlaku buat kamu ya? kamu ngelakuin semuanya atas dasar persahabatan kan,kin? iya, kan? '

ditengah isakannya ia terus meracau, mengeluarkan segala keluh kesahnya.

' kin, you have no idea how much i like you, how much you make me smile, how much i love talking to you, or how much i wish you were mine. i don't even know why im still hoping, i dont know, kin. i don't really know. '

' im sorry, kin. im sorry that i love you, '

pp beranjak untuk bercermin, dilihatnya mata yang bengkak karena menangis berjam-jam. ia lantas membasuh wajahnya, tepat saat air yang dingin menyentuh permukaan kulitnya, ia menangis lagi.

' why am i so afraid to lose you, when you are not even mine? '

' whatever the case, as long as you happy, im glad for you. '

*͙*❥⃝∗⁎.ʚɞ.⁎∗❥⃝**͙

a

/n:

what the f

lucidity » bkpp. [end] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang