pp meletakkan ponselnya di telinga saat pukul empat sore yang nyaris hujan. kakinya tak berhenti bergerak karena gelisah, katanya billkin akan menjemputnya, namun sudah satu jam ia bahkan tidak ada kabar.
akhirnya panggilannya diangkat setelah empat kali percobaan.
" halo, " ujarnya billkin, terdengar suara riuh diseberang sana
" kin, kamu dimana? " tanya pp langsung to the point
" aku lagi sama jane, di janji jiwa pi. ada yang lain juga, rame-rame kok. sini deh nyusul, " jawabnya santai, tanpa mengetahui pp yang menunggu selama satu jam di halte kampus.
oh
sudah tiga kali ini dalam seminggu ini billkin melupakan janjinya.
pp mengalihkan pandangannya ke sembarang arah, lantas membenarkan totebag nya. apa billkin benar-benar lupa? mau marah pun rasanya tidak pantas, karena ia hanya sebatas teman. hidup billkin tidak semuanya tentang pp, kan?
pp menggeleng yang semestinya tidak dapat dilihat oleh sahabatnya tersebut, " gak dulu deh, yaudah ya. bye, " jawabnya lalu memutuskan panggilan sepihak.
" tau gini mending tadi bareng kak jayler! walaupun dinyamukin sama kak thana tapi kan masih dianggep! " rutuknya kesal.
ia hendak memesan gojek namun tiba tiba sebuah mobil asing berhenti di depannya, pp tidak tahu itu siapa sebelum orang tersebut menurunkan kaca mobilnya
" pp! "
" metawin! "
ujar mereka bersamaan. pp dan metawin dulunya teman dekat, mereka sempat satu sma namun metawin pindah saat naik ke kelas 2 karena lokasi sekolahnya terlalu jauh dari rumahnya sehingga membuat dia keteteran. kini mereka melanjutkan di kampus yang berbeda, pp di universitas nadao sedangkan metawin di universitas gmm. mereka sesekali berinteraksi di dm instagram, namun belum sempat untuk bertemu. kebetulan sekali mereka bisa bertemu saat ini.
" mau kemana? bareng gue aja! " tawarnya antusias
pp kemudian mendekat, " mau balik taa, boleh? " tanyanya ragu-ragu.
" ya boleh laah! tapi nanti anter love pulang dulu ya? "
" oke, gak papa, aku naik ya? " tanyanya yang diangguki oleh metawin
raut muka pp berubah antusias saat mendapati love duduk di bangku depan " wow, aku satu mobil sama selebgram love pattranite! " ujarnya riang
love tertawa kemudian menggeleng pelan, " oooh, ini toh yang namanya pp, gue liat di feeds ig fabulousnadao katanya banyak fanboynya! " tukas perempuan tersebut, tidak heran pp mendapat banyak fanboy, parasnya yang manis dan cantik serta kulit yang pucat membuat love sedikit insecure.
pp tertawa, first impression mereka tidak tergolong canggung walaupun pertama kali bertemu. suasananya mengalir begitu saja seolah mereka benar benar sudah dekat.
" anyway, kalian abis ngapain ke nadao? " tanyanya heran, sesekali wajahnya ia tumpukan pada kursi depan
metawin melirik pp sejenak lalu pandangannya beralih ke jalanan " nganter si love cod pi, kadang gue heran si love tuh pacaran rasa jomblo alias kemana-mana sendiri, malah seringnya ditemenin sama temennya! " sindir si pemilik gigi kelinci yang membuat love mencubit pipi metawin
" ih lo aja yang liat kesel, apalagi gue yang ngerasain! kadang kalo mau jalan tuh harus emosi dulu, malah kadang dia nya stand up comedy, mending gue pergi sendiri aja! " tukas love emosi. sebenernya kasian juga sih.
selama perjalanan mereka berbincang dengan asik, setengah jam kemudian tanpa terasa mereka sudah sampai di depan rumah love. pp pun lantas pindah ke bangku depan.
" lo masih sama billkin ya? " tanya metawin sembari memutar kemudi mobil, membuat pp ber-huh ria
" iya, masih temenan. "
temenan sih, tapi kalau ada lomba siapa yang menyayangi teman terdekat, pp pasti juara satu.
" really? " tanya pria bergigi kelinci itu heran, " i thought you love him, gue liat liat seringnya lo sama dia mulu sih sampe gue kira pacaran, gaya berteman lo tidak mencerminkan pertemanan sama sekali kalo gue boleh jujur. " lanjutnya
pp mengangguk, ia memutarkan bola matanya malas lalu menatap keluar jendela, " yeah i think so, taa. i do love his smile, i do love his attention and affection towards me, i do love how he responds to me when i start talking. but- "
" in conclusion, you are in friendzone. " tandas metawin santai memutus perkataan pp. what a straight shooter.
pp tersenyum kecut. mau bagaimanapun ia mengelak, metawin itu benar. semua orang benar, yang salah perasaan dia.
" confess aja pi, kok gue ngerasa dia juga suka sama lo ya? " saran lelaki manis yang memakai kemeja putih tersebut
'halah, gak usah kepedean.'
'i'd be his, if he asked, taa. tapi aku aja gak berani ngomong.' batinnya
pp tertawa canggung, kemudian menggeleng dua kali " dia aja udah ada gebetan, plis. " ujarnya, lain di hati lain di mulut.
" oh, c'mon! lo berdua bukannya udah deket dari lama? gampang dong kalo lo mau deketin dia! "
" tapi taa, kayaknya gak semudah itu deh. aku takut kalo ntar jadi ribet. " tukas pp masih kekeh dengan pendiriannya,
metawin menoleh sejenak, " takut kenapa? lo kebanyakan mikir aneh aneh ya pasti? "
pp untuk ke sekian kalinya tertawa canggung, " well, that's my problem, i think too much and i fell too deeply, plus i dont have any courage to confess. " lanjutnya menatap lurus ke jalanan.
lelaki yang tengah mengemudi itu mengendikkan bahunya " what a dangerous combination. "
*͙*❥⃝∗⁎.ʚɞ.⁎∗❥⃝**͙
a/n:
you can check my works if you wanna read my brightwin oneshoot, thank u ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
lucidity » bkpp. [end]
Casualedont let me floating around, with no destination in mind. [lowercase intended] • bxb • bkpp • written in bahasa