SAYANG,,,,

518 31 0
                                        

Yang lain sedang menyelesaikan makannya dengan lahap. Marco sama sekali tidak fokus pada makanannya. Matanya lebih banyak melirik kepada Vee. Sedari tadipun Heros menyadari itu.
Ada perasaan tak suka di hati Heros melihat lelaki lain memperhatikan istrinya. Tentu saja dia tidak sadar bahwa perasaan itu karna dia cemburu.

Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam. Mama dan sodara Vee sudah akan pulang. Sebelum pulang, mereka masih sempat mencari muka pada Heros.

" Apa lain kali mama boleh kerumah kalian lagi? " tanya nyonya Dhinar tanpa canggung ataupun malu.

" Tentu saja. " jawab Heros santai.

" Apa kami boleh menginap dirumah ini kapan-kapan?" tanya Clara antusias. Dia sangat ingin mempamerkan rumah itu pada teman-temannya.

" Aku tidak masalah jika ingin menginap dirumah ini. Tapi untuk masalah itu, hanya istriku yang bisa memberi ijin. Rumah ini dan semua yang aku punya, adalah milik istriku." Jawabnya dengan sebuah senyum tipis.

Clara merasa kecewa. Niatnya untuk membuat iri teman-temanya akan gagal. Tidak mungkin adiknya itu akan mengijinkannya untuk menginap lain kali. sedangkan kedatangannya kali ini saja tidak disambut oleh adik dan papahnya.
Tuan Jhon bersyukur Vee saat ini sedang dibuat sibuk oleh Rama di kamarnya. Jika tidak, pasti Vee akan luluh oleh ibunya yang akan mengancamnya dengan kata durhaka.

" Baiklah, kalau begitu kami pamit pulang dulu." ucap mama mertuanya mengalihkan kecanggungan.

" Hati-hati di jalan. " ucap Heros santai.

Tamu-tamu itu kemudian berlalu.

****

Saat ini semua orang sudah berada di kamarnya masing-masing. Rama sudah terlelap setelah Heros membacakannya sebuah dongeng. Kemudian ia kembali ke kamarnya.

Didalam kamar, Vee sedang duduk di meja rias untuk memakai krim malam. Heros mendekatinya dan berdiri tepat di belakangnya. Vee menatap wajah Heros melalui pantulan cermin.

" Sayang..." panggilnya dengan nada menggoda. Vee tersentak.

" Haruskah aku membiasakan diri memanggilmu seperti tadi?" godanya lagi.

Vee menyunggingkan senyum mengejeknya pada Heros.

" Tidakah cukup bagimu jika hanya Mona yang kau panggil sayang? Dia bahkan lebih berhak dariku. Dan lagi, kontrak kita akan segera selesai." jawab Vee.

" Apakah kau sudah tidak sibuk lagi? Sejak tadi siang aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Ucapnya kepada istrinya.

Vee hanya diam menatap cermin. Merasa tidak senang di diamkan, Heros mengambil bahu istrinya, membalikkan tubuh Vee dengan kasar dan mengangkatnya hingga terduduk di atas meja riasnya. Heros mengunci Vee dengan kedua tangan yang di pautkannya ke meja disisi istrinya.
Mereka saling bertatapan,,, Deru nafas Heros begitu memburu. Desir darah Vee terasa keram disekujur tubuh,,, Degup jantung mereka saling bertautan.

" Sejujurnya, aku adalah tipe orang yang tidak perduli apapun. Bahkan jika orang lain mendiamkanku atau mengacuhkanku. Tapi entah kenapa, saat itu adalah dirimu, aku akan merasa sangat tidak terima. Rasanya aku sangat ingin membunuh seseorang untuk melampiaskan emosiku." ucapnya pelan lagi.

Sekarang, degupan jantung Vee semakin kencang. Bukan karna kejadian tadi, tapi karna ia merasa bahwa Heros sedang mengancamnya. Ia takut, Heros seperti mengatakan bahwa ia akan membunuhnya jika terus mengabaikan suaminya itu.

" Ma,, maafkan aku." ucap Vee ketakutan.
Melihat ekspresi wajah istrinya yang ketakutan, ia menyadari kesalahan dari ucapan terakirnya.

Dengan sigap ia mengambil tangan istrinya dan menggenggamnya hangat.

AKU MENCINTAI MU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang