KENANGAN 22 TAHUN YANG LALU

539 36 0
                                    

Mobil mereka menyusuri jalan, jam ditangan Vee sudah menunjukkan angka 12 malam. Keadaan jalan sudah mulai sepi, mereka tidak tahu harus mencari kontrakan dimana. Mereka tidak mungkin mencari penginapan apalagi hotel, uang yang mereka miliki terbatas. Vee memutar keras otaknya untuk berfikir. Tiba-tiba dering handpone milik ayahnya berdering. Seseorang menelfonnya ditengah malam seperti ini.

" siapa pah? " tanya Vee yang sedang mengemudi.

" entahlah, papah tidak mengenali nomornya." jawab Tuan Jhon sembari mengangkat telfonnya.

hallo, selamat malam. Sambut suara di sebrang handpone itu.

" iya, selamat malam. Dengan siapa saya bicara? " tanya Tuan Jhon

saya adalah seorang bocah 12 tahun yang anda tolong 22 tahun yang lalu Tuan Jhon. Jawab suara dari handpone.

" 22 tahun yang lalu?" tanyanya lagi merasa lupa kejadian selama itu.

Mungkin anda sudah melupakan saya, tapi saya tidak akan melupakan orang yang telah membantu saya saat saya kesusahan.
Ah,,, bagaimana kalau anda datang ke tempat saya. Saya ingin mengundang anda dan keluarga datang ketempat saya. Mungkin saja anda akan mengingat kembali 22 tahun yang lalu jika anda bertemu saya. ucap Heros dari balik handpone.
Namun sejujurnya bukan itu alasan utama Heros mengundang Tuan Jhon tengah malam begini. Dia tau orang tua itu sedang kesusahan mencari tempat tinggal tengah malam begini. Heros mencoba menolong seperti halnya Tuan Jhon kepadanya 22 tahun yang lalu.

" tengah malam begini? " Tuan Jhon bertanya kembali.

Ya, jika anda tidak keberatan.

cukup lama ia menimbang keputusan.

ah, mungkin saja kami bisa menginap malam ini disana. kalau memang aku pernah menolongnya, mungkin dia bisa menolong kami malam ini saja. Ucap Tuan Jhon dalam hati.

" baiklah " jawab Tuan Jhon akhirnya.

saya akan mengirim alamatnya pada tuan. kata-kata Heros menyudahi pervincangan mereka di handpone.
Tak lama, masuk sebuah pesan yang bertuliskan sebuah alamat.

" Vee, kita singgah rumah teman papah saja dulu. Mungkin dia bisa memberi kita tumpangan untuk tidur malam ini. Ini sudah sangat larut, kasihan anak dan adikmu " pinta Tuan Jhon.
Vee melirik kaca spion dan melihat anak dan adiknya sudah terlelap di kursi belakang.

" iya pah, tapi aku tidak bisa ikut. Biarkan aku mengantar kalian kesana. Aku akan tetap mencari rumah untuk kita tinggal sementara kalian dirumah kenalan papah" ucapnya menyetujui permintaan papahnya.

" baiklah nak, tapi kamu harus berhati-hati sayang. Alamatnya dekat dari sini, hanya berbelok di gang depan sana rumah no.32" bergegas Vee mempercepat kendaraannya dan berhenti di depan sebuah rumah.
Vee dan Tuan Jhon tercengang melihat rumah megah  bak istana bertingkat tiga. Perpaduan warna catnya putih dan gold yang indah, pilar-pilar menjulang tinggi, halaman yang sangat luas dipenuhi bunga hias bak taman. Serta pagar dan tembok tinggi berwarna Silver yang mengelili rumah itu. Mereka berdua takjub melihat pemandangan ini.
Masih dengan perasaan mengagumi, tiba-tiba saja pagar itu terbuka dan seorang penjaga pagar mempersipahkan mobil mereka masuk.

Mereka kembali takjub ketika memasuki pekarangan rumah itu. Didalam garasi yang tak nertutup itu berjejer beberapa kendaraan-kendaraan mewah beroda 4 dan 2 yang mungkin saja harganya bisa mencapai milyaran.

"pah, apa ini benar rumah kenalan papah?" tanya Vee merasa tak yakin.

" sepertinya benar " ucap papanya masih mengamati rumah itu hingga mobil mereka berhenti tepat di depan tangga menuju pintu.
Selama masuki pagar, Vee melihat ada setidaknya 5 atau 7 orang penjaga. 2 diantaranya kemudian mendekati mobil mereka dan membukakan pintunya.

AKU MENCINTAI MU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang