Game Start! Are you ready?
.........
Jam menunjukkan pukul dua siang. Akan tetapi, jalanan yang ia lalui sepi dan hampir saja Fera tertabrak truk yang memuat banyak besi. Fera menepi ke pinggir. "Sial!"
Fera mengedarkan pandangan. Jelas-jelas jalannya luas entah kenapa mobil truk itu pindah haluan di jalur yang sama dengan Fera.
Ponselnya berdering....
Di layar ponsel nama 'Dion' terlihat. Fera menggeser tombol hijau dan di seberang sana sudah mengomel.
"Lo baik-baik aja kan?"
"Hm."
"Yang bener jawabnya. Gue khawatir Fer. Tadi gue punya firasat buruk. Takutnya-"
"Gue hampir ketabrak."
"Hah? Tuhkan apa gue bilang. Hati-hati Fer eh lo malah kabur duluan."
Fera mematikan sambungan telepon secara sepihak. Telinganya bisa tuli kalau kelamaan mendengar ocehan Dion. Ponsel dimasukkan ke dalam saku jaket dan Fera kembali mengendarai sepeda motornya pulang ke rumah.
Lima belas menit Fera sampai di rumah dengan selamat. Ia memarkirkan kendaraannya di depan pekarangan kemudian, ia turun dari motor seraya menenteng tasnya masuk ke dalam rumah. Pintu terbuka dan tidak ada orang karena sang Ibu bilang mau menjenguk temannya yang sakit. Kakinya berjalan ke kamar dengan cepat ia berganti pakaian.
Fera duduk di kursi sambil menatap keluar jendela. Kilasan kecelakaan tadi yang hampir menewaskannya terlintas. Fera merenung.
Jelas-jelas sebelumnya gue sudah mastiin bahwa jalan tadi sepi kok tiba-tiba ada mobil truk ya? Apa cuman kebetulan saja. Masa sih? Kok gue nggak yakin. Tau ah, semakin dipikirin semakin pusing.
Fera keluar kamar menuju ke dapur tuk minum. Tenggorokannya benar-benar kering. Samar-samar Fera mendengar ketukan pintu. Fera menolehkan kepalanya sedikit ke ruang tamu ketukan pintu masih terdengar jadi, ia memutuskan menghampiri dan mengintip di balik jendela.
Ia melihat pria ber-hoodie hitam masuk ke dalam mobil lalu pergi. Fera membuka pintu karena penasaran. Ia terdiam sesaat dan berdecak. Paling orang iseng, saat ia berbalik tak sengaja menginjak sesuatu. Fera menunduk tuk mengambilnya. Dilihatnya amplop berwarna hitam.
Fera masuk ke dalam rumah seraya menutup pintu kembali. Ia berjalan ke arah sofa terus duduk. Dipandangnya lama amplop misterius itu tanpa nama pengirimannya akan tetapi tertera namanya di sana.
Fera membuka surat itu dan menemukan sebuah tulisan.
Welcome to world game.
Are you ready?
Fera menautkan alisnya bingung. Gue nggak lagi kena prank kan? Apa gimana? Lagian siapa juga yang mau main beginian. Bodoh banget, pikirnya.
Saat ingin menyobek kertas itu ada lagi tulisan di belakangnya.
Meski kau merobek atau membuang surat ini. Permainan sudah dimulai di saat kau penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng Kaca [END]
Misteri / Thriller[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Tanggal 09 Maret 2021 Rank #2 - Jerit dari 10 cerita Tepat jam 12 malam seorang gadis berdiri di atas gedung. Tatapannya kosong dan hidupnya berakhir saat itu juga. Semuanya terjadi begitu saja bagaikan kaset rusak. Teriak...