Anna sangat berharap kalau suami masa depan nya itu adalah Kak Jungkook, yaitu anak dari tetangga di depan rumahnya.
Tapi ternyata Anna butuh lebih banyak kesabaran untuk menggapainya sebab Anna hanya bisa melihat tidak menggapai. Akankah Anna sangg...
Jangan lupa vote dan komen ya :) karena itu bener bener semangat buat aku
Happy reading ❤
–––
Setelah hari dimana jungkook meninggalkannya, Anna tak pernah melihat lagi pria itu. Bahkan tak ada satu pesan pun yang masuk.
Anna memutuskan untuk mendatangi rumah kak Jungkook. Itu sebabnya dia berada disini pagi-pagi sekali, bunda nya sampai heran saat membuka pintu ada tamu lucu yang seakan minta dibawa masuk.
Lebih heran lagi karena sedari tadi gadis itu mengikutinya kemana-mana seperti anak kucing.
Ya. Sekarang ini Anna sedang melihat bunda memasukan baju kotor kak Jungkook ke dalam mesin cuci, memang hanya melihat, tidak membantu sama sekali.
"Sudah lama bunda tidak melihatmu."
"Bunda terlalu berlebihan. Anna baru tiga hari tidak kesini." Bunda tersenyum. Bunda itu masih cantik meskipun usia nya tidak lagi muda. Ayah juga seperti itu, ya bisa dimengerti kenapa bisa menghasilkan Jungkook yang tampan. Sekarang ini ayah kak Jungkook sedang di Jepang, mengurus perusahaan disana yang mengalami penurunan.
Sebenarnya Anna daritadi sudah gatal ingin bertanya perihal Kak Jungkook, tapi malu. Harus bertanya bagaimana. Pria itu belum terlihat sama sekali daritadi.
"Hey, kok malah melamun Na."
"Eh kenapa bunda?" Anna mengikutinya lagi. Kali ini menuju dapur, membuat sarapan.
"Jungkook ada di kamarnya" Anna tentu saja terkejut saat bunda tiba-tiba berkata seperti itu.
"Uhm. Anna tidak bertanya Kak Jungkook dimana kok" Anna memalingkan wajah menghindari tatapan wanita itu. Bunda makin tersenyum menggoda. Lucu sekali anak sahabatnya ini.
"Semalam dia pulang larut. Jadi pasti bangun siang." Anna pura-pura tidak mendengar dan sibuk merapikan meja makan, padahal telinganya tidak terlewat sedikit pun.
Makanan yang sudah dimasak dibawa ke meja makan, dari baunya saja sudah membuat air liur menetes. Sudah pasti enak.
"Sudah biar bunda yang rapikan sisanya. Sana bangunkan Jungkook. Masuk ya pukul anak itu sampai bangun." Anna tertawa, memang Jungkook itu sangat susah dibangunkan, menaiki tangga menuju kamar Jungkook. Di depan pintu tiba-tiba dia merasa gugup. Menghela napas, Akhirnya dia mengetuk pintu.
"Kak Jungkook, sarapan." Anna mencoba membuka pintu dan ternyata tidak dikunci. Disana Jungkook tidur menyamping dengan tubuh atas polos, hanya ditutupi selimut sebatas dada. Pipi Anna memerah. Menarik napas dan membuangnya berulang kali mencoba menenangkan diri. Anna menyentuh pundak pria itu dan menepuk pelan.
"Kak Jungkook, bangun. Sarapan." Pria itu bergumam tidak jelas dan membuat pergerakan kecil. "Hmm."
Huft. Suaranya, seksi sekali.
Anna bergegas keluar kamar.
Tak lama setelah itu, Jungkook keluar dari kamarnya dan bergabung ke meja makan. Setelah Jungkook bergabung, suasana di meja makan entah kenapa terasa canggung. Anna tidak berani menatap Jungkook pun laki-laki itu seakan menghindarinya.
"Bun. Aku akan makan di kamar" Setelah mendengar itu Anna sedih. Sebenarnya Anna salah apa pada pria itu. Anna hanya bisa memandang kosong punggung pria itu yang berjalan menaiki tangga.
***
Anna senang saat bunda akan mengajarinya menjahit baju. Semoga saja ini bisa mengurangi sedikit kesedihannya. Menyibukan diri agar pikirannya teralihkan. Saat ini dia sedang menunggu bunda mengambil peralatan. Duduk di kursi teras depan.
Saat ada yang duduk di sebelahnya Anna mengalihkan atensinya dan itu bukan bunda, melainkan Jungkook. Tiba-tiba Anna sedikit gugup, untuk apa pria itu kemari.
"Na." Anna memandang pria itu menunggu apa yang akan dikatakan setelahnya.
"Maaf." Jungkook tak menatapnya, pandangannya lurus ke depan.
Anna menundukan kepala menahan air matanya yang sudah berkumpul di pelupuk mata. Belum menjawab apapun.
Tiba-tiba pria itu berdiri di hadapan Anna. Menarik Anna berdiri, lekas mendekap erat.
Tangis Anna pecah. Hatinya seakan diremas padahal hanya sepatah kata 'Maaf', tapi berdampak besar pada hatinya. Tangannya meremas baju pria itu dan memukul pelan.
"Kak Jungkook tahu tidak?" Ucap Anna terisak.
"Anna disana menunggu selama dua jam, dingin, takut. Tapi kak Jungkook tidak ada." Jungkook setia mendengarkan, tangan pria itu memberikan usapan lembut.
Anna tidak akan mengatakan melihatnya bersama perempuan lain, dia ingin pria itu yang mengatakannya sendiri.
"Maaf waktu itu ada urusan. Tidak bisa menjemput."
"Lalu kenapa tidak mengirim pesan?" Sahut Anna
"Maaf."
Tidak. Bukan itu yang Anna inginkan.
Tangisannya masih belum reda entah kenapa terasa sakit pun pria itu tak masalah baju nya basah, malah semakin mengeratkan pelukannya seakan ingin merasakan sakitnya.
Dan dilain sisi, Jungkook mengepalkan tangannya ketika mengingat kejadian itu.
–––
Aku gatau feel nya sampe ke kalian apa ngga hehe tapi akhirnya aku publish setelah edit sana sini ^^
Yuk simpan kekesalan kalian buat kak jungkook yang manis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.