PART 11

82 3 0
                                    


RON POV


Gue gak habis fikir ada apa sebener nya yang terjadi dengan gue. Kemarin sehari setelah ulang tahun Cindy. Mantan gue Gissele menhubungi gue kembali, awalnya kita chatting seperti biasa tetapi Gissele mengajak gue ketemuan dan gue bersedia. Kemudian kita pergi ke mall terdekat dan gue menemani nya shopping kemudian kita ber-karaoke . baru sehari bertemu dia setelah beberapa tahum tidak berjumpa, membuat perasaan itu timbul lagi ke permukaan dan membuat gue mengacuhkan Cindy.

Gue selalu berusaha untuk mengembalikan perasaan gye ke Cindy seperti sedia kala, namun rasa nya sulit. dan sepertinya Cindy pun sudah menyadari perubahan di antara kita. Tetapi walaupun masalah ini sedang terjadi.  gue akan tetap mempertahan hubungan kita. Karena Cindy adalah orang yang sabar dan pemaaf, dia selalu memberikan kesempatan untuk gue agar memperbaiki semua kesalahan yang telah gue perbuat. Dia adalah orang yang pemaaf. Dan telaten , ayah nya adalah orang Yogyakarta sehingga darah kemayu nya mengalir di dalam diri nya dan membuat nya tampak menjadi perempuan yang tenang dan pemaaf.

" ada apa Ron? " tanya nya ketika menghampiri gue di ruang tunggu sebuah rumah sakit. Ya hari ini dia meminya gue untuk menemani nya menjenguk teman nya yang sakit.

"Tidak sayang, sudah selesai? Mau pulang sekarang? " tanya gue. Kenapa belakangan ini gue merasa lebih jauh dari dia. Seperti ada yang menghalangi antara gue dan Cindy. Maafin gue Cin. Gue akan berusaha mengembalikan semua nya gue janji.

"Hhhm gitu, yasudah ayo pulang , gue udah cape seharian ini " jawab nya . wajah nya tampak lesu tentu saja. Pasti dia patah hati lagi karena sifat gue yang ababil kaya ABG.

AUTHOR POV

"Ron? " ucap Cindy memecahkan keheningan di dalam mobil.

"Iya? " jawab Ron pelan dengan pandangan nya yang masih lurus ke arah jalanan yang penuh keramaian kendaraan yang berlalu lalang dengan tujuan nya masing-masing

"Lu kenapa? Ada masalah? Ko gak cerita sama gue? " tanya nya lagi, ya mungkin ini saat nya untuk jujur, akhir nya Ron memutuskan untuk meminggirkan kendaraam nya. Di tempat teduh. Dan mengajak Cindy berbicara empat mata .

"Sebelum nya gue minta maaf Cin, " keluh nya sambil menarik rem tangan dan siap untuk angkat bicara.

"Ada apa sayang? " tanya Cindy masih dengan wajah yang tenang dan rambut nya yang tergerai membuat nya semakin cantik walaupun sedikit muram. Atas luka yang di goreskan Ron di hati nya.

"Gue mau kita udahan aja Cin . sebaiknya kita sampai sini aja ya, gue gak sanggup kalo terus-terusan membuat lu sedih " ujar nya terus terang sambil memnggenggam kedua tangan Cindy yang mulai gemetar. Dan benar saja, seketika mata indah nya itu mengeluarkan air mata yang perlahan mulai menetes.

"Tapi kenapa Ron? Ada wanita lain selain gue? " tebak nya, tentu saja benar, toh Cindy pernah menyaksikan sendiri pacar nya sedang menggandeng mesra wanita lain.

Ron hanya diam dan menundukan kepala nya, mengangguk pelan, membuat Cindy kembali meledakan tangis nya.

"Maafin gue Cin, seandai nya saja gue bisa ninggalin wanita itu, gue pasti melakukan nya untuk lu, tapi semua terlambat " jelas nya lagi.

" apa nya yang terlambat Ron? Lu lebih sayang sama dia di banding gue? Gitu maksud lu? Siapa dia Ron? Kenapa lu tega? " tanya nya di sela-sela isak tangis nya sambil mengusap air mata nya yang sudah tidak mampu lagi dia tampung.

" dia mantan gue Cin, nama nya Gissele. Waktu itu dia menghubungi gue dan ngajak ketemuan, gue bersedia gitu aja, dan kita pergi ke tempat karaoke, lalu ... " ketika ucapan nya berhenti, firasat Cindy mulai kuat bahwa ... " gue bermalam bersama dia Cin, dia merayu gue, dan semua terjadi begitu saja, gue minta maaf Cindy " kini Ron mulai meledak dan tidak bisa memaafkan diri nya sendiri, di raih nya jemari Cindy, namun dia melepaskan nya karena tidak percaya.

"Lalu ketika di rumah sakit, dia memberi kabar kepada gue , mengatakan bahwa dia hamil, gue sendiri juga gak ngerti kenapa begitu cepat , padahal saat itu gue gak merasakan sesuatu keluar dari sana "  jelas nya sambil menutup kedua muka nya yang mulai memerah seperti kepiting rebus. Dan mengusap rambut nya ke belakang karena frustasi.

Cindy menggelengkan kepala nya tidak percaya, dan menenangkan diri nya.

"Lalu? Lu yakin itu anak lu Ron? Dan memutuskan hubungan kita begini saja? " Cindy menguatkan diri nya dan bertindak tenang. Dia yakin Ron tidak mungkin mengkhianati nya. Ron hanya menggelengkan kepala dan tetap dengan posisi nya menunduk.

"Apa lu mau memaafkan gue Cin? Gue akan buktiin kalau itu bukan anak gue, gue janji Cin " ucap Ron dengan raut wajah serius. Cindy hanya tersenyum dan menggelengkan kepala nya pelan.

"Gue gak butuh janji Ron, tolong buktikan aja apa yang harus di buktikan, dan setelah semua nya terbukti kalau itu bukan anak lu, lu boleh dateng lagi, gue selalu setia menunggu lu Ron " Cindy tersenyum kemudian mengecup pipi Ron lembut dan membalikan badan untuk bergegas turun dari mobil dan menghentikan taksi yang melaju di depan nya kemudian pergi untuk pulang ke apartemen nya.



"Lo brengsek Ron ! Lo nyia-nyiain kesetiaan orang yang tulus dan bodoh nya dia memberi kesempatan buat lo ! Apa yang lo lakuin Ron apaaaa? " geram nya furtasi sambil menjambak rambut nya kesal. Dia segera menginjak gas nya dan menghampiri kediaman Gissele.


"Woy buka woy " geram Ron sambil mendobrak pintu rumah Gissele.

Gissele membuka pintu dengan stelan baju rumah santai dan tatapan yang menggoda.

"Hey Ron, merindukan ku? Atau merindukan bayi ini? " tanya nya merayu, dengan tangan nya yang menjalar ke bahu Ron naik turun. Ron geram dan menghempaskan tangan nya.

"Itu bukan anak gue ! Jangan harap lu bisa membohongi gue dan memanfaat kan gue untuk tanggung jawab padahal itu adalah hasil buah dari cowo lain " ujar nya dengan garang, seketika tatapan wajah Gissele berubah menjadi senyum licik.

"Dasar bodoh, sudah jelas-jelas ini adalah hasil perbuatan lo ! "Serang Gissele balik dengan tangan di kedua pinggang nya.

"Oke , coba buktikan, setelah bayi itu keluar dari perut lu, dan gue berani tes DNA " jawan Ron dengan percaya diri.

"Okeh, siapa takut " sahut Gissele.

LOYALTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang