PART 9

80 2 0
                                    



RON POV

"Enak? Huuu emang lu aja yang bisa masak? " gue sengaja masakin dia macaroni scotle ini adalah masakan satu-satu nya yang gue bisa tapi rasa nya gak kalah deh sama yang di restoran-restoran hahaha.

"Iyaa tangan lu ajaib, kapan-kapan ajarin yaa" jawab nya sambil meraih jemari tangan gue dan mengecup nya.

Semakin kesini Cindy semakin menunjukan dirinya yang sebenar nya, ternyata dia manja juga, bahkan terlalu manja terkadang sampai gue harus mijitin dia kalo dia sedang mengerjakan tugas kuliah nya yang menumpuk . yang menyebalkan nya terkadang dia sampai ketiduran. Emang cocok kayanya gue buka pijat refleksi deh ya.

"Nih, makan dong masa lu ngeliatin gue " tiba-tiba dia menyendokan macaroni yang begitu banyak dan memasukan secara paksa ke dalam mulut gue.

"Heh kaho mhuapin yang beneh dong hah " dengan susah payah gue omelin dia tapi dia malah tertawa terbahak-bahak akhir nya gue pelototin mata nya dengan sebal. Dan dia mengambil tisu untuk membersihkan sisa saus yang menempel di pipi kanan dan kiri gue dengan telaten dan terlatih sepertinya hahaha.

"Utuk utuk utuk kasian anak mama mam nya sampe belepotan begini hahaha " cibir nya dengan gaya seperti berbicara dengan anak kecil, sambil tetap melap kedua pipi gue sesekali menyenggol bibir gue. Gue genggam tangan nya, dan mengecup bagian jemari nya yang indah. Ini adalah calon tangan untuk anak-anak gue nanti nya. Mata nya berbinar kemudian gue mendekat dan mengecup kening nya yang tertutup oleh rambut nya yang panjang, mahkota yang indah.

"Cindy sayang, ini udah malem, kamu istirahat gih sana, aku mau pulang ya sayang. Gak baik apa kata orang kalo ada laki-laki di apartemen perempuan, apa lagi status nya masih pacaran, bisa di grebek nanti kita, bahaya" pamit gue karena walaupun kami berpacaran, gue masih menghargai dia layaknya perempuan yang harus di jaga nama baik nya . dan benar dugaan gue, bibir nya mengerucut dan wajah nya merengut mengisyaratkan bahwa gue harus tetap tinggal, arghh mulai keluar deh manja nya. Yang membuat gue menjadi semakin gemas dengan tingkah nya yang satu ini.

"Besok kan kita ketemu yaa , udah ah jangan begitu, nanti sampe di rumah, on skype ya , lu pasti kangen kan sama gue " cibir gue sambil mengedipkan sebelah mata . dan dia tersenyum kemudian memamerkan gigi nya yang tampak rapih. Cantik banget sih lu Cin , gak kuat gue lama-lama disini.

"Okeee, hati-hati ya Ron pulang nya, kalo jatoh jangan lupa bangun " ledek nya sambil menjulurkan lidah nya mengejek (lagi) .

"Thanks banget buat saran nya, sangat membantu dan sangat memotivasi " balas gue sambil mengancung kan jempol dan mengacak rambut nya gemas . ketika gue berjalan ke arah pintu. Tiba-tiba gue merasakan tangan yang melingkar di tubuh gue, Cindy memeluk gue dari belakang.

"Jangan balik badan, stop. Gue mau kita tetep kaya gini " jelas nya dengan suara yang parau di balik punggung gue. Dia sepertinya menemukan titik nyaman yang lain nya selain pundak gue.


CINDY POV

Ini jam 12 malem siapa yang berani telfon gue jam segini? Dasar gak sopan.

"Hallo ? " sapa gue dengan nada sedikit mengerang karena efek belum sadar dari tidur gue.

"Happy birthday Cindy sayang, bunda tau kamu pasti lupa kalo kamu ulang tahun? Heeeeey lets go home and we'll celebrate your party tonight bae !!!! " teriak bunda dan ayah dari seberang sana, aaaak ini adalah hari ulang tahun gue. Gue sampe lupa, ya syukurlah sekarang bunda sudah pulih dan membaik benar-benar membaik .

"Thanks bunda, okey i'll come . i love you ayah i love you bunda "  jawab gue dengan mata berkaca-kaca. Ini adalah ulang tahun gue yang ke 20 tahun. Di usia segini gue belum bisa menjadi seseorang yang ayah dan bunda inginkan.

Gue beranjak dari ranjang dan berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air. Dehidrasi di malam hari seperti biasa. Tiba-tiba ada sebuah kue tart dengan lilin yang menyala disana dan bucket bunga mawar putih. Dari bunga nya sepertinya gue tahu siapa yang mengirim nya, gue membawa kue nya dan mencari sosok yang gue cari. Tapi dimana dia? Dan by the way masuk dari mana ini orang?

"Happy birthday sweety !!!!! " teriak nya dari balkon rumah sambil berlarian ke arah gue dan memeluk gue dengan susah payah gue menjaga keseimbangan tubuh gue untuk menopang tubuh dia yang besar dan menjaga agar kue nya tidak jatuh.

"Gue yakin pasti ini kerjaan lu Ron" jawab gue dengan percaya diri di tengah pelukan dia yang masih belum juga dia lepas. "Tapi lepasin dulu please " rengek gue. dan akhir nya dia melepas nya.

"Oke oke sekarang tiup lilin nya, make a wish dulu " pinta nya.

Dan gue memejamkan mata dan mulai membuat sebuah harapan

Ya Tuhan semoga hari ini adalah hari yang penuh keceriaan, semoga mereka yang menyayangi ku tetap berada di sisiku. Amin

Dan gue langsung meniup lilin yang berada di atas kue nya. Malam ini Ron menemani gue, ternyata ini sudah termasuk dalam rencana nya, dan dia begitu niat nya sampai membawa kumpulan CD Film dari rumah nya untuk malam ini. Sekarang dia memutarkan film thailand yang berjudul Crazy Little Thing Called Love. Film ini ber genre humor dan romansa. Sangat menghibur, kisah cinta di film ini sangat tidak disangka.


AUTHOR POV

Sinar matahari mulai mengintip di setiap sela gordyn ruang tamu yang besar, Ron dan Cindy tertidur pulas akibat menonton film semalam. Cindy tertidur di pangkuan Ron lengkap dengan selimut dan lengan Ron menyelimuti leher nya . Ron terbangun dan membuka gordyn ruang tamu dan menggerak-gerakan tubuh nya ke kanan dan kiri , sedikit pemanasan di pagi hari.

"Selamat pagi cantik" ledek Ron ketika melihat Cindy sedang mengerang di dalam selimut nya menggeliat seperti ulat.

"Lu udah bangun dari jam berapa Ron? Huuuaaah" tanya nya dengan menguap dan sambil di tutupi dengan punggung tangan nya.

"Belum lama ko, sarapan yuk " ajak Ron sambil membangun kan Cindy dengan membimbing punggung nya agar terduduk. Dan Ron bertekuk lutut di depan nya mengamati setiap sudut wajah nya.

"Sarapan apa? " tanya Cindy sambil tersenyum dan mengusap pelipia Ron dan merapihkan rambut Ron

"Apa aja di luar yuk, bangun cepet ganti baju sana " pinta nya sambil menarik selimut Cindy. Cindy mulai kumat lagi manja nya, jadi susah payah Ron harus mendorong nya ke kamar mandi.


Cindy memilih sarapan di depan apartemen nya, tukang bubur langganan nya, dan memesan dua porsi bubur dengan sate berisikan telur puyuh yang menjadi ciri khas nya. Mereka mulai menyantap dengan seksama . tanpa kegaduhan seperti biasa nya.

"Nanti siang gue mau kerumah , mau ikut? " tanya Cindy membuka percakapan sambil melap bibir nya dengan tisu

"Yah gue gak bisa Cin haru pulang, ada urusan sama mama juga, maaf ya " jawab Ron dan benar saja lagi-lagi raut wajah Cindy berubah seketika.

"Yaudah okey " jawab nya singkat, Ron menghela nafas lembut dan mulai membiasakan diri dengan sifat pasangan nya ini.


Thanks for reading, dont forget for your vote

LOYALTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang