PART 10

77 2 0
                                    


AUTHOR POV

"Aku pulang.... bunda? Ayah? " Cindy memasuki rumah nya tetapi rumah nya terlihat sangat sepi. Cindy mencari-cari dan ternyata dugaan nya tidakeleset, ayah dan bunda berada di halaman belakang sedang membuat barbque untuk mereka, Cindy sangat kegirangan dan berlari kencang untuk memeluk bunda dari belakang.

"Hey sayang, selamat ulang tahun " sapa bunda sambil mengelus-elu rambut Cindy dengan tangan kanan nya. Dan membalik kan badan nya, tetapi yang dia lihat adalah Cindy yang sedang menangis.

"Kenapa nak? " tanya bunda sambil menangkup kedua pipi Cindy dengan kedua tangan nya. Sehingga Cindy mendongak ke arah bunda.

"Maafin Cindy bun, Cindy belum bisa memberikan yang terbaik untuk bunda dan ayah, " keluh nya sambil menunduk dan mendekap bumda. Ayah menghampiri anak nya itu dan di elus-elus punggung kecil Cindy dengan tangan nya.

"Kamu adalah anak yang baik sayang, ayah bangga sama kamu atas semua prestasi yang kamu capai selama ini. Jangan berkecil hati seperti itu, yang ayah dan bunda inginkan adalah kamu bahagia nak, dan kamu membuktikan terhadap kita bahwa kamu bahagia, kamu harus janji atas kebahagiaan kamu sendiri, ya?" ucap ayah sambil mengelus rambut Cindy dan mengecup puncak nya.

Acara berjalan hikmat, hari itu menjadi hari yang istimewa bagi Cindy, seharian berpesta. Walaupun hanya bertiga tetapi mereka menjalani nya dengan suka cita sehingga terkesan ramai dengan kekonyolan Cindy dan tawa riang nya .


"Hey Ber, lihat Ron tidak? " tanya Cindy ketika beretemu debgan Bernard di lobby kampus.

" ohh iya gue baru inget, tadi dia izin pulang saat mata kuliah bahasa . ada yang urgent katanya. Emang dia gak ngabarin lu ? " tanya nya kembali. Cindy menggekengkan kepala nya perlahan. Dan mengangkat kedua bahu nya.

"Oke deh thanks ya Ber, gue duluan yaa" Sahut Cindy sambil berjalan melewati Bernard. Bernard mengamati nya dari kejauhan . Cindy mengenakan kemeja berwarna cream dan rok se lutut berwarna tosca dan heels nya berwarna cream yang menambah ke anggunan nya. Pantas saja kalau Ron mengagumi nya. Gumam nya dalam hati.



Cindy memasuki sebuah coffee shop di sebuah mall yang cukup terkenal karena makan dan coffee nya yang menggugah selera makan. Dia memesan secangkir ice cappucino dengan donat yang di taburi kacang almond kesukaan nya. Dia menikmati sambil membaca novel sastra dengan penuh hikmat.Ketika dia melihat ke arah luar coffee shop itu, di lihat sosok yang dia kenal. Ron. Tetapi kini berbeda, Ron sedang berjalan bersama seorang wanita cantik sebaya nya. Dan dilihat nya mereka tampak serasi, Ron merangkuh pinggang wanita itu dengan lengan nya sehingga jarak mereka begitu dekat.

Cindy menyaksikan kedua nya memasuki area pembelanjaan pakaian. Dan Ron setia mengikuti kemana wanita itu pergi, bahkan sesekali wanita itu meminta pendapat nya tentang stelan baju yang dia pilih. Cindy merasakan sesak di dada nya. Hati nya tersakiti, dan ini bukan yang pertama kali nya. Sekujur tubuh nya gemetar, karena menahan sakit yang di rasa nya.Mereka bermesraan di depan mata kepala nya sendiri.

Diam-diam Cindy mengikuti mereka berdua, dari kejauhan tentu nya, dan Ron tidak sadar atas pengintaian yang di lakukan Cindy. Mereka berhenti di depan sebuah tempat karoke yang di kenal milik seorang artis dangdut yang cukup familiar nama nya. Cindy sudah tidak mampu lagi menahan tangis nya dan segera pergi dari tempat persembunyian nya.


"Hey ko diem aja dari tadi? Gak suka ya sama makanan nya? " ucap Ron ketika sedang mengajak Cindy makan malam.

"Suka ko, gue cuma lagi gak nafsu makan aja" sahut Cindy sambil mengaduk-ngaduk makanan nya sedari tadi. Yap tentu saja dia masih menyembunyikan apa yang seharus nya di sampaikan kepada Ron.

"Yaudah kita pulang aja ya" sahut Ron sambil melambaikan tangan nya untuk memanggil pelayan dan membayar bill nya.

Di perjalanan , kedua nya saling diam dan sibuk dengan fikiran nya masing-masing. Sesekali Ron melirik Cindy yang menopang dagu nya dengan tangan kiri nya dan memandang ke arah luar kaca mobil. Ketika sampai di depan apartemen, Cindy segera turun dan berlari kecil ke dalam lobby. Tapi Ron tidak menggubris nya, hanya mengamati nya dari dalam mobil. Ron pun menyadari apa yang berubah di antara mereka. Namun Cindy tetap bungkam dan tidak mau menceritakan apa yang di rasakan nya.


"Nona..... " rengek Cindy ketika sedang menelfon sahabat lama nya itu dengan suara yang parau tidak karuan.

"Kenapa Cin? Ada apa? " sahut Nona dengan suara yang lembut di seberang sana.

"Kaya nya penyakit lama Ron kambuh lagi deh " kata nya kini dengan isak tangis yang meledak tak mampu lagi dia tahan.

"Jangan berfikiran begitu Cin, mungkin itu cima presepso lu aja, mungkin lu salah paham? " tanya nya mencoba untuk menjernih kan fikiran Cindy. " udah tanya ke orang nya?" sambung nya lagi

"Belum, gue gak kuat bilang nya" jawan Cindy sambil mengusap air mata nya dengan sapu tangan berwarna biru tua yang bunda pernah berikan .

"Nanti coba lu tanya dulu ya ke dia baik-baik, okey? Gue yakin ko kalian pasti bisa melewati masalah ini. Cinta kalian lebih besar bukan dari masalah ini? " katanya dengan suara yang lembut membuat tangis Cindy semakin pecah . karena patah hati dan karena merindukan sosok Nona yang dahulu selalu menemani Cindy di saat seperti ini.

"Okeee okee, gue pasti bisa melewati ini semua. Thanks ya Non, miss you, baik-baik ya di negeri orang, cepet main kesini gue kangen " rengek nya. Yaaa memang, setelah tamat Sma, Nona dan keluarga nya pindah ke singapore untuk melanjutkan pengobatan ayah nya yang sakit keras dan sekalian meneruskan sekolah Nona .


"Hey Ron, udah lama disini? " sapa Cindy dengan riang. Setelah kejadian itu, Cindy berusaha untuk melupakan nya dan tidak mau mengungkit nya lagi. Ron hanya membalas dengan tersenyum dan menggeleng pelan. Hari ini Ron akan mengantar Cindy mengunjungi teman nya yang sakit . Cindy mulai memasang earphone di telinga nya, untuk menghibur diri nya sendiri.

Cindy bertemu dengan teman-teman nya, dan Ron menunggu nya di ruang tunggu sibuk dengan ponsel nya. Cindy mengamati dari jauh, raut wajah Ron nampak kusut dan seperti orang yang banyak fikiran . ada apa dengan Ron sebenar nya? Kenapa dia menjadi tertutup seperti ini? Gumam Cindy.

Terus voting ya gaiz.... Thanks

LOYALTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang