PART 7

81 3 0
                                    

PART 7


AUTHOR POV

Cindy terdiam ketika melihat dan menyaksikan apa yang di utarakan oleh Ron.

"Apa lu ngerasain apa yang gue rasain Cin? " tanya nya lagi ketika melihat Cindy tidak merespon apa yang du bicarakan Ron. Cindy hanya tersenyum.

"Cin" sungut nya lagi sambil menunduk.

"Oke gue rasa jawaban nya adalah tidak. " kata nya putus asa. Sambil beranjak pergi.

"Tunggu ! " cegah Cindy sambil mendongakan kepala nya. "Lu gak mau denger apa yang gue akan jawab? " ucap nya lagi, dan berhasil membuat Ron kembali ke tempat duduk semula nya.

"Gue harap ini gak akan mengecewakan " ujar nya sambil merapihkan posisi nya.

Cindy tersenyum, dan mengangguk cepat.

"Yaa gue ngerasain apa yang selama ini lu lakuin ke gue. Gue ngarasa ada yang beda sama lu. Dan well, gue nyaman " jawab Cindy terbata-bata.

"Nyaman? Doang? " tanya Ron

"Tapi gue sayang sama lu, lu mau gak jadi cewe gue? " tanya nya lagi mulai geram.

"Se simple ini? Gak asik lu jadi cowo. Trus lu fikir gue akan segitu mudah nya jawab ' iya Ron sayang gue mau' hahaha" cibir nya sambil memperagakan gaya bicara nya dengan mulut yang di gerak-gerakan secara berlebihan.

Mendengar ucapan yang di lontarkan Cindy. Terbesit di fikiran Ron untuk membuktikan kepada Cindy dan menunjukan rasa sayang nya. Tiba-tiba Ron berdiri di atas bangku dan di pijak kan kaki nya disana. Cindy mendongak menyaksikan apa yang akan di lakukan oleh Ron. Gumam nya

"Guys tolong perhatian nya sebentar" teriak nya dengan lantang. Dan sukses membuat seisi kantin menjadi hening seketika.

"Eh mau ngapain? " Bisik Cindy sambil menarik-narik celana Ron

Ron tidak membalas dan hanya mengedipkan sebelah mata nya di sambung dengan se utas senyum di bibir nya.

"Pricillia Cindy, Gue sayang sama lo dari Sma gue udah perhatiin lu, lu mau gak jadi cewe gue? " teriaknya dengan jelas sambil memberi isyarat kepada pengunjung kantin dan berhasil membuat mereka bersorak.

"TERIMA ! TERIMA ! TERIMA" bersorak seisi kantin dengan kompak. Dan membuat pipi Cindy merah merona.

"Well? " tanya nya sambil mengangkat kedua bahu kekar nya.Cindy hanya tersenyum dan mengangguk pelan. Seketika Ron langsung turun dari kursi yang di pijaki nya. Dan memeluk erat Cindy. Membuat nya memukul-mukul punggung bagian belakang Ron dengan kepalan tangan nya. Dan diakhiri dengan Ron mengecup puncak kepala Cindy.

"Thanks ya Cin " ucap nya. Cindy hanya tersenyum .

"Thanks buat apa? " tanya Cindy sambil menunduk malu.

"Ya thanks udah mau terima gue. Gue janji gue akan bikin lu bahagia" ucap nya dengan tatapan serius.


Setelah sebulan mereka menjadi sepasang kekasih, Cindy tidak pernah kesepian lagi dan begitu pula Ron. Sekarang Mereka sudah memasuki semester empat di kuliah nya, dan mulai serius dalam kuliah, bagi mereka hubungan nya adalah nomor dua dan itu bener, mereka selalu fokus terhadap mata kuliah yang di berikan dosen, dan bisa membagi waktu untuk mereka masing-masing.

"Malam ini ada acara? " tanya Ron memecahkan keheningan di antara mereka.

"Enggak, kenapa? " jawab Cindy lalu kembali fokus kepada ponsel nya.

"Aku jemput kamu jam 7 malam ya, sayang. Bye " ucap nya sambil mengecup puncak kepala Cindy dan mengacak-ngacak rambut nya. Kemudian berjalan meninggalkan Cindy termangu di perpustakaan sendirian.

"Dasar aneh " gumam nya kemudian kembali fokua kepada ponsel dan tugas kuliah nya.


"Mau kemana Ron? " tanya Cindy, di dalam perjalanan Ron selalu menggenggam tangan Cindy dan membuat perempuan itu tersipu malu.

"Mau gue kenalin ke temen-temen gue " katanya dan di akhir dengan senyuman. Cindy membulatkan bibir nya dan di akhiri dengan anggukan pelan. Akhir nya mereka sampai di depan restoran oriental yang cukup terkenal di kawasan Jakarta.

Cindy melihat segerombolan laki-laki yang sepertinya memang sudah menunggu kehadiran mereka.

"Hey Ron, oh ini Cindy, pantesan aja sekarang mah udah gak pernah kumpul sama kita lagi ya, udah sibuk " cibir seorang laki-laki dengan stelan kaos polos berwarna hitam dan celana gelap . dan rambut ikal yang menutupi telinga nya. Bernama Bernard. Nama yang unik.

"Yaa dia berhasil bikin gue terfokus dan ngelupain yang lain " goda Ron sambil mengedipkan sebelah mata nya. Kemudian mengelus-elua rambut Cindy pelan. Sesekali Ron menjahili Cindy, rambut nya di masukan ke telinga Cindy menggoda dan membuat Cindy terpekik geli menggeliat seperti ulat.

"Gue ke belakang dulu ya Ron " pamit Cindy dan berjalan cepat ke kamar mandi menelusuri keramaian dan setiap sudut restoran yang di hiasi dengan cat berwarna cokelat tua dan cokelat muda.

Ketika Cindy selesai dan dia memutuskan untuk kembali kepada teman-teman nya.

"Rencana tetap rencana sob, lu udah berhasil ngedapetin Cindy sekarang serahin kunci mobil lu ke kita" ujar Boy lepas tanpa menyadari bahwa Cindy mengamati nya dari sudut .

"Santai bos santai, baru juga dua bulan, nih kunci mobil nih " jawab Ron tanpa beban dan melemparkan kunci mobil ke meja yang penuh dengan makanan dan minuman itu.

"Nah gini kan enak, trus setelah ini lu mau lanjut sama dia atau gimana? " tanya Bernard sambil menghirup secangkir cappucino kesukaan nya.

"Ron gue belum tuli, dan gue pulang duluan ya. Makasih buat semuanya " tiba-tiba Cindy menghampiri Ron dengan mata berkaca-kaca dan meraih tas nya untuk segera pergi.

"Cin tunggu Cin, gue belum jelasin semua nya , lu harus tau Cin" cegah Ron sambil menarik pergelangangan tangan Cindy, dan Cindy menghiraukan dengan menghempaskan tangan Ron

Cindy berlari keluar restoran dengan air mata berlinang di pipi nya. Tega Ron tega. Ternyata playboy nya belum hilang juga. Gumam nya sambil melap tetes demi tetes air mata di pipi nya.Cindy menumpangi taksi dan berhenti di apartemen nya. Dia langsung menghempaskan tubuh nya ke atas ranjang dan melabuh disana. Dengan menumpahkan segala kekecewaan nya terhadap Ron. Di lirik ponsel nya yang berkali-kali bergetar dan tentu saja itu adalah panggilan dari Ron. Cindy mengabaikan nya. Sudah cukup bagi nya atas apa yang di terima dari Ron.

Di kampus, Cindy selalu menghindari Ron, sesekali mereka berpapasan dan Cindy memaling kan wajah nya . berkali-kali Ron mencoba menghubungi Cindy, namun jawaban nya tetap sama.

Setiap hari Ron selalu mengirim kan se-bucket bunga mawar putih dan meletakan di depan pintu apartemen Cindy. SesekaliCindy menemukam nya setiap pagi, pernah suatu ketika Cindy sedang menginap dirumah bunda. Dan ketika Ron hendak mengirim nya lagi, dan menemukan bunga dengan posisi yang sama namun watna nya yang sudah memudar karena pemilik apartemen nya sedang pergi. Ron mengganti bunga nya dengan yang baru. Begitu seterus nya, Ron baru sadar bahwa ternyata dia mencintai Cindy dengan tulus tetapi dari awal dia memang salah . dan dia menyadari nya.

Minta bantuan voting nya . thanks before

LOYALTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang