PART 8

91 3 0
                                    



"Halo bun? " sapa Cindy ketika mendapati teflon dari nomor pinsel bunda.

"Cindy? " ayah? Cindy mengernyit mendengar suara yang di rindukan nya di seberang sana dengan suara yang serak.

"Ayaaaaah, miss you so bad, ada apa yah ada apa? " jerit nya dengan mata ber kaca-kaca. Tetapi sepertinga suara ayah lebih parau di seberang seperti orang yang dilanda masalah. Whats wrong?

"Cepat pulang Cin, bunda sakit " ucap nya lagi kini mulai terdengar jelas. Cindy mendengar nya langsung merasakan lemas di sekujur tubuh nya dan terduduk di sofa bed nya.

"Oke Cindy kesana sekarang yah" sambung nya cepat. Kemudian mengambil sweater yang tergantung di kamar dan, merapihkan sedikit rambut nya. Ketika Cindy membuka pintu apartemen nya, di lihat nya Ron sudah berada di ambang pintu nya , sambil membawa bunga mawar putih seperti biasa. Cindy mendecak sebal dan memutar bola mata nya. Mau sampai kapan Ron seperti ini? Gumam nya.

"Mau kemana Cin? " tanya nya sambil memperhatikan Cindy sedang mengunci pintu.

"Bunda sakit, gue mau kesana" jawab Cindy cepat. Dan menghiraukan Ron kemudian berjalan cepat ke arah lift.

"Gue ikut" sergap Ron dan segera membuntuti Cindy mengikuti nya memasuko lift.

"Gak usah, mending lu pulang aja " cegah Cindy sambil memasukan kedua tangan nya ke dalam saku sweater tebal nya yang berwarna merah tua.

"Cin please, gue mau nebus semua kesalahan gue, dan lagi pula gak baik kan anak perempuan jalan sendirian malem-malem" mohon nya dengan raut wajah memelas. Cindy mengabaikan nya, dan hanya memalingkan wajah nya yang mulai geram dengan sikap Ron.

Di sepanjang jalan, Ron selalu berusaha mengajak nya berbicara, namun Cindy masih terus mengabaikan nya. Ron membawa motor sport nya ke apartemen Cindy, namun ia meninggalkan nya, dan tetap mengikuti Cindy menumpangi angkutan umum.

"Cin, minum? " ujar nya sambil menyodorkan sebotol minuman isotonik segar yang baru saja ia beli di warung kecil . Cindy hanya melirik sekilas dan kembali memasang earphone di telinga nya. Ron menghembuskan nafas kasar, tapi dia tidak mau menyerah, Cindy harus mendengar penjelasan nya dan mengetahui semua nya, jangan sampai dia terus salah paham seperti ini. Pikir nya matang

"Ayah, ada apa? Bunda sakit apa yah? " tanya Cindy cepat dan mata nya mulai berkaca-kaca.

"Bunda mengalami infeksi di bagian rahim nya sayang, dan dokter memutuskan untuk operasi kista " jelas ayah dengan suara parau dan mendekap Cindy dalam pelukan nya

"Dimana bunda sekarang yah? " tanya Cindy sambil mendongakan kepala nya, Ron memperhatikan kedua nya dengan raut wajah yang tak kalah cemas .

" di dalam kamar sayang, untunglah dokter segera menangani nya, sekarang keadaan bunda sudah membaik " ucap ayah sambil tersenyum memberikan isyarat agak Cindy tidak tersedih lagi. Cindy langsung mendatangi bunda untuk melihat keadaan nya.


Karena bunda sakit, Cindy terpaksa harus mengambil libur di kuliah nya untuk beberapa hari untuk merawat bunda. Hari ini Cindy membelikan bunda bubur kesukaan bunda di pertigaan jalan di dekat rumah nya.Ketika Cindy masuk ke kamar, Ron sudah berada disana sedang merawat bunda dan menyuapi bunda sepotong apel yang sudah ia potong menjadi beberapa bagian kecil.Cindy menghampiri bunda dan memberi salam. Lalu meletakan belanjaan nya di meja di sebelah ranjang tempat bunda berada.

"Selama kamu pergi, Ron lah yang merawat bunda, dia juga menghibur bunda dengan cerita-cerita lucu yang menghibur bunda, jadi kamu tidak usah repot-repot bolos kuliah nak " ucap bunda susah payah dengan suara yang serak.

"Cindy kan juga anak bunda, biar aja Ron terserah dia mau ngapain " jawab Cindy sebal. "Sekarang bunda istirahat aja, biar kami tunggu di ruang tamu " sambung nya sambil tersenyum. Dan menyelimuti bunda kemudian mengecup kening bunda.


"Gue tau pada akhir nya lu akan mendengar semua penjelasan gue Cin " ucap Ron dengan santai nya

"Jangan kepedean, gue cuma gak mau bikin bunda tambah stres, mending sekarang lu pulang aja" jawab Cindy ketus sambil menyilangkan kedua kaki nya

"Enggak Cin, lu salah paham, awal nya gue emang jadiin lu sebagai permainan gue, tapi lama kelamaan di dekat lu, gue ngerasa nyaman, dan gue malu sama diri gue sendiri, gue gak bisa bikin lu bahagia " jelas Ron sambil memutar kedua bahu Cindy sehingga mereka berdua berhadapan.

"Gue gak percaya" jawan Cindy masih dengan gaya nya yang angkuh

"Lu harus yakin, kali ini gue sungguh-sungguh Cin, walaupun gue pernah jadiin lu taruhan, tapi jauh di dalam hati gue, gue emang sayang sama lu " jelas nya lagi, kini suara nya mulai parau. Tiba-tiba Ron mendekap tubuh mungil Cindy dan melabuh disana, mereka berpelukan dengan fikiran nya masing-masing. Ron sangat merindukan perempuan cantik nya itu.

"Gue sayang lo Pricillia Cindy" ucap nya dan di elus nya rambut Cindy dari belakang, Cindy mencari tempat kenyamanan nya dan dia menemukan nya, Cindy menyembunyikan wajah nya di bahu Ron dan sudah tidak bisa lagi menahan tangis nya.

Ron melepas pelukan nya dan menatap mata Cindy, menangkup wajah cindy dengan kedua tangan di pipi Cindy. Mata nya sembab. Betapa jahat nya Ron sudah melukai hati tulus dari Cindy. Geram nya dalam hati

RON POV

Mata nya sembab, dan sungguh gue udah menyakiti hati nya begitu dalam. Gue mengusap air mata nya dengan lembut, dan mengecup bibir nya pelan.

"Maafin gue Cindy, gue sungguh menyesal" ya hanya kalimat itu yang bisa gue lontarkan setiap hari, mungkin Cindy sendiri bosan mendengar nya.

"Semua orang punya kesalahan bukan? Gue gak marah Ron, gue cuma kecewa, jadi jangan menghardik atau ngejudge diri lu sendiri" jawab nya dengan bijak dan tulus di akhiri dengan senyuman nya yang sangat membuat gue tergila-gila.

Gue memeluk dia sekali lagi dan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Semua beban gue terasa hilang dan lepas begitu saja, terimakasih Cindy, lu terima sifat gue apa ada nya, i love you bae.


Ayo terus vote ya, maaf ya kalp masih belum jelas cerita nya hehehe

LOYALTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang