PART 13

121 4 0
                                    

Ron segera menghampiri Cindy , dan bersimpuh di pinggir ranjang nya menggenggam kedua tangan Cindy yang panas. Sakit apa dia? Kenapa tidak memberi tahu Ron? Gumam nya kesal.

"Cindy, apa yang terjadi? " dia berbicara kepada tubuh Cindy yang sedang tertidur pulas.

"Cindy demam tinggi dari minggu lalu Ron, bunda mencoba untuk menghubungi mu tapi Cindy melarang bunda. Dan dia berkata kalau sudah waktu nya, bunda boleh menghubungi kamu, mungkin sekarang waktu nya, silahkan kamu berbicara bersama Cindy, bunda di depan , kalau ada apa-apa panggil bunda ya nak " jelas bunda sambil berjalan ke arah ruang keluarga.

"Cindy lihat, hasil DNA ini, gue bukan ayah dari anak Gissele, Cindy bangun gue mau bicara sama lu, Cindy please maafin gue " ucap nya dan air mata nya menetes menyentuh punggung tangan Cindy dan mengalir ke jemari nya. Ron memadamkan wajah nya di ranjang Cindy dam menangis disana. Tiba-tiba dia merasakan rambut nya di usap lembut oleh tangan yang di rindukan nya. Ron segera mendongakan kepala nya.

Dilihat nya Cindy sedang tersenyum menatap Ron, dan mengusap kedua pipi Ron yang memerah karena air mata dan basah.

"Hey jagoan, kenapa menangis? " tanya nya dengan suara yang parau.

"Gue sayang sama lu Cin, please beri gue kesempatan lagi, ini lu lihat apa yang gue bawa" Ron bersemangat mengeluarkan secarik kertas dari dalam map berwarna cokelat yang berisikan hasil DNA nya.

"Cindy, Dengarka kesungguhan gue ini, gue mohon, gue janji gak akan gue ulangin lagi kesalahan yang sama " jelas nya Ron sambil membiarkan air mata nya mengalir deras disana.

"Sejak kapan lu jadi puitis dan cengeng begini? Walaupun lu menjadi ayah dari anak itu, gue akan tetap menyayangi lu Ron, gue yakin ko lu akan berusaha buat bikin gue bahagia " jawab Cindy dengan senyuman. Sudah di lukai berkali-kali tetapi Cindy tetap sabar dan tegar menghadapi Ron.

"Cindy" panggil Ron lembut dan mengeluarkan kotak kecil dari dalam saku celana nya berwarna biru gelap, dia segera membuka kotak itu, berisikan kalung berwarna emas putih dan berlian sebagai liontin nya.

"Mau gak lu jadi istri gue? " tanya nya asal. Membuat Cindy tertawa terbahak-bahak

"Bahasa nya harus kaya gitu ya? Gak ada yang lebih sopan sedikit? " ejek Cindy sambil menyilangkan kedua tangan nya di depan dada nya.

" Pricillia Cindy, mau kah anda bersedia menjadi pendamping hidup daku untuk selama nya? " goda Ron sambil menekuk tangan nya di depan perut nya dan membungkuk seperti pelayan yang menghormati tuan nya.

"Daku? Daki keles hahahah " ledek Cindy riang

"Cindy, gue serius " tatapan nya mulai serius dan merajuk.

"Oke oke, saya bersedia, tuan Ron yang tampan " jawab Cindy menggoda sambil mengusap pipi kanan Ron dan mengusap rambut di bagian samping nya. Mengamati setiap sudut wajah Ron.

Ron segera meraih Cindy agar berposisi duduk. Dan meminggirkan rambut nya ke depan kemudia mulai memasangkan kalung di leher nya. Di kecup nya bahu Cindy menggoda. Dan memeluk nya dari belakang.

"I love you Cin " bisik nya

" i love you too Ron. " jawab Cindy. Dan di kecup nya puncak kepala Cindy dari belakang.

LOYALTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang