2.3K 279 14
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[161020]

Present...
.
.
.
.
.

🐯🐥🐰
.
.
.
.
.

Bandara Incheon

Jimin mendengus sebal. Dia sudah duduk menunggu di kursi ini selama satu jam. Rahangnya sudah pegal mengunyah permen karet dan telinganya kebas tersambung dengan earphone. Dia sudah bosan menunggu, tetapi yang ditunggu tak kunjung muncul. Jimin mengeluarkan ponselnya, melihat foto yang diberikan Taehyung kemarin.

"Siapa ya nama orang ini? Jong.....Jeon Kook....astaga! Aku sama sekali tak mengingatnya!" decak Jimin mengembungkan pipinya kesal. Sifat pelupanya memang sudah kelewatan.

"Huh, memangnya aku peduli dengan namanya!" gumamnya lagi, masih kesal karena sudah hampir menjadi patung di bangku bandara. Ia melesakkan ponselnya ke dalam tas dengan kasar. Disetelnya pemutar musik dengan volume full, memutuskan untuk lebih berkonsentrasi menikmati lagu kesukaannya.

"Kau Park Jimin?"

Samar-samar Jimin mendengar namanya disebut. Jika tidak menyadari ada sesosok pria berdiri tepat di depannya mungkin ia tak akan yakin bahwa namanyalah yang dipanggil. Pria itu tinggi menjulang. Butuh beberapa detik sampai Jimin berhasil mencapai ujung kepala pria di depannya ini. Kepala Jimin mendongak dan tubuhnya nyaris terjungkal ke belakang.

Tampan.

Satu kata yang mendeskripsikan bagaimana rupa pria itu. Rahang tegas, bibir tipis, hidung bangir, serta rambut berwarna hitam dengan tatanan medium hair menambah kadar ketampanannya berlipat ganda. Oh! Dan jangan lupakan lengan kekar yang berada di masing-masing sisi tubuhnya dan kacamata hitam yang bertengger di atas hidungnya. Terkesan sangat misterius. Perfect! Jika dibandingkan dengan Taehyung, kekasihnya pria di depannya ini jauh lebih tampan dan er....sexy.

Karena Jimin tak mengatakan sesuatu, pria itu melepas kacamatanya. Tatapan matanya tajam seolah dari tatapannya saja Jimin sudah merasa kepalanya seperti dilubangi. Konyol memang tapi itulah kenyataannya. Sorot mata itu sama sekali tidak bersahabat, tetapi benar-benar mengunci pandangan Jimin.

Otak Jimin kosong ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari mata pria itu. Jimin merasakan dentuman keras menghantam dadanya dan tiba-tiba saja persediaan oksigennya seperti dihisap habis. Paru-parunya mendadak kesulitan untuk memompa udara. Dia tidak tahu harus melakukan apa. Mendadak otaknya tak berfungsi. Jimin hanya tahu bahwa tampangnya pasti terlihat sangat bodoh dan konyol.

Benar juga, pria ini kan tadi memanggil namanya. Memangnya siapa dia?

🐥🐰

Pesawatnya baru saja mendarat di Korea. Pria itu berjalan santai dengan membawa satu tas yang menggantung di punggungnya. Kacamata hitamnya masih terpasang. Dia memerlukan itu untuk menutupi matanya yang sedikit bermasalah karena masalah pribadinya. Kemeja berwarna hitam dengan lengan kemeja yang digulung hingga siku menampilkan otot-otot lengannya yang menonjol, celana jeans hitam, serta sepatu pantofel berwarna senada, membuat kesan misterius dan sexy nya berlipat ganda. Sepanjang ia berjalan, entah berapa banyak gadis atau pihak bawah yang menoleh dan tampak memperhatikannya terang-terangan.

Because It's You [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang