이십

1.5K 194 3
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[271220]

Present...

.

.

.

.

.

🐯🐥🐰

.

.

.

.

.

Satu bulan kemudian.

"Kau masih belum tidur?"

Jimin memutar knop pintu kamar yang selama ini digunakan Jungkook. Beberapa waktu lalu dia meminta pria kelinci itu tinggal disana untuk menemaninya. Ayah dan Ibunya telah kembali ke Jepang untuk melanjutkan pengobatan Ayahnya. Jungkook sama sekali tidak keberatan.

Pria tampan itu juga tidak menginap di rumahnya setiap hari, hanya pada hari-hari tertentu saat langit menunjukkan tanda-tanda akan hujan pada malam hari. Jimin paling takut pada petir dan hujan pada tengah malam.

Jungkook mendongakkan wajahnya yang sebelumnya sedang mengarah pada layar laptop. Dia tersenyum kecil kemudian menyalakan lampu tidur yang terletak di atas nakas sebelah tempat tidurnya.

"Kenapa tidak masuk?"

Jimin memilin ujung piyama biru navy yang kebesaran di tubuhnya kemudian memutuskan untuk menggerakkan kaki mungilnya masuk dan menutup pintu pelan. Jungkook menggigit pipi dalamnya melihat betapa menggemaskannya sosok mungil yang sedang menghampirinya ini. Piyama kebesaran saking kebesarannya hanya ujung jari-jari tangan dan kakinya saja yang terlihat, pipi tembam, mata sipit, hidung mungil, oh dan jangan lupakan bibir tebalnya yang semerah cerry itu sedikit menggerucut. Ingin rasanya Jungkook menyeret Jimin ke ranjangnya dan memakan habis dirinya hingga fajar menyingsing. Jungkook menggelengkan kepalanya dan terkekeh lirih dengan pemikiran mesum otaknya.

Jimin bisa melihat Jungkook yang menutup laptopnya kemudian menyingkirkan benda itu dari atas ranjangnya.

"Ada apa?" tanya Jungkook, dia menepuk sisi ranjang setelah bergeser sedikit ke kiri, memberi tempat kepada Jimin untuk duduk disana.

Jimin menggeleng, "Kau sendiri, kenapa belum tidur?"

"Masih ada beberapa pekerjaan yang belum kuselesaikan"

Jimin menguap kecil lalu menggosok mata kanannya yang membuat Jungkook lagi-lagi harus menahan hormon sialan yang terus terngiang di otaknya.

"Lalu, apa kedatanganku mengganggumu? Kau bisa melanjutkannya. Ah, aku akan kembali ke kamar sekarang juga kalau begitu" ucapnya setengah enggan karena dia memang sengaja mengunjungi kamar Jungkook. Hujan yang bercampur dengan petir membuatnya ketakutan dan sulit memejamkan matanya.

"Tidak. Kau bisa disini kapanpun kau mau" kata Jungkook cepat, ia tersenyum lalu membaringkan kepalanya dengan tangan kanan yang dilipat ke belakang kepala sebagai bantal. "Aku akan menceritakan sesuatu padamu"

Because It's You [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang