하나

5.8K 321 8
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[141020]

Present...
.
.
.
.
.

🐯🐥🐰
.
.
.
.
.

Seoul, Korea Selatan

Pemuda mungil itu menggeliat pelan, menggeser posisi kepalanya ke atas bantal berwarna kuning berbentuk kepala anak anjing yang menggemaskan. Mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya membuka kelopak matanya secara perlahan. Menghela nafas perlahan dengan satu tarikan panjang. Sepertinya persediaan oksigen di paru-parunya terkuras habis. Menggerucutkan bibir tebal semerah cherry itu dan menggerutu tidak jelas ketika merasakan sinar matahari yang tajam menerpa tepat di wajah cantiknya. Sungguh, jika ini bukan hari Senin, dia pasti sudah merebahkan kembali kepalanya ke bantal dan melanjutkan tidurnya.

Pemuda mungil itu paling tidak suka dengan hari Senin!

Park Jimin -nama pemuda mungil itu- menyibakkan selimutnya. Ia menunggu beberapa menit sampai seluruh nyawanya terkumpul sempurna, kemudian baru bangun lalu duduk melipat kedua kakinya di atas kasur. Kedua matanya masih sesekali menutup lalu berusaha dibuka kembali dengan paksa.

Jimin mendengus saat melihat jarum pada jam bekernya yang menunjukkan pukul sembilan. Mengabaikan kenyataan bahwa ia harus segera membersihkan diri dan berangkat ke kantor. Astaga! Bagaimana bisa setenang itu? Ia bangun kesiangan pada hari Senin dan masih saja berleha-leha, sementara waktu untuk kerjanya adalah pukul delapan!

Ah, memangnya dia peduli? Pemilik perusahaan tempatnya bekerja itu kan kekasihnya, jadi mana mungkin kekasihnya itu akan memberikan skors atau bahkan memotong gajinya? Jimin bahkan nyaris selalu berangkat tidak tepat waktu dan kekasihnya sama sekali tidak pernah memberikan ultimatum.

“Kau sudah bangun?”

Jimin mendongakkan kepalanya menatap si pemilik suara bariton yang entah kenapa di telinganya terdengar sangat sexy dan manly. Seorang pria tengah berdiri di depan pintu kamarnya dengan kedua tangan terlipat di depan dada ditambah sesungging senyum kotaknya yang membuat kadar ketampanannya semakin berlipat ganda. Jimin sudah cukup terbiasa dengan kehadiran pria itu yang sering muncul di depan kamarnya secara tiba-tiba ketika ia bangun tidur. Pria itu -kekasihnya- memang selalu seperti ini jika ia belum berangkat ke kantor pada waktu yang seharusnya. Sekedar mengecek apakah Jimin memang masih tidur atau terjadi sesuatu yang kurang menyenangkan. Seperti dia sudah berangkat kerja lalu mengalami sesuatu yang buruk di perjalanan. Yah….mengingat pemuda mungil ini cerobohnya memang sudah kronis.

Jimin membalas senyum kekasihnya seraya menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Dia tidak tahu seperti apa wajahnya saat bangun tidur, tetapi yang jelas selama lima tahun menjalin kasih dengan pria itu dia tidak pernah mendengar keluhan tentang penampilannya saat bangun tidur. Ia belum pernah mendengar kekasihnya mengomentari rambutnya yang menyerupai singa atau sisa air liur yang membekas di sudut bibirnya.

Ah, apa kekasihnya itu terlalu mencintainya sampai-sampai tidak tega mengeluarkan kata-kata ejekan kepadanya? Entahlah, kekasihnya itu sepertinya tipe pria paling diinginkan oleh semua orang di dunia ini. Tampan. Kaya. Manis. Pintar. Tinggi. Dan jangan lupakan tubuh atletisnya yang sangat sexy. Sangat menjaga perasaannya. Dan, sederet kosakata positif lain masih mengantri untuk pria itu. Sedetik kemudian, pria itu berjalan ke arah Jimin dengan satu tangan dibenamkan ke dalam saku celana kantornya.

Because It's You [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang