So enjoy^^
Hali POV.
Dingin, tangannya mulai dingin,nafasnya mulai tersengah-sengah,darahnya terus mengalir dari tubuhnya,bajuku dan bajunya sudah penuh dengan darah tapi aku tidak memperdulikannya.
Sekarang dia sedang menatapku dengan tatapan sayu,matanya mungkin sedikit lagi akan menutup dan sudah tidak ada harapan lagi di matanya.
Tanganku sudah penuh dengan noda merah,air mataku tidak bisa berhenti menetes sama halnya dengan saudaraku yang lain.
Sekarang aku sedang menampahnya tak lupa aku mempererat pelukanku kepadanya dan mulai berbisik.
"Kau tidak boleh mati"-ucapku sembari terus mempererat pelukanku.
Lantas dia hanya tersenyum sedu dan kemudian memegang wajahku dan kemudian menatap kearah saudaraku yang lain.
"A..ku a..ada satu permintaan..."ucapnya sambil memegang perutnya yang sudah kotor karena noda merah,lantas semua saudaraku menggelengkan kepalanya.
"Ti..dak,aku mohon jangan mati"ucap salah satu adikku yaitu Taufan,dia tidak berhenti menangis dari tadi sembari mengelus adikku yang sedang aku tampah.
"Kami mohon kak,tolong maafkan kami...hiks...hiks...kak...aku mohon jangan mati..."menurutku ucapan itu tidak berguna lagi.
Kemudian dia terbatuk darah,dan mulai menatap sayu kepada saudaraku,"a..ku mohon...tolong nyanyikan aku lagu tidur...aku... ngantuk"ucapnya sambil mengelus wajahku tak lupa senyumanya masih terpampang jelas di wajahnya.
"Hiks...kakak jangan tidur...hiks...kakak nggk boleh tidur...hiks...hiks..."
"Aku mohon kak... jangan tidur...."
"Gem...kami tidak ingin kau mati,aku mohon teruslah buka matamu"
"Ta...ta..tapi gem ngantuk...gem... mau tidur... tolong nyanyikan aku lagu tidur yah,aku mohon...."setetes demi setetes air mataku mulai jatuh,dan aku mulai terhisak kembali.
"Ta..tapi--"
"Aku akan menyanyikan lagu tidur untukmu gem"ucapku sembari mengelus kepala adikku dan mulai mengecupnya.
Ambilkan bulan Bu
Ambilkan bulan Bu
Yang selalu bersinar di langitDilangit...
Adikku mulai mengikutiku untuk menyanyikan lagu itu,walau sedang terhisak
Bulan menderang cahayanya sampai kebintang
Ambilkan bulan Bu
Untuk menderangi
Tidurku yang lelap di malam gelap...Tepat bait terakhir lagu itu, adikku menutup matanya tanpa melunturkan senyumannya,aku mengecup dahinya dan mulai terhisak kembali.
"Ha!!!!gempa maafkan aku!!hiks...haaaa!!!!!"tangisku pecah saat hembusan terakhir nafasnya,adikku mulai menangis kembali.
Semua adikku mendekat kearah gempa yang sudah tak bernyawa itu dan kemudian memeluknya tak peduli baju mereka yang sudah kotor karena darah,hujan malam yang di penuhi oleh bintang akhirnya turun membasahi tubuh kami.
Menyesal saja sudah tidak ada gunanya,dia sudah pergi,pergi jauh dari kami dia pergi tanpa melepaskan senyuman hangatnya itu mungkin suatu hari nanti kami akan merindukannya.
Ucapannya, pelukannya,sikapnya mungkin kami tidak akan pernah bertemu dengan orang seperti dia,andai saja waktu itu kami mempercayainya,andai saja waktu itu kami memihaknya,andai saja andai saja andai saja aku tidak memarahinya,mungkin ini tidak akan pernah terjadi.
"GEMPAAAAAAAAAAA!!!!!!"
Hujan terus mengguyur tubuh kami bahkan darah dari tubuh gempa mulai mengalir bersama air hujan,air mata kami turut mengalir dengan air hujan itu,hanya satu kata yang bisa kau katakan padanya.
"Semoga kau mimpi indah gem,aku menyayangimu"
Tamat~
Garing:'(
Jangan lupa vote and follow yah,babay see you next story^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Spesial [Boboiboy Gempa][C]√
Short StoryCerita ini bersifat random,jadi dalam satu buku ini bisa bermuat cerita acak mulai dari sad ending horor dan lain sebagainya. Cerita ini bersifat on shot,dan slow update. Karakter yang menonjol disini adalah Boboiboy gempa dan karakter lainnya hanya...