Satu

11K 868 78
                                    

Abaikan typo. Mohon maklum tulisannya amburadul.

#efek 4 bulan berhenti menulis. 🤣🤣🤣
.
.
.
.
.
.
.
.

Kalula tengah bergaya di depan kamera. Hari ini ia sedang menjalani pemotretan untuk endorse busana merek terkenal.

Sebagai seorang brand ambasador, Kalula pun bekerja dengan sebaik mungkin. Matanya tajam menatap kamera dan dengan luwes ia bergaya serta berekspresi sesuai arahan pengarah gaya.

Kalula begitu menikmati acara pemotretan tersebut, apalagi busana indah yang melekat ditubuhnya itu membuatnya semakin percaya diri karena terlihat sangat cantik dan seksi.

Konsentrasi Kalula sedikit pecah ketika tak sengaja matanya bersirobok pandang dengan sosok asistennya. Wanita berusia lebih muda dari Kalula yang sudah tiga tahun ini setia mendampinginya bekerja itu terlihat gelisah. Bibir dan matanya bergerak - gerak mencoba menyampaikan kode morse ke arah Kalula.

Karena tidak ingin mempengaruhi kinerjanya, Kalula pun meminta jeda sebentar untuk menemui asistennya.

"Oke, sepuluh menit!" ucap si fotografer. Sambil menunggu sang model siap untuk difoto, ia mengecek kembali hasil jepretannya.

"Kamu kenapa, sih?" tanya Kalula menegur Diana. Padahal ia selalu meminta asistennya itu untuk tidak mengganggu konsentrasinya saat sedang berpose di depan kamera.

"Barusan ibu menelpon, katanya bapak terkena serangan jantung dan dibawa ke rumah sakit," lapor Diana dengan wajah panik.

Hati Kalula mencelos, firasat buruk segera menguasai pikirannya. Penyakit jantung ayahnya jarang sekali kambuh, pasti telah terjadi sesuatu yang membuat ayahnya terkena serangan jantung.

"Tolong pantau terus kondisi ayahku! Aku selesaikan pemotretan lebih dulu!" perintah Kalula.
Sebagai seorang model ia dituntut untuk profesional demi kariernya. Apalagi di luar sana banyak sekali saingan yang akan dengan mudah menggeser posisinya. Kalula belum siap kehilangan popularitas dan karier yang telah ia rintis sejak masih duduk di bangku SMA.

Kalula berusaha untuk tetap fokus mengikuti intruksi pengarah gaya. Entah mengapa waktu bergulir sangat lama. Hal terberat bagi Kalula adalah menahan kesabaran. Saat ini profesionalitasnya sedang di uji.
Bukan hal yang mudah untuk mencapai posisinya seperti saat ini. Sejak masih belia ia rajin mengikuti acara beauty peagent. Ditunjang postur tubuh yang tinggi semampai dan kecantikan warisan neneknya yang masih berdarah Belanda, Kalula berhasil menjadi salah satu finalis kontes kecantikkan. Sayangnya dewi fortuna belum mengijinkan dirinya menjadi pemenang, namun kemolekkan tubuh dan kecantikkan wajahnya berhasil membuat salah satu juri yang memiliki bisnis kosmetik mengontraknya menjadi seorang model.

Begitu pengarah gaya memberi tahu jika acara pemotretan telah selesai, Kalula segera menuju ruang ganti. Ia tidak sempat menghapus riasannya. Kemudian dengan langkah setengah berlari, Kalula meraih tasnya dan menuju ke tempat parkir studio pemotretan.

Untunglah sopir dan asisten sudah siap. Begitu Kalula berada di dalam mobil, sang sopir segera melajukan mobil menuju ke rumah sakit.

Selama dalam perjalan, Kalula berusaha menghubungi ibunya. Namun sayangnya tidak mendapat respon.

"Ya Tuhan, semoga ayahku baik - baik saja"

*****

Brian baru saja selesai melakukan work out ketika asistennya datang untuk melaporkan tugasnya.

Sambil berkalung handuk, Brian mendengarkan pak Santoso yang bersama teamnya berhasil membuat harga saham PT Putri Tunggal terjun bebas. Brian mengangguk puas ketika kelangsungan hidup perusahaan tersebut berada di ujung tanduk.

"Tawarkan pada mereka untuk menjual pada perusahaan kita. Lalu beri harga serendah mungkin!" ucap Brian sambil mengangkat tangan kanan pertanda pembicaraan mereka telah selesai.

Pak Santoso membungkukkan badan sebelum meninggalkan Brian. Sepeninggal sang asisten, Brian mengambil sebotol air mineral dari atas meja. Ia minum sambil menatap pemandangan dari jendela kaca apartemennya.

Brian menikmati setiap tegukan air yang membasahi kerongkongannya. Setelah air di dalam botol tandas, Brian pun meremas dan melemparnya ke dalam tempat sampah.

"Sebentar lagi tujuanku akan tercapai," gumam Brian sambil tersenyum licik.

"Setelah ini kamu akan tahu rasanya dilecehkan dan di injak - injak harga dirinya, Kalula!"

Brian bergegas menuju ke kamar mandi. Ia lepaskan semua pakaiannya dan berdiri menantang di depan cermin besar yang terpasang di kamar mandinya yang luas dan mewah. Ia tersenyum puas melihat pahatan tubuhnya yang atletis hasil work out dan diet ketatnya selama bertahun - tahun. Brian si babi gendut telah berubah menjadi lelaki paling seksi. Jika dahulu banyak wanita yang mencemo'ohnya, kini banyak wanita yang mendesah penuh damba menikmati hujamannya. Namun diantara banyak wanita yang tergila - gila padanya, seorang Brian tidak akan puas sebelum berhasil membuat Kalula menyerah dalam kekuasaannya.

"Semoga kamu tidak akan lupa padaku, Kalula!"

*****

Kalula tiba di rumah sakit disambut oleh sang ibu. "Bagaimana keadaan ayah?" Kalula tidak dapat menyembunyikan kecemasan ketika melihat wajah sedih ibunya.

"Ayahmu baru saja selesai mendapat penanganan dari dokter."

"Mengapa ayah bisa terkena serangan jantung, Bu?" tanya Kalula sambil memapah tubuh sang ibu untuk duduk di ruang tunggu.

"Ayahmu mendapat kabar jika harga saham perusahaan kita anjlok. Sebelumnya banyak rekan yang beramai - ramai menarik saham mereka untuk dipindah ke perusahaan lain. Katanya deviden yang mereka tawarkan lebih tinggi. Ayahmu kaget, Nak. Teman - teman yang selama ini mendukung, kini berbalik meninggalkannya," curhat sang ibu sambil terisak.

Kalula sangat paham dengan kondisi perusahaan milik ayahnya. Itu artinya nasib ribuan karyawan yang selama ini bekerja pada ayahnya akan terkena dampak.

Kebingungan mereka semakin bertambah ketika asisten kepercayaan sang ayah datang untuk memberitahu jika ada pengusaha yang berniat untuk membeli saham perusahaan mereka.

"Berapa yang mereka tawarkan kepada kita?"

"Duapuluh lima persen," jawab si asisten dengan wajah pasrah.

Tangan Kalula terkepal karena amarah. Si pengusaha yang hendak membeli perusahaan ayahnya benar - benar tidak memiliki hati nurani. Bisa - bisanya memanfaatkan kesempatan dalam penderitaan orang lain.

"Enam puluh persen dari harga saham. Jika tidak aku akan mencari pembeli lain yang lebih kompeten!"

"Masalahnya tidak ada perusahaan lain yang berminat dengan perusahaan kita selain beliau ini, Mbak Lula."

"Kalau begitu tolong buatkan janji bertemu dengan si bangsat itu!" perintah Lula pada asisten ayahnya.

TBC

'Give Up' mewakili perasaanku yang.
1. menyerah pen berhenti menulis.
2. menyerah ngikut arus dengan menulis cerita yang genrenya tidak kusukai. 🤣🤣🤣🤣 yang udah paham pasti bisa menebak alurnya.
3. menyerah untuk tetep nulis adegan mature yang malah makin parah gwelaaa... gara - gara di apl sebelah ceritaku di sensor.

Sambil menunggu chapter 23 Mas Janu dan Citra dapat 1k votes ya.

Betewe aku sedang kesal, Mas Jajan udah ada versi bajakannya. untuk readersku, jangan beli yang versi bajakan ya. Atau aku menyerah dan berhenti menulis. 😭😭😭

Give Up (TAMAT) Unpub SebagianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang