Rahwana mengernyitkan keningnya bingung. Sekali lagi, Rahwana melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah pukul 7 pagi , dan ia tidak salah lihat.
Tapi, tumben? Apartemen terasa sepi, dan sunyi. Biasanya di pagi hari, hampir setiap harinya , di saat ia datang berkunjung kemari.
Wanita itu... Wanita itu dengan anaknya pasti sedang duduk di sofa. Wanita itu sedang menyusu anaknya sambil menonton film kartun yang ada dalam televisi.
Tapi, sofa terlihat rapi, dan bersih. Tidak tersentuh, dan terasa dingin di saat Rahwana menyentuhnya.
Tidak ada sisa snack yang biasanya wajib ada di atas meja atau di atas sofa sisa ngemil wanita itu yang nafsu makannya meningkat drastis setelah melahirkan, dan mengeluh sering lapar di tengah malam, membuat Rahwana membeli bahkan 3 troli jajanan untuk wanita itu.
Tidak ada perlengkapan bedak, dan minyak kayuputih yang biasanya akan tergeletak begitu saja di atas meja. Tidak ada kasur lipat juga yang di gelar di depan televisi.
Tidak ada harum, dan aroma makanan, dan masakan yang wanita itu masak pagi ini.
Kemana wanita itu?
Dengan jantung yang mulai berdegup dengan laju yang tidak normal di dalam sana. Dan dengan langkah lebar. Rahwana berjalan menuju kamar yang menjadi kamar tidur Shera selama 13 bulan Shera ia kurung, dan sembunyikan di sini.
Dan Rahwana sudah berada tepat di depan pintu kamar tidur Shera yang menjadi kamar tidurnya juga di saat ia aktif menginap di saat wanita itu hamil beberapa bulan yang lalu.
"Sial!"Umpat Rahwana lirih di saat tangannya siap untuk membuka pintu, jantungnya di dalam sana seakan ingin meloncat keluar dari rongganya, dan debaran jantungnya semakin menggila di saat Rahwana mendengar ada rengekan kecil yang berasal dari dalam kamar.
"Gyan..."Bisik Rahwana dengan raut cemas bercampur raut dingin, dan tanpa membuang waktu. Dengan kasar Rahwana membuka pintu kamar lebar, dan langsung berjalan menuju box bayi yang mereka letakan tepat di depan ranjang. Tapi, tidak ada anaknya di dalam box bayi.
Dan Rahwana menarik kedua matanya dari box bayi, dan melihat kearah ranjang besar yang ada tepat di depannya.
Hembusan nafas panjang yang terdengar lega, terdengar nyaring dalam kamar yang luas , dan hening itu. Tanpa melirik kearah Shera sedikitpun.
Rahwana langsung mengambil tubuh mungil anaknya yang sudah bangun. Anaknya yang baru berumur 2 bulan terlihat risih tapi tidak juga menangis. Hanya merengek kecil di saat Rahwana berada di ambang pintu tadi.
"Shit!"Umpat Rahwana lagi dengan nada pelannya di saat Rahwana merasa popok anaknya basah, dan bau tak sedap langsung menusuk indera penciumnya saat ini
Ahhh, popok anaknya sudah penuh, dan dengan tatapan yang sangat tajam, dan dingin Rahwana sontak menatap kearah Shera untuk pertama kalinya pagi ini.
Shera... Shera yang masih terlelap membuat dada Rahwana langsung di penuhi oleh amarah yang besar, dan jantungnya semakin berdebar liar karena amarah. Tapi, hanya seperkian detik saja amarah Rahwana bahkan berada di atas puncak, karena di saat Rahwana menelusuri tubuh berisi Shera dari ujung kaki sampai ujung kepala wanita muda itu. Shera...Shera memakai daster yang kainnya sangat tipis, lengan pendek, dan juga tersingkap hingga di atas perut wanita itu. Dan juga... dua kancing daster Shera terlepas memperlihatkan kedua d4d* Shera yang sangat besar, dan berisi.
Rahwana yang dalam sekejap sudah berada tepat di samping Shera. Menarik tangannya yang siap untuk membangunkan Shera dengan kasar. Karena berani sekali wanita itu menelantarkan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shera
RomanceShera maupun Tante Shera yang akan membesarkan, dan tinggal dengan Shera di kota setelah kedua orang tua Shera meninggal karena kecelakaan kerja di kampung. Merasa menyesal. Terlebih Shera yang seribu kali lipat menyesali kenapa Tante Tania menyu...