4

22K 1.1K 170
                                    


Maaf banyak typo

Mendengar pintu kamar mandi yang di buka, Rahwana yang menatap dengan tatapan yang sangat dalam, dan dalam diam pada wajah menggemaskan anaknya sedari tadi. Sontak menatap kearah kamar mandi, tapi sial!

Hanya seperkian detik, Rahwana berani, dan mampu menatap kearah kamar mandi sana. Lebih tepatnya kearah ambang pintu di mana ada Shera yang sedang berdiri dengan kikuk, dan wajah memerah, dan memeluk kedua dad4nya erat , dan sialnya Shera hanya mengenakan handuk di atas lutut.

Handuk warna merah membuat sesuatu yang ada dalam diri Rahwana aktif, dan merespon dengan cepat godaan yang di berikan oleh Shera saat ini, dan banyak maaf. Kali ini Rahwana akan belajar menahan dirinya sebisa mungkin. Tidak boleh! Ia tidak boleh menyentuh Shera lagi. Tadi adalah hubungan intim yang teakhir kali yang ia lakukan dengan Shera. Ia sudah berjanji pada---, ah intinya Rahwana tidak boleh berhubungan  dengan Shera lagi!

Menarik nafas panjang, lalu di hembuskan dengan perlahan. Berkali-kali di lakukan Rahwana agar aliran darahnya yang bergerak dengan cepat menuju, dan berkumpul di titik sensitifnya di bawah sana bisa mereda bahkan harus menghilang kalua bisa, dan untung saja dalam waktu sekitar 10 detik. Rahwana sudah mampu mengontrol dirinya yang bagai laki-laki jalang, dan murahan karena ia akan bergairah karena hal sepele yang ia lihat, dan dapatkan dari gadis ingusan yang sudah ia perawani 13 bulan yang lalu.

Dan sial! Shera masih bagai anak hilang akal, dan bodoh. Masih berdiri kikuk dengan penampilan tak senonok yang membuat Rahwana bergaiarah di ambang pintu sana.

"Tanpa kamu menggodaku, aku sudah tergoda. Tubuhmu mengalahkan tubuh-tubuh pela*ur yang pernah aku temui , dan lihat sebelumnya,"

"Tapi, maaf. Walau aku tergoda. Kali ini, aku tidak akan menyentuhmu,  Shera...."Ucap Rahwana dengan nada, dan raut seriusnya.

Shera? Kedua matanya dalam sekejap sudah berkaca-kaca. Di katai , dan di bandingi dengan pelacur membuat hati Shera sangat sesak saat ini. Sakit sekali hatinya di dalam sana.

"Cepat. Pakai bajumu. Aku harus ke apotik untuk membli Pil Kb unt----,"

Bruk

Ucapan Rahwana di potong telak oleh bantingan pintu yang di banting dengan sangat kuat oleh Shera membuat Rahwana shock, dan menatap tak percaya kearah pintu yang sudah menelan tubuh Shera.

Sejak kapan gadis ingusan itu berani, dan terlihat seperti merajuk padanya saat ini?

Padahal, tanpa Rahwana tahu. Shera berani padanya. karena hormon kehamilannya.....

****

Rahwana menatap Shera dingin. Bagaimana tidak. Bocah ingusan yang ada di depannya saat ini mengenakan baju kotor. Terlihat kusut, dan ada sisa muntahan bayi yang warna putih di depan dadanya.

"Kenapa memakai baju kotor?"Desis Rahwana dingin.

Dan Shera? Sedang menunduk dalam saat ini, membuat Rahwana marah sekaligus kesal. Mana keberanian gadis ingusan yang dimilikinya tadi?

"Kenapa memakai baju kotor?"Desis Rahwana lagi dengan nada yang semakin dingin.

Tapi, sialnya Shera masih diam.

Gemas sekaligus menahan rasa marah yang besar. Rahwana meletakkan cepat bayinya ke dalam box bayi, dan untung saja anaknya Gyan sudah tidur saat ini.

Dan Rahwana dalam sekejap setelah anaknya sudah tidak ada dalam gendongannya. Mendekati Shera, dan merangkum dagu Shera kuat membuat Shera yang nenunduk seketika terangkat pandangannya, dan sedang saling menatap dengan tatapan sangat dalam, dan dalam diam dengan Rahwana saat ini.

Rahwana dengan tatapan tajam, dan dinginnya. Shera dengan tatapan kosongnya.

"Aku... Aku lupa bawa baju ke dala------,"

"Terserah. Kamu harus mandi lagi nanti. Peduli setan kamu mandi, dan tidak ada yang menjaga Gyan nantinya."

"Aku tidak ingin anakku sakit karena baju kotor yang sedang kamu kenakan saat ini. "Ucap Rahwana dengan nada, raut tidak main-mainnya membuat Shera dengan cepat menanggukan kepalanya paham.

Shera sudah terbiasa. Masak, bersihkan rumah, menjaga, dan merawat anaknya, semua Shera lakukan seorang diri. Tidak ada yang boleh masuk ke dalam apartement ini. Dua orang yang pernah masuk. Ada.

Pertama Bu Bidan yang mengontrol, dan memeriksa serta membantu kelahiran Gyan, dan juga seorang wanita parubaya yang akan membawa stok makanan kemari. Sudah 13 bulan juga Shera tidak pernah melihat dunia luar.

"Mandi selagi Gyan sedang tidur. Aku ke apotik dulu membeli pil Kb untuk kamu minum karena aku tidak mau kamu hamil lagi, Shera. Hanya Gyan yang aku butuhkan, dan inginkan..."Ucap Rahwana dengan nada penuh penekanan yang tidak di dengar oleh Shera sedikitpun.

Dan tanpa menunggu jawaban, dan balasan dari Shera. Rahwana dengan cepat membalikkan badannya, dan melangkah lebar, dn terburu. Sial! Sudah 40 menit berlalu setelah ia menembakkan benihnya ke dalam rahim Shera. Dan sialanya ia lupa. Shera tidak ada persiapan pil kb untuk after atau before melakukan hubungan intim. Selama 13 bulan kecuali di saat ia memerawani Shera sekali itu saja ia tidak memakai kondom, dan tek... sekali hubungan intim Shera langsung hamil anaknya, dan setelah itu... ia ... ia mengenakan kondom apabila meniduri Shera...

Dan agar benihnya tidak menjadi janin. Nanti, setelah ia pulang dari apotek yang ada di depan apartemen ini. Shera harus meminum 3 tablet pil kb sekalipun agar beninhnya tidak menjadi janin.


Tbc !

SheraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang