10. Bahagiaku, kamu.

11.6K 1.9K 694
                                    

Hallo Retos? Kangen ga sama Farren dan Samara? coba seberapa kangen kalian?

Absen yuk sesuai zodiak kalian 😍

Hal Indah Butuh Waktu Untuk Datang - Brigita

Selamat membaca Retos 💜

"Sebuah rasa bila diasah akan tajam menjadi sebuah cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebuah rasa bila diasah akan tajam menjadi sebuah cinta."

***

"Siapa si cewek tadi?" tanya Gibran.

Acara sudah selesai, dan anak inti SKELETOS sedang berada di BASKEL. Mereka menunggu sang Bos kembali. Untuk apa mereka menunggu? Jelas untuk mengintrogasi Farren. Mereka merasa dikhianati oleh Farren, bisa-bisanya dia mempunyai pacar tapi tidak memberitahu anggotanya.

"Gue kira ya, si Bos homo beneran," ujar Alfha yang langsung dipukul oleh Gara.

"Farren denger bisa abis lu, Al."

"Anak Kencana bukan, si?" tanya Banu, dia juga penarasan. Ini akan menjadi sejarah SKELETOS, karena sang ketua sudah menemukan pujaan hatinya.

Gibran menggeleng, sebagai pakar cewek di Kencana, dia tak pernah menemukan wajah-wajah itu. "Bukan, gue gak pernah liat. Kalo pun iya ada, pasti Elea sama Shaq udah labrak abis-abisan cewek itu."

"Lah kenapa?" tanya Gara.

"Karena dia cantik, lo tau kan adiknya si Bos paling gak suka ada cewek cantik di Kencana. Apalagi sepupunya, si Shaq. Sebelas dua belas deh sama Elea."

Gara mengangguk paham, dia ingat sewaktu Elea membully murid baru karena dirasa wajahnya cantik dan terlebih gadis itu selalu dekat-dekat dengan Janu. "Elea tuh, cantik tapi garang."

"Dih kok jadi ngomongin Elea, sih? Balik ke laptop, kita lagi ngomongin cewek yang sama si Bos." ujar Gibran.

Alfha mengangguk setuju. "Iya, kita harus omongin Si Bos. Udah gitu ceweknya pake acara panggil Yasa lagi. Setahu gue, nama itu buat orang pilihannya."

"Dan berarti itu orang pilihan si Bos," tambah Gibran, dapat anggukan dari Banu.

Tak lama, lelaki tinggi dengan setelah jas datang menghampiri teman-temannya yang sedang duduk di ruang tengah BASKEL.

Lelaki itu duduk di kursi pijatnya, lalu menyalakannya. Dia memasang earphone dan di setelnya musik sekeras mungkin. Farren tau teman-temannya akan bertanya banyak hal, dan Farren tak mau membahasnya.

"Bos, elah. Tanggung jawab dulu, kita penasaran, nih!" seru Alfha kesal, sudah lama menunggu tapi Farren malah seperti ini.

"Udah, Al." Gara menggantikan aksi Alfha yang memaksa Farren untuk bercerita.

"Kalo Farren gak mau cerita, ya dia gak mau cerita. Nanti juga kalo sadar dia cerita sendiri tanpa lo minta." ujar Gara, memang Gara lah orang yang paling mengerti. Lagian bila dipaksa Farren akan semakin tidak mau bercerita.

IndestructibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang